Chapter 22

2K 185 3
                                    

Arabella's POV

Sebelum menjalankan mobilnya, Nick memberitahukan sesuatu kepada ku. "Ara, Ara sayang" ujar Nick sambil menatapku.

"Iya, Nick sayang"

"Beberapa hari kedepan aku tidak masuk sekolah"

"Kenapa?" tanyanya menatap wajah serius vampire tampan itu.

"Aku akan berburu"

"Berburu?" ulang ku.

Nick mengangguk, "Berburu darah binatang, sebenarnya darah binatang tidaklah seenak darah manusia, namun naluri membunuh kami tidak akan terpuaskan jika tidak melihat darah segar mengalir dari gigi taring kami" ujar Nick, "Karena kami tidak seperti vampire pada umumnya, yang meminum langsung dari tubuh manusia, namun jika kami ingin meminum darah manusia, kami hanya meminum dari darah yang kami beli dari bank darah saja"

"Oh," desahku yang sedikit kaget dan tidak kumengerti. "Jadi darah binatang itu sebagai pengganti atau pelampiasan?" ujarku berusaha memahami.

Nick mengangguk sebagai tanda jawaban.

"Terus kamu berburu sendiri saja?"

Nick menggeleng pelan, "Tidak, aku akan berburu bersama keluarga ku dan juga Elizabeth"

"Elizabeth"

"Dia teman perempuanku waktu disekolah lamaku dulu, aku juga tidak tahu tiba-tiba dia ingin ikut bersama kami"

Entah kenapa tiba-tiba dadaku terasa sesak, badanku terasa panas dingin dan kepala ku terasa sakit. Saat Nick menjelaskan siapa itu Elizabeth.

Apa aku sedang merasa cemburu? Batinku. Namun perasaan itu segera aku hilangkan, jauh-jauh dari pikiran ku, karena aku sangat percaya pada Nick. Vampire berwajah sempurna itu tidak akan mengkhianatiku ataupun menyakitiku.

"Sayang?"

Suara Nick mengembalikan kesadaran ku, kearah vampire tampan itu. "Iya sayang"

"Kau baik-baik saja?" tanya Nick saat aku terdiam untuk sesaat.

"Iya, aku baik-baik saja" jawabku berbohong.

Mendengar jawabanku, Nick mulai menjalankan mobil mewah miliknya dari depan rumahnya. Lalu melesat kearah jalan besar, dibawah sinar bulan purnama yang bersinar terang di langit malam.

*****

Author's POV

Saat melewati jalan yang sepi ditengah malam tersebut, Nick menghentikan mobilnya mendadak dan membuat Ara berteriak karena kaget. Ara memandangi pacarnya yang berbeda dunia itu sambil berkata.

"Ada apa, Nick?"

"Itu!" jawab Nick sembari menunjuk kearah batang pohon yang cukup besar, menghalangi jalan mobil mereka. "Mungkin baru tumbang atau sengaja ditaruh untuk menghentikan pengendara yang lewat" ujar Nick berpendapat sambil keluar dari dalam mobilnya.

"Maksudnya, Nick?" tanya Ara yang juga ikut keluar dari dalam mobil.

"Tetap disitu! Sepertinya ada yang sengaja menaruh batang pohon disini" jawab Nick, membuat Ara terdiam ditempatnya dekat pintu mobil. Sebab vampire tampan itu sudah mencium bau darah manusia selain darah kekasihnya tersebut.

Ketika Nick hendak mengangkat batang pohon tersebut, tiba-tiba sebelas orang bersenjata tajam dengan raut wajah yang menakutkan keluar dari balik pepohonan yang ada dipinggir jalan. Sepertinya mereka kumpulan orang jahat atau mungkin sekumpulan perampok.

"HENTIKAN!!!" bentak salah satu dari orang-orang itu. Membuat Nick membatalkan niatnya untuk mengangkat batang pohon tersebut.

"Aku sudah menduganya, ini pasti perbuatan manusia-manusia berdarah kotor" gerutu Nick sambil memutar bola matanya dengan malas.

"Apa kau bilang? Aku mendengar perkataanmu barusan" ujar orang yang membentak Nick tadi, sambil menodongkan senjata tajam kearah wajah sempurna Nick.

Nick melihat kesegala arah, ternyata kesepuluh teman orang jahat tersebut mengelilinginya dan Ara. Teman-teman orang yang menodong Nick dengan senjata tajam itu, rupanya mereka juga memegang senjata tajam ditangan mereka.

"Kalian mau uang, handphone, atau mobil?" tanya Nick dengan santainya, "Silahkan ambil, tapi jangan menyakiti kekasih ku!"

"Maksudmu gadis cantik ini?" ujar salah seorang teman lelaki yang menodong senjata tajam kearah Nick, sambil mengelus pipi Ara.

"Hei," Ara menjerit kaget sembari menepis tangan orang yang mengelus pipinya tersebut.

"Sepertinya malam ini kita dapat rezeki nomplok nih, ditambah dapat gadis buat penghangat dimalam yang dingin ini" ujar laki-laki itu lagi sembari tertawa-tawa bodoh, dan teman-temannya juga ikut tertawa senang.

"JANGAN SENTUH DIA!" teriak Nick dengan tatapan mengintimidasi. Membuat sebelas orang-orang bersenjata tajam itu pada terdiam, dan menatap kearah Nick.

"Berani sekali kau berteriak didepan ku?" ungkap lelaki yang menodong Nick dengan senjata tajam sembari memukul wajah Nick, namun dia malah mengaduh kesakitan, "I... itu wajah atau balok es?" ungkap laki-laki itu sembari menggoyangkan tangannya yang sakit.

Nick menatap lelaki itu, matanya yang coklat cemerlang berubah menjadi merah darah, membuat lelaki itu tersentak kaget dan melompat mundur dari tempatnya berdiri.

"Ka... kau i... ini apa?" tanya lelaki itu tergagap, teman-temannya yang melihat hal tersebut pun juga tersentak kaget dan sedikit menjauh.

.

Bersambung...

He Is VampireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang