Piece-10 : Nginep

1.9K 264 4
                                    

👇👇👇

.

.

.

.

.


Sore ini hujan turun sangat deras di luar, bahkan rasanya tak ada harapan berhenti untuk beberapa jam ke depan. Yixing duduk  dengan canggung di sofa, di ruang tamu rumah Elsa. Sesekali ia mengangguk pura-pura paham dengan cerita yang Bapak Elsa ceritakan. Sungguh, ia pikir sosok Bapaknya Elsa akan galak karena kumis tebal di bawah hidungnya. Yixing harus bersyukur jika mendapat calon mertua seperti Bapak Elsa. Walaupun Yixing bosan didongengkan dengan cerita pengalaman hidup orang tua ini, tapi beliau sebenarnya adalah sosok yang ramah dan perhatian. Bahkan saat Yixing datang, beliaulah yang pertama kali menyuruhnya untuk masuk. Luar biasa kan?

"Iya, Pak!" sekali lagi Yixing hanya mengangguk dan mengucapkan kata yang sama di akhir ceritanya. Sesekali ia celingukkan ke dalam siapa tahu Elsa datang untuk menyelamatkan keadaan canggung ini. Dan, ya akhirnya Elsa muncul dengan membawa nampan berisi gelas minuman di sana. Yixing tentu menyambutnya dengan senang hati dan senyum yang sumringah.

"Silahkan diminum!" tawar Elsa dengan sikap dingin seperti biasanya. Mungkin jika Bapak Elsa tidak di sini Yixing akan menyuruh Elsa duduk di sampingnya. Namun sayangnya Elsa bahkan kembali lagi ke dalam entah apa yang akan di lakukannya lagi. Serius Yixing merasa di telantarkan sekarang.

"Ayo diminum dulu!" kini Bapak Elsa yang mempersilahkan. Karena perintah orang tua mau tidak mau Yixing harus menurutinya. Setidaknya ia sudah mencicipi teh buatan Elsa.

"Iya."

"Oiya, Bapak hampir lupa. Tadi katanya kamu kecopetan? Trus gimana? Udah lapor polisi belum?" Yixing menggeleng bahkan  di tengah-tengah Yixing harus menelan air tehnya Bapak Elsa terus menanyainya tanpa jeda yang membuatnya hampir tersedak. Ia pikir orang tua ini terlalu sibuk cerita sedari tadi. Bahkan sampai lupa alasan Yixing kenapa bisa berteduh ke rumah Elsa. Yah walaupun yang namanya berteduh karena hujan sih biasa. Kalau berteduh karena kecopetan itu rasanya tidak enak. Yixing harus menahan rasa khawatir dan malu bersamaan. Khawatir, karena semua hartanya telah hilang dan Yixing belum sempat membokir kartu ATM-nya karena diajak ngobrol terus. Dan malu, ini kesalahannya juga karena mrngabaikan peringatan Elsa untuk tidak tertidur dalam bus.

"Oh iya, saya permisi telfon dulu pak. Maaf ya!"

"Oh nggak papa, silahkan. Lebih baik diurus segera mungkin, biar tidak disalah gunakan orang tidak bertanggungjawab."

Baru Yixing akan menekan ikon berwarna hijau di layar ponselnya si Bapak Elsa ini justru memberi ceramah tambahan. Oke, Yixing harus sopan dan dia hanya ngangguk-ngangguk saja sambil ancang-ancang untuk bangkit.

Tut.. Tut.. Tut..

"Dari Bank XXX, ada yang bisa dibantu?"

"iya, begini-"

Sedang Yixing memblokir ATM di Bank, Elsa dan sang mama sedang sibuk di dapur. Sungguh Elsa selalu jengah mendengar ceramahan Mamanya tentang bagaimana menyiapkan makan untuk tamu. Bukan karena Elsa tidak tahu, tapi selera ibu dan anak ini berbeda. Jujur Elsa memperlakukan tamu seperti Yixing sudah seperti seorang raja. Lihat saja, bahkan Elsa memilih piring seperti apa untuk pria itu makan. Lauk apa lagi. Namun setelah lama berdebat akhirnya mereka memutuskan satu hidangan yang memang biasa keluarga Elsa sukai. Mungkin karena Elsa merasa kasihan karena pria itu habis kecopetan, atau ia merasa harus memperlakukan anak orang kaya sebagaimana mestinya karena gengsi. Entah, ia hanya mengikuti instingnya saja. Selepas itu ia masih kesal dengan kehadiran Yixing entah apa itu alasannya.

"Mas, makan dulu yuk! Makanannya udah siap!" Mama Elsa dengan tanpa rasa malu mengajak Yixing untuk makan. Mamanya memang orang ekstrovert pantas saja supel.

"Eh, iya tante. Maaf sebentar lagi ya? Saya harus hubungi orang rumah, takut mereka khawatir." ucap Yixing masih mengacak layar ponsel untuk mencari kontak Mamanya.

"Bilang aja nginep di sini. Tante nggak papa kok. Lagian kayaknya hujan nggak akan berhenti sampe malem."

"Maaf lho tante, malah ngrepotin."

"Ah, nggak usah sungkan." Mama Elsa mengelus punggung Yixing sayang sebelum pergi untuk membiarkannya menghubungi rumah.

"Makasih tante!" sahut Yixing dengan senyum sumringah. Sungguh, jantungnya sudah meloncat kegirangan mendapat kesempatan menginap di rumah Elsa. Dengan begitu waktu untuk bertemu dengan Elsa sedikit lebih banyak, dan ia bisa lebih mudah untuk memahami keluarga ini

"Ah iya lupa, Mamah!"

Tuuut...

"Hallo, Yi kamu di mana? Udah nggak balik ke kantor trus nggak pulang lagi. Bikin mama khawatir tau. Kamu nggak papa kan? Ini masih ujan deres lho Yi, berteduh dulu ntar kamu sakit." omel sang Mama dengan nada khawatir. Belum Yixing akan bersuara, Mamanya sudah menyerbunya dengan berbagai pertanyaan.

"Iya Mah, yi nggak papa kok. Gini, yi mau pamit nginep di rumah temen. Mobil tadi Yi tinggal di Mall karena harus nganterin temen Yi pulang naik Bus. Eh nggak taunya Yi malah kecopetan. Untung HP masih selamet Mah!"

"Ya ampun Yi kok bisa? Kamu tuh pasti ceroboh kalo naruh barang. Tapi kamu nggak papa kan?"

"Nggak Mah. Kalo bisa besok Mang Jo jemput. Uang Yi udah ludes Mah."

"Iya, untung kamu nginep. Lagian kalo Mang Jo mau jemput jalanan kota udah banjir Yi. Besok kalo udah surut ntar Mama kabarin. Kamu share location aja ya!"

"Ini handuk sama pakaian Bapak buat kamu ganti. Mau mandi dulu atau makan dulu?"

Yixing yang masih menempelkan ponsel pada telinganya otomatis menoleh saat melihat Elsa datang menemuinya. Tentu Yixing senang akhirnya Elsa sendiri yang menemuinya. Ia meraih handuk dan pakaian itu dari tangan Elsa dan melupakan panggilannya dengan sang Mama tanpa berniat mengucapkan 'selesai'.

"Halo, yi! Sayang, kamu nginep di rumah temen cowok kan? Kok ada suara ceweknya?"

"Hallo?"

Pip..

TBC

Note:

nih buat yg nagih up semalem. Kalo nggak diingetin nggak aku kebut sekarang. Hehe..

Maaf ya semua, menunggu lama.

Vote, please!
👇
🌟

INTROVERT | Complete️✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang