-Welcome Taehyung- {First Love}

352 48 6
                                    

Umji memberikan handuk satu-satu kepada mereka semua.

Ia mengeringkan rambut Yoongi dengan handuk yang ada ditangannya.

"Kau ini, seperti anak kecil saja main hujan-hujanan." Katanya masih mengacak rambut Yoongi dengan handuk. "Mengajak aku juga lagi."

"Kapan lagi kau kembali kemasa kecilmu." Jawabnya santai memainkan ponselnya.

Tok! Tok! Tok!

"Lho, siapa hujan-hujan begini kerumahku?" Tanya Umji heran.

"Biar aku saja." Ujar Yerin yang langsung pergi kearah pintu.

Ia membuka pintu dan mendapatkan sosok lelaki yang sangat ia kenal. Cowok tinggi kurus, langsung tersenyum kotak melihat siapa yang membuka pintu.

"Masuklah dulu." Titah Yerin.

Orang itu menuruti dan berjalan bersisian dengan Yerin. Hingga ia dipertemukan oleh mereka semua yang sibuk mengeringkan badan.

"Lho, Taehyung Sunbae." Kejut Umji begitu melihat siapa yang berdiri disamping Yerin.

Taehyung membungkukan badannya memberi salam kepada semuanya.

"Annyeong haseyo, Taehyung Imnida." Ucapnya dengan suara beratnya yang khas.

"Hey, sudah lama tidak bertemu." Yoongi bangkit berdiri dan menepuk bahu Taehyung.

"Yoongi, apa kabar?"

"Seperti yang kau lihat." Jawab nya masih ramah.

"Kau masih pacaran dengan Umji?" Tanya Taehyung yang melihat tadi Umji mengeringkan rambut Yoongi.

"Iya, hanya saja aku resmi berpacaran saat kelulusan, bukan saat dia sedang di Bully waktu itu."

Taehyung terkekeh dan matanya menyipit. Eunha langsung mengingat cerita Yoongi waktu itu.

Jadi, orang itu adalah orang yang mengadu kepada Yoongi saat Umji di Bully oleh perempuan yang seangkatan dengan Yoongi.

Eunha jelas ingat betul cerita kasih Umji dan Yoongi.

Mereka berganti baju dikamar Umji. Kecuali Jimin dan Jungkook. Yoongi tidak ganti baju.

Kemudian mereka berlarut dalam obrolan. Terkecuali Jungkook, dia sudah tertidur dipaha Eunha, dan dia juga tidur dikamar. Hujan membuatnya mengantuk.

"Saat Umji sudah lulus aku akan tunangan dengannya, agar hubungan kami terlihat jelas." Ucap Yoongi kepada Taehyung yang duduk disamping Yerin.

Ada segelintir perasaan sakit menjalar dihati Jimin mendengar pernyataan Yoongi. Jenjang mereka sudah sangat serius.

Dan dia merasa, perasaannya tidak ada apa-apa nya dibanding perjuangan Yoongi.

Dia hanya bisa mendengarkan dan mempersiapkan hatinya yang akan menjadi kepingan tak beraturan saat Yoongi menyebutkan pernyataan lainnya.

"Benarkah? Wah, cepat sekali, ya." Kagum Taehyung tersenyum kotak.

"Kau kuliah mengambil jurusan apa?" Tanya Yoongi mengganti topik.

"Tidak, aku sudah bekerja. Membantu Ayahku diperusahaannya."

Yoongi tersenyum kagum. Temannya hebat.

"Nanti aku akan memberi undangan pernikahan kami saat sudah ditetapi tanggalnya oleh orang tua nya."

Tenang saja, Hati Jimin masih kuat untuk mendengar yang lain lagi. Mungkin hanya beberapa yang hancur.

"Aku sudah membicarakan pada orangtua nya sejak jauh-jauh hari. Dan orangtua nya merestui." Lanjutnya yang dibalas Umji kekehan malu.

Tidak, Jimin sudah tidak bisa menahan lagi. Tapi, dia juga tidak bisa berbuat apa-apa.

"Wah, enak sekali, ya. Yerin saja masih mencegahku untuk bertemu dengan orang tuanya." Balas Taehyung.

"Kenapa, Yerin-ah?" Tanya Yoongi. "Lebih cepat lebih baik."

"Tidak, aku takut Appa terkejut dengan tingkah ajaibnya." Kata Yerin mendengus.

"Jadi Taehyung belum berubah?"

Yerin mengangguk. "Dia sering sekali bertingkah seperti belatung nangka."

Umji hampir saja tertawa jika tidak menghargai Yerin.

"Sudah berapa lama hubungan kalian?" Tanya Taehyung mengalihkan topik. Dia malu sekali dengan privasi nya. Walau sebenarnya bukan privasi lagi untuk Ke Yoongi.

"Baru Tujuh bulan."

Jimin tersenyum miris. Hatinya makin tidak beraturan. Jika dia meninggalkan tempat itu, artinya ia tidak menghargai tamu.

Tapi jika tetap diam, hatinya bisa mengkhawatirkan.

Serba salah.

"Lho, aku sudah satu tahun." Balasnya mengangkat kedua alisnya.

Yoongi menanggapi nya. lalu berlanjut dengan obrolan dan topik yang lain. Jimin dan Yuju dicuekin.

Hingga akhirnya suara pekikan Yuju mengintrupsi mereka. "Akkhh!"

"Ada apa?" Jimin menghampirinya dengan panik.

"Entahlah, lukaku tiba-tiba nyeri."

Jimin langsung mengangkat tubuh Yuju untuk pergi kekamarnya, dibantu dengan Umji yang mengikuti dari belakang. Yerin juga tidak ketinggalan.

Sebenarnya Jimin membawa Yuju pindah supaya dia juga pindah dari situasi itu. Dan menyelamatkan hatinya.

Tidak ada yang mereka tahu kelanjutan obrolan Yoongi dan Taehyung.

"Kau sih! Sudah kubilang lukamu belum kering, kau malah ikut hujan-hujanan." Umji mendengus setelah Yuju diletakkan dikasur dan Jungkook dibangunkan lalu disuruh pindah.

"Bukan waktunya untuk mengomel, nenek lampir." Kata Jimin terkekeh.

Dia berjalan mengambil kotak P3K yang ada dimeja tempat Yoongi mengobrol.

"Ya, seperti itu. Aku hanya tidak su--"

"Permisi, aku mau ambil ini." Jimin langsung mengambil kotak tersebut.

Yoongi menatap punggung Jimin yang sudah menghilangan dengan datar. Baru diomongin, sudah datang.

Jimin membuka kotak itu dan membersihkan kembali luka Yuju.

Saat diolesi oleh kapas yang berisi cairan betadine, Yuju terus saja meringis.

Eunha ingin sekali membantu sahabatnya itu, tetapi Jungkook menahan dirinya untuk tetap menjadikan bantalan untuk kepalanya.

"Pelan-pelan," ucap Yuju masih meringis.

"Ini sudah pelan-pelan."

Jimin mengolesi lagi. Lalu melakukan tahap akhir seperti yang Umji lakukan tadi siang.

"Selesai." Ujar Jimin tersenyum melihat hasil karyanya.

Yuju menyeruput ingusnya kembali kedalam. Dia mengelap air matanya yang tadi jatuh dipipi.

"Hey, Uljima." Ucap Jimin lembut dan menghapus jejak air mata Yuju.

"Ini tidak sengaja aku menangis." Jawab Yuju sesenggukan.

Jimin tersenyum menanggapi Yuju yang masih menangis.

Manis, tapi tidak semanis Umji. Menurutnya.

TBC👣

KABAR BAIK! AKU BAKAL TETAP UPDATE SETIAP HARI UHUY🎊🎊🎉

MANA SORAKANNYA? #apaansih.

Soalnya les dance udah ada yang gantiin selain aku, jadi pekerjaan aku lebih enak #hfft

Udah part 34 nih.

Yuk tebak ending.

First Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang