Chapter 3

4K 329 6
                                    

Author's POV

"Kamu kenapa diam saja, A2?" tanya Lizzy yang duduk di kantin sekolah bersama Nick, dan Ara.

"Lagi sariawan" jawab A2 atau Adam Aprilio, salah satu teman baik Ara.

Mendengar itu membuat Ara langsung memandang kearah A2 dan di ikuti oleh Nick, yang lagi asyik berbincang berduaan.

"Apa mau ku belikan obat?" Ara menawarkan bantuan, seperti yang sering A2 lakukan saat dia membutuhkan bantuan.

"Tidak usah, Ra! Aku sudah minum obatnya tadi" ujar A2 tersenyum ramah kearah Ara, dan memandang malas kearah Nick yang ada disebelah Ara.

"Oh, baguslah" ungkap Ara, "Semoga cepat sembuh ya sariawan nya!"

A2 mengangguk kan kepalanya sambil membetulkan letak kacamatanya.

Saat mereka berempat lagi asyik berbincang-bincang di meja yang sama di kantin sekolah, tampak dua murid baru mendekati mereka. Dua murid baru dari tiga anak baru yang diceritakan Lizzy kepada Ara, selain Edgar. Anak baru yang memiliki mata biru laut dan sekelas dengan Ara.

"Apa kami boleh gabung" ujar salah satu anak baru berjenis kelamin perempuan tersebut.

Sontak keempat murid yang lagi asyik berbincang-bincang itu, memalingkan wajah mereka kearah pemilik suara tersebut.

"Claire" ujar Ara saat menemukan pemilik suara, lalu melanjutkan kata-katanya saat melihat anak baru yang berdiri disebelah anak yang dipanggilnya Claire itu. "Samuel"

"Kau mengenal mereka?" tanya Lizzy.

"Iya, mereka ini saudara dan saudari nya Nick" jawab Ara sambil berdiri kearah Claire dan memeluknya erat.

"Ooo" ujar Lizzy dengan mulutnya yang berbentuk huruf O. Namun A2 yang lagi memakan makanan pesanannya tampak acuh.

"Nick, kenapa kau tidak cerita kalau Claire dan Samuel akan masuk di sekolah ini juga?" tanya Ara setelah berpelukkan dengan Claire, adik bungsu Nick.

Nick hanya mengangkat bahunya, sambil menatap kearah adik bungsunya itu.

"Aku yang menyuruh Nick, untuk tidak bercerita! Agar ini bisa jadi kejutan" Claire menjelaskan.

"Kau tahu untuk membuat kejutan ini? Sampai-sampai aku pun diajak pindah kesekolah ini!" ungkap Samuel angkat suara, "Tapi tidak apa-apa sih, soalnya murid-murid perempuan kelas 12 A lumayan cantik-cantik"

"Dasar Players" celetuk Claire. Membuat Samuel tersentak malu.

Mendengar perdebatan kedua saudara itu membuat Nick, Ara dan Lizzy pada terkekeh geli. A2 yang mendengar itu hanya mengangkat sebelah alisnya dan melanjutkan makanan nya yang tinggal sedikit lagi.

Lalu Ara memperkenalkan kedua saudara Nick tersebut kepada kedua teman baiknya dan begitu pun sebaliknya. Sekarang Claire dan Samuel duduk dimeja yang sama. Samuel duduk didekat Nick dan Claire duduk disebelah A2 yang kini sudah menghabiskan makanannya. Tiba-tiba Indra penciuman Claire terusik oleh bau darah A2 yang begitu menyenangkan untuk dicium.

"Kau kelas berapa, A2?" tanya Claire berusaha mengenal si pemilik darah yang menyenangkan tersebut.

"11 C," jawab A2 singkat.

"Cuma seperti itu? Memangnya kamu tidak mau tahu aku kelas berapa?" cerocos Claire yang tampak tidak puas dengan jawaban A2.

"Memangnya penting?" A2 balik bertanya kepada Claire, "Aku tidak perduli ya kamu kelas berapa"

Mendengar itu membuat wajah Claire memucat karena malu, "Asal kau tahu! Di kelasku, kelas 10 A semua anak laki-lakinya pada ingin berkenalan dengan ku dan ingin tahu banyak tentang ku!"

"Terus kau ingin aku bersikap seperti itu? Seperti anak-anak bodoh yang mengejar perempuan karena fisiknya?" tutur A2 bangkit dari tempat duduknya dan berlalu pergi setelah berpamitan untuk kekelasnya duluan.

Claire tersenyum simpul, "Laki-laki yang menarik" gumamnya pelan nyaris tidak terdengar.

Ara dan Lizzy yang sangat mengenal A2 sedikit kaget dan tidak percaya dengan sikapnya barusan, karena A2 tidak pernah bersikap seperti itu, entah kenapa dia sangat berbeda hari ini. Bahkan sejak bersama kekantin tadi, dia lebih banyak diam.

Sedangkan Nick dan Samuel malah terkekeh geli melihat saudari bungsu mereka yang cantik diacuhkan oleh laki-laki untuk pertama kalinya, dan itu dari bangsa manusia biasa. Nick dan Samuel yakin sekali, bahwa Claire yang manja dan berbadan mungil itu pasti sangat kesal sekarang.

.

Bersambung...

Terima kasih ya buat kamu, iya kamu yang sudah menyempatkan waktu membaca cerita ini.

Jangan lupa kasih dukungan suaranya ya teman-teman! Tinggal tekan bintang di pojok bagian kiri paling bawah!!!

Sekali lagi terima kasih ya!!!

He Is VampireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang