👇👇👇
.
.
.
.
.
.
"Tapi saya masih tulus sayang sama kamu, Sa!" ucap Yixing lembut. Ia bahkan tak menghiraukan tatapan kaget para satpam yang berdiri di sebelah mereka.
Elsa menggeleng, "Kamu nggak boleh ngomong kayak gitu. Kasihan tunangan kamu kalo denger." Elsa mengaitkan tali tas jinjingnya di tangan kiri Yixing dan payung biru tua itu di tangannya yang lain kemudian berbalik badan sembari menarik nafasnya dalam-dalam hingga tidak terasa sedikit sakit.
"Saya Pergi dulu, makasih!"
***
Rasanya benar-benar sakit. Dan entah, entah kenapa Elsa merasa sesak dan ingin menangis saja. Ada rasa tidak percaya dan kehilangan di relung hatinya. Persis seperti ia kehilangan seseorang yang ditinggal anggota keluarganya ke alam baka.
Apa menolak seseorang itu mirip seperti patah hati? Atau mungkin hanya mirip, padahal dua hal itu tidaklah sama?
Selama ini Elsa hanya bisa menerka isi hatinya tanpa menemukan titik terang. Seperti labirin yang tanpa ujung. Ia menemukan pintu ternyata masih ada pintu yang lain. Ia memutuskan ini tapi masih berharap hal yang lain.
Dalam ruangan remang-remang di kamarnya Elsa terduduk dan merenung. Bukankah ini sudah lewat tengah malam? Tapi kenapa rasa kantuk itu tidak Elsa dapatkan?
Dengan jarinya ia menuliskan sebuah garis-garis tidak jelas di dinding yang nampak seperti orang bingung.
Beberapa tahun ke depan ia akan seperti apa?
Setelah tahun baru apa yang akan ia lakukan?
Saat ia ulang tahun bersama siapakah dirinya?
Apa rencananya untuk bulan depan?
Bertemu siapakah ia besok?
Dan kapan ia akan tertidur dan terbangun keesokkan harinya?
Apa yang sebenarnya Elsa akan lakukan itu tidak jelas. Bahkan deringan notifikasi akun wattpadnya yang sudah mulai ramai pun ia hiraukan.
"Saya cuma mau nikah sama kamu!"
Cicitan Yixing waktu itu masih terngiang di telinganya tanpa ia sadari.
Menikah?
Oh, Elsa belum pernah memikirkan sejauh itu.
Meninggalkan rumah saja rasanya berat, apalagi harus hidup dengan orang lain?
Pip... Pip...
Pop up Whatsapp-nya tiba-tiba muncul. Elsa meraih ponselnya dengan malas-malas. Siapa yang menghubunginya malam-malam begini.
"Elsa, selamat kamu boleh kerja lusa. Gue dapet info dari bagian personalia katanya kamu diterima."
Dan parahnya Elsa sebenarnya tidak berniat bekerja untuk profesi ini. Namun, hidup tetaplah dijalani. Bukankah memulai belajar mencintai sesuatu itu baik? Jadi Elsa mulai belajar untuk niat kerja dahulu, mencari rutinitas, komunitas, dan mencoba untuk membuka diri. Mungkin sedikit menambah teman akan membuatnya merasa lebih baik.
"Oke, makasih ya infonya. Lusa gue berangkat."- balas Elsa.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
INTROVERT | Complete️✅
Fanfiction#86 03/02/18 Yixing putusin pacarnya? Dan Elsa yang belum pernah pacaran? Bagaimana jika mereka dipertemukan? Lalu bagaimana kisah cinta Yixing yang jatuh cinta dengan cewek INTROVERT macam Elsa? "Nyebelin!" - Elsa "Gue yang susah ngertiin kamu! Ta...