👇👇👇
.
.
.
.
.
.
.
"Yi, itu serius gebetan kamu? Trus Sooyoung gimana dong? Mamah.." ucap Mama Yixing gelisah. Ia sedari tadi menahan Yixing di dapur untuk ia mintai keterangan perihal tamu yang ia bawa.
"Mah, nggak usah bingung pikirin Sooyoung. Dia itu udah gede. Atau Mamah cuma khawatir sama Tante Nindy, sahabat Mamah?" sahut Yixing. Ia sudah sekian kali meyakinkan Mamanya bahwa Elsa telah menggantikan Sooyoung. Tapi tetap saja Mamanya ini sulit untuk mengerti. Bahkan seharusnya Elsa yang menunggu di ruang tamu itu sudah disediakan air minum namun nampan berisi gelas teh hangat itu masih nangkring di meja dapur beserta Yixing dan Mamanya yang masih beradu mulut.
"Mah, pokoknya Mamah ketemu dulu sama Elsa. Coba deh Mamah kenalan sama ngertiin dia. Yi rasa Elsa lebih cocok buat pendamping Yi nanti."
"Hus! Tapi Yi, Mamah tetep nggak enak ati sama mbak Nindy. Kita itu udah klop dari jaman Mamah SMP, masa bikin kita besanan aja harus nggak jadi sih?"
Lagi-lagi Mama Yixing masih membahas hal yang sama. Ia masih belum percaya anaknya tega memutuskan pacarnya yang sudah mereka jalin selama bertahun-tahun. Dan selama itu pula Mamanya ini terus membayangkan jika saja ia bisa berbesan dengan keluarga Sooyoung yang notabene adalah teman dekatnya. Yixing sebenarnya sudah tidak memiliki rasa semenjak pertengahan hubungan mereka, ia sadar rasa suka yang ia miliki pada Sooyoung hanya sebatas suka pada sosoknya yang cantik, periang, dan tidak pernah merepotkannya untuk hal-hal kecil. Namun kemandiriannya yang luar biasa itu justru berbanding terbalik dengan sikap protektif dan rasa cemburu yang luar biasa oleh Yixing. Ia ingin wanita yang bisa ia lindungi daripada wanita yang melindungi dirinya sendiri dengan tidak pernah melibatkan perannya di dalamnya. Iya, ia tahu Sooyoung juga kerap bermanja dengannya tapi itu semua hanya saat sebelum ia jatuh pada gaya hidup kealamannya. Setelah itu, Sooyoung ini justru lebih banyak waktu untuk orang lain dan sering kali mereka bertengkar prinsip yang sebelumnya mereka tidak pernah lakukan.
"Trus apa bedanya dia sama Sooyoung?" ucap Mamanya setelah menghela nafas panjang. Ia sudah mencoba untuk mempersiapkan diri untuk menerima.
"Jangan-jangan kamu udah ngehamilin dia ya? Aduh Yi, Mamah malu!" racau Mama Yixing kembali tanpa memperdulikan gelengan kepala Yixing.
"Nggak Mah? Mamah ngaco, emang Yi senekad itu?"
"Iya sih?"
Baru setelah melihat Mamanya sedikit tenang, Yixing yang langsung menarik pergelangan tangan Mamanya dan berkata, "Yuk!".
"Bentar, Mamah bawain minum." sahut Mamanya lalu mengangkat nampan itu hati-hati.
***
"Ah, Tante jangan repot-repot!" ucap Elsa setelah mendapati Yixing beserta Mamanya datang dan meletakkan gelas minuman di depannya. Sungguh, Elsa sangat kikuk jika bertatap muka dengan orang tua pria ini. Entah rasanya ia sangat khawatir dengan nasib dirinya sendiri sekarang.
"Nggak papa!" sahut Mama Yixing lalu mengusap lengan putranya sendiri yang duduk di sebelahnya. Ia terus beradu mata dengan Yixing seolah-olah mereka masih beradu mulut seperti di dapur tadi.
"Jadi nama kamu Elsa?" tanya Mama Yixing dengan nada selembut mungkin.
"Iya Tante." jawab Elsa singkat namun ia juga masih malu untuk menatap wanita paruh baya itu yang duduk tepat berada di depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
INTROVERT | Complete️✅
Fanfiction#86 03/02/18 Yixing putusin pacarnya? Dan Elsa yang belum pernah pacaran? Bagaimana jika mereka dipertemukan? Lalu bagaimana kisah cinta Yixing yang jatuh cinta dengan cewek INTROVERT macam Elsa? "Nyebelin!" - Elsa "Gue yang susah ngertiin kamu! Ta...