Piece-4 : Sarapan Soto

2.4K 359 34
                                    

👇👇👇

.

.

.

.

.

"Kamu mau temenin saya makan?"

lidah Elsa tak berkecap. Ia lebih memilih memperhatikan genggaman tangan Yixing di pergelangan tangannya. Dadanya membuncah sesaat menerima perlakuan seorang pria padanya. Ini pertama kalinya Elsa menerima kontak fisik secara terang-terangan di depan matanya. Walaupun sebelumnya pria ini pernah memegangnya seperti ini, tapi Elsa tak menganggap itu. Kali ini rasanya berbeda. Seperti ada perasaan yang tersalur lewat aliran magnet di ujung kulitnya. Ini nyata dan dia sedang tidak menghayal tentang cerita fiksi.

"Maaf.."

Yixing melepaskan genggaman itu saat sadar ia telah menggenggamnya terlalu lama. Ia mengalihkan pandangannya ke arah lain sembari mengusap hidung runcingnya yang sudah menjadi kebiasaannya.

"Kenapa kamu nggak mampir aja di warung makan tadi?"

"Saya tadinya mau ngajak kamu makan. Hitung-hitung bonus untuk permintaan maaf saya yang sudah..." Yixing memotong kata-katanya untuk menggaruk rambut di kepalanya geli.

"...kamu terima." lanjutnya lalu berdeham kecil.

Elsa mengangguk mengerti tanpa membalas ajakan Yixing padanya. Yixing menarik seulas senyuman yang mencetakkan sebuah lesung pipit manis di pipi kanannya.

"Maaf, tapi saya sudah makan." sahut Elsa kemudian yang membuat ekspresi sumringah Yixing meredup.

"Kalau gitu kamu mau ya temenin saya makan?" Yixing masih bersikeras membujuk Elsa. Entah kenapa ia terlalu berharap Elsa akan menerima tawarannya. Hatinya was-was.

"Tapi jangan lama-lama!" jawab Elsa setelah sebelumnya mengangguk. Menurutnya tidak salah jika ia menerima satu permintaan saja dari pria ini karena rasa kecewa yang ia timbulkan tadi.

Yixing mengernyit ragu, ia seperti tuli saat mendengar penyataan Elsa barusan. Ia melihat Elsa mengusap lengannya sendiri sembari memandangi arah lain.

"Apa?" tanya Yixing memastikan.

"Iya, saya temenin makan. Tapi cuma sebentar, jangan lama-lama."

"Saya cuci muka dulu."

Yixing melihat Elsa berlari cepat kembali ke dalam rumahnya setelah mengatakan hal itu. Ia terkekeh melihat tingkah malu-malu Elsa yang seperti anak-anak.

Tak berselang lama Elsa sudah kembali lengkap dengan jamper warna biru tua untuk menutupi tubuh bagian atasnya. Wajahnya juga terlihat lebih segar dari sebelumnya ditambah lagi ia menangkap polesan halus bedak tipis di permukaan kulit wajahnya. Kini rambutnya juga dikuncir kuda yang memperlihatkan lehernya. Dalam hatinya, Yixing merasa Elsa sedang berusaha untuk tampil cantik di depannya. Yixing mengulum senyuman saat Elsa berada tepat di depannya.

"Kenapa bengong? Ayo cepet!" titah Elsa tidak sabar. Yixing yang sadar dari lamunannya langsung berjalan cepat memutari mobilnya untuk membukakkan pintu bagi Elsa. Gadis itu bahkan tak melirik sedikitpun ke arah Yixing dan langsung masuk begitu saja. Semudah itukah Yixing mendapatkannya?

Brak!

Yixing membanting pintu mobilnya tidak keras saat pantatnya terduduk di kursi kemudi. Ia menarik Sit belt untuk dirinya sendiri lalu melihat ke arah Elsa yang mengacak layar ponselnya yang terlihat asik. Yixing berdeham.

INTROVERT | Complete️✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang