Plak!
"Ada apa denganmu hingga berani menyela perkataan dan kabar gembira itu?!"
Jimin memegang pipi kanannya dan membalas menatap Umji dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Kau masih menyukaiku, Hah!"
"Kalau iya, kenapa?"
Plak!
"Dimana letak kewarasanmu?! Tidak cukup puaskah dengan semua yang dikatakan aku dan Yoongi. Atau mungkin pukulan Yoongi?"
Umji meneteskan air matanya. Kemarahannya cukup meluap. Membuat Jungkook yang sedari tadi mencegah Jimin membereskan barang-barang langsung diam ditempat.
"Aku kecewa padamu."
Jimin membulatkan matanya.
Perasaan berkecamuk lainnya menjalar kedada Jimin. Perasaan kecewa Umji membuat nya ikut marah pada dirinya sendiri.
Jimin tidak mau orang yang ia sayang ternyata kecewa padanya karna perbuatannya sendiri.
Jimin berfikir, apakah mencintai Umji sebegini sesak dan salahnya?
"Aku mohon, bisakah jangan kecewa padaku. Aku mohon. Marahlah saja padaku, asal jangan kecewa padaku."
"Kau bilang aku jangan kecewa padamu, tapi perlakuanmu jelas-jelas membuatku kecewa.
"Mau sampai kapan kau menyimpan perasaan itu? Kau sudah menyatakannya 'kan? Lalu apa, apa kau tidak lega?"
Jimin menggeleng lemah. Menunduk menatap lantai yang ia pijak.
"Aku tahu aku salah, membuatmu marah karna diriku sendiri, membuatmu kecewa karna diriku sendiri juga, tapi yang sejujurnya, aku tidak ingin membuatmu seperti itu.
"Aku sudah membuang perasaan itu. Namun kali ini, diriku menentang hatiku untuk membuang perasaan itu.
"Seminggu lebih aku menghiraukan keberadaanmu agar aku bisa menghilangkan perasaan sialan itu. Tapi ternyata itu sama saja."
Jimin terkekeh hambar. Banyak yang ingin ia ungkapkan tentang perasaannya, tapi otak nya tidak berjalan lancar. Emosi membawa nya kepada kebodohan.
"Apa, apa maumu!" Kata Umji masih kesal.
"Aku tidak ingin apa-apa. Dan aku juga bingung mau apa. Biar bagaimana pun aku tidak mengerti dengan pengendalian pemikiran di diriku.
"Berapa kali aku sudah menyeimbangkan hati dan logika. Itu berhasil, tapi aku lupa. Selain hati dan logika, diri ini juga peran utama dalam sebuah kasus cinta...
"... aku melupakan bahwa diriku tidak ikut mendukung untuk diriku melupakan dirimu. Sulit, ini pemikiran yang sulit jika dibanding dengan apapun. Kau tidak akan mengerti."
"Ada nya cintaku untuk apa?"
Umji dan Jimin menoleh keambang pintu yang baru datang. Umji dan Jimin sama-sama bingung, berbeda dengan Jungkook yang tersenyum senang.
"Berkali-kali aku mencoba membuatmu jatuh cinta padaku agar melupakan perasanmu kepada Umji.
"Aku berusaha tidak memikirkan perasaanku sendiri jika kau malah tetap pada pendirianmu yang mencintai Umji.
"Masih kurang? Aku mencintaimu, Jimin. Aku suka setiap perhatian yang kau berikan kepadaku. Kukira kau mencintaiku, tetapi kenyataannya, aku salah."
"Yuju-ya, kenapa kau tiba-tiba ada disini?"
Yuju menoleh ke Jungkook dan tersenyum. Lalu menatap Jimin kembali. "Tidak penting."
Yuju melanjutkan. "Kau mempersulit keadaan dan perasaanmu sendiri. Bukan hati yang menahanmu pada gejolak itu, tetapi dirimu yang tidak berusaha melepas ikatan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
First Love
FanfictionFirst Love, menurut kebanyakan orang. First Love atau yang diartikan sebagai cinta pertama, itu sama saja dengan cinta sejati. Karna cinta pertamalah yang membuat kita bisa merasakan kehangatan yang nyata dalam sebuah cinta sejati. Jika kalian bisa...