Chapter 16

2.3K 205 10
                                    

Kring... Kring... Kring...

Jam weker yang ada diatas lemari kecil samping tempat tidur membangunkanku dari mimpi indahku, lalu aku segera bangkit dari tempat tidurku, dan melakukan ritual pagi hariku. Setelah selesai aku bergegas keluar kamar untuk berangkat ke sekolah.

Aku hari ini sepertinya kesiangan, karena sampai larut malam aku saling mengirim pesan dengan Nick, yang tiba-tiba jadi romantis semalam. Nick sudah mengirim pesan, bahwa dia sudah berada didepan rumah sekarang. Saat aku mau berpamitan kepada Paman dan Bibiku yang bangun pagi hari ini, dan tidak biasanya membuat sarapan untukku. Karena biasanya akulah yang membuat sarapan untuk mereka sekalian untukku juga.

*****

Author's POV

Namun hari ini Ara tidak bisa membuat kan sarapan seperti biasanya, karena dia bangun kesiangan. Tetapi saat dia mau berpamitan untuk kesekolah kepada Paman dan Bibinya yang bangun pagi dan membuat sarapan tidak seperti biasanya. Kedua manusia yang tidak lah baik seperti yang gadis itu pikirkan, memintanya untuk memakan sarapan yang telah mereka tambahkan racun.

Tapi keberuntungan sepertinya masih menaungi gadis manis berlesung pipi itu, dia menolak dengan lembut kepada dua manusia yang dipanggilnya Bibi dan Paman tersebut. Sebab dia buru-buru harus berangkat kesekolah, dan dia selamat untuk yang kedua kalinya dari kematian yang diinginkan oleh kedua manusia berhati monster itu.

"Ayolah makan sedikit saja!" pinta Bibinya.

"Maaf, Bi! Aku sudah sangat terlambat" ungkap Ara sambil bergegas pergi keluar rumah setelah berpamitan kepada Bibi dan Pamannya yang tampak sangat kesal sekarang.

Setelah mendengar suara mobil yang membawa keponakannya pergi dari depan rumah, seorang wanita yang dipanggil Ara bibi itu membanting piring kaca tempat sarapan yang sudah diberi racun itu hingga pecah menjadi beling-beling.

*****

Disisi lain, saat Ara dan pacarnya berada disekolah. Ditengah jam mata pelajaran olahraga. Semua murid-murid 11 C sudah berkumpul di lapangan sekolah seperti biasanya. Namun guru olahraga yang ditunggu-tunggu tidak datang-datang, malah yang datang guru BK sambil berkata.

"Maaf anak-anak! Guru olahraga hari tidak masuk, karena ada urusan keluarga yang harus diselesaikan, jadi kalian bebas untuk olahraga sesuai keinginan kalian selama jam pelajaran olahraga!"

Mendengar itu anak-anak lainnya pada bersorak dan membubarkan diri dari lapangan, ada yang pergi ke kantin sekolah, perpustakaan atau bagi anak laki-laki lebih memilih main bola basket dilapangan satunya. Melihat anak-anak murid yang sudah pergi meninggalkannya, kecuali Nick dan Ara, guru BK itu pun pergi berlalu juga.

"Apa yang akan kita lakukan?" tanya Ara tiba-tiba.

"Bersepeda" jawab Nick sambil menatap kearah sepeda penjaga sekolah yang berada disamping pagar sekolah.

"Bersepeda?" ulang Ara menyakinkan pendengarannya.

"Iya sayang, kita bersepedaan saja" ujar Nick pada kekasihnya itu, "Kau mau?"

"Boleh juga, sepertinya menyenangkan"

"Tapi yang bawa gantian ya, sayang?"

Ara menjawab dengan anggukan sembari tersenyum kecil, karena dia merasa itu permintaan terkonyol yang pernah diminta oleh makhluk penghisap darah tersebut. Lalu Nick mengambil sepeda yang berada disamping pagar sekolah. Lalu membonceng Ara dengan sepeda tersebut. Nick mengayuh sepedanya dipinggir lapangan, yang ditumbuhi pohon flamboyan merah atau delonix regia. Pohon tersebut tumbuh berjajar dipinggir lapangan, dan sekarang pohon itu dalam musimnya berbunga.

Ara memegang erat pinggang Nick, karena vampire tampan itu mengayuh tidak stabil. Namun saat sudah sedikit stabil, Ara mencoba memberanikan diri melepas satu tangannya sembari menyambut bunga-bunga flamboyan merah yang berjatuhan ketika tertiup angin semilir. Disaat merasa yakin bahwa Nick dapat mengendalikan sepeda tua milik penjaga sekolah, gadis cantik berambut panjang itu melepaskan tangan yang satunya dari pinggang vampire tampan itu.

Gadis manis berlesung pipi itu merentangkan kedua tangannya ke udara sembari menikmati bunga-bunga flamboyan merah yang berjatuhan kearah mereka. Ini memang sangat menyenangkan seperti yang Ara pikirkan sebelumnya, angin menerpa wajah Ara sehingga anak-anak rambut miliknya terbang kebelakang membuat kecantikan Ara terlihat jelas. Sesekali Nick menatap kebelakang melihat keadaan kekasihnya, yang tampak sangat menikmati suasana yang indah tersebut.

Tanpa mereka sadari, dari kejauhan tampak seorang laki-laki bermata biru menatap mereka dengan datar, nyaris tanpa ekspresi. Tidak berapa lama kemudian laki-laki itu berbalik dan pergi.

.

Bersambung...

He Is VampireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang