Piece 22 : SOS

1.5K 232 20
                                    

👇👇👇

.

.

.

.

.

.


"Elsa!" panggil Yixing yang ternyata tidak membuat Elsa berhenti. Yixing merasa ada yang sedang menyentuh pundaknya.

"Kenapa Kak? Kalian bertengkar?" tanya Daniel polos. Yixing mendesah dan melepaskan tangan Daniel di pundaknya dan berbalik menatapnya.

"Cuma salah paham." jawab Yixing tenang. Daniel tampak mengernyit heran.

"Salah paham gimana Kak?"

Daniel benar-benar membuat Yixing gemas, "kayaknya dia nganggep gue tunangan sama Sooyoung." jelas Yixing kemudian.

"Kok bisa sih?" Daniel masih keheranan. Ia menatap Yixing tanpa menoleh sedikit pun untuk menunggui jawabannya.

"Dia nolak lamaran gue di hari gue mau tunangan sama Sooyoung. Ya gitu, dia nganggep gue tunangan beneran karena dia udah nolak," jelas Yixing kemudian ia menghela nafas beratnya lalu berbicara lagi, "padahal gue kemari cuma mau memastikan dia seneng nggak kerja di sini? Sedikit pujian karena dia udah dandan cantik dan menyemangatinya kerja aja. Udah. Tapi Elsanya keburu pergi."

Daniel tertawa hingga menampakkan gusi-gusinya. Yixing yang sudah ia anggap Kakaknya ini juga ikut mengulum senyuman.

"Kak, gue rasa Elsa nyesel udah nolak Kakak. Dan dia cemburu." ucap Daniel yang masih cekikikan geli. Walaupun kedengarannya bercanda, tapi Yixing rasa memang benar.

"Ya udah, gue balik ke kantor dulu. Titip Elsa ya!" pamit Yixing sembari menepuk lengan Daniel mantap. Hingga sampai di mobil pun Yixing masih senyum-senyum tidak jelas memikirkan betapa konyol dirinya.

***

"Mbak, laporannya tolong direkap untuk besok!"

Bruk!

Seorang karyawati senior memberikan Elsa setumpuk berkas tebal di depan mejanya. Rasanya kepala belakang Elsa dipukul begitu keras. Tumbukan berkas itu tidak main-main nyatanya.

"Masa, hari pertama udah lembur sih?" gerutu Elsa. Ia mendesah jengah tak berkesudahan. Namun apa daya, tugasnya memang seperti ini.

Baru juga duduk dan menyelesaikan beberapa lembar seseorang datang lagi katanya, "Anterin berkas ini ke ruangannya Pak Gatot ya!" suruhnya sambil mengacungkan sebuah map berwarna biru pada Elsa.

Dengan malas-malas Elsa berjalan menuju ruangan Pak Gatot yang dimaksud. Elsa sedikitnya tahu sosok Pak Gatot saat wawancara kerjanya waktu itu. Elsa pikir beliau sedikit menyebalkan dengan wajah kakunya.

Tok.. Tok..

"Permisi Pak!" begitu sambut Elsa ketika memasuki ruang kebesaran atasannya.

"Iya, masuk!"

Elsa mengernyit, suara Pak Gatot seharusnya tidak seperti ini pikirnya. Dan begitu ia melihat sosok Pak Gatot Elsa langsung kaget dan hampir melepaskan genggamannya pada berkas yang harus ia serahkan pada pria paruh baya itu. Tubuhnya lebih gempal dan sedikit lebih tua dari sebelumnya.

"Pak.." Elsa hampir keceplosan untuk menerka bahwa dirinya sedang menemui orang yang salah. Namun melihat Pak Gatot yang begitu nyaman dengan kursi empuknya dan melihat seberapa banyak pekerjaan yang sedang dibuatnya Elsa rasa memang benar ruangan ini miliknya. Saat mendekati meja kerja Pak Gatot pun Elsa dapat melihat sebuah foto keluarga yang berisikan Bapak ini beserta istri dan anak-anaknya. Elsa sungguh heran. Elsa merasa wawancaranya waktu itu memang sedikit ganjil, seingatnya.

INTROVERT | Complete️✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang