"E ... EH ... KALIAN NGAPAIN?"
Mendengar teguran dari Mamah, aku bergegas menutupi pahaku yang terekspos dengan menurunkan kain dasterku. Setelah itu aku berdiri dari pangkuan Yixing dengan salah tingkah.
Aku benar-benar tidak berani menatap Mamah yang berkacak pinggang pada kami. Lalu aku mengalihkan diri menuju kompor yang ternyata air rebusannya sudah menyusut.
"Harus banget ya dilakukan di dapur? Gimana kalau kepergok Bibi? Atau Mamang?" marah Mamah.
Aku mematikan kompor lalu membuang air sisanya ke tempat cucian.
Aku harap Mas Yixing nggak akan memperparah keadaan.
"Cuma sebentar, Mah."
"Iya. Coba kalau Mamah nggak turun? Untung Mamah ini yang tahu."
"Mamah sih. Nggak ngijinin Yi sama Elsa tinggal di rumah sendiri."
"Dengan keadaan istri kamu hamil? ... Nggak!"
"Tuh kan? Mamah egois, ah!"
"Eman-eman, Sayang!" Mamah terus berusaha untuk menahan argumen Mas Yixing.
Aku menaruh telur rebus di mangkuk dan meletakkannya di meja makan. Mamah berusaha meluluhkan kerasnya keinginan Mas Yixing. Dia bahkan pernah bilang kalau mau ajak aku kabur dari rumah saja. Katanya, sebagai anak kandung Yixing merasa tertekan di rumahnya. Ia tidak bebas melakukan apapun. Ini tidak boleh. Itu tidak boleh.
"Yi, kamu tahu kan kamu itu satu-satunya pewaris keluarga ini? Sudah wajar lah Mamah sama Papah keras pada kamu. Apalagi sekarang bertambah anggota baru di keluarga kita." ucap Mamah sambil memegang pundak Mas Yixing. Pria bersinglet itu hanya mengangguk-angguk saja seperti pajangan mobil.
Aku menghembuskan napas untuk melegakan keteganganku sedari tadi. Setelah dipikir ada benarnya juga.
"Jadi Yi harus gimana?" Mas Yixing terlihat pasrah saja. Mamah tiba-tiba melihat ke arahku.
"Kamu harus setuju dengan ide Mamah." ucapnya pada Mas Yixing walaupun matanya tidak berhenti menatapku.
***
Sayangnya keputusan menyetujui ide Mamah membuatku menelan ludah sendiri. Ide Mamah memang tidak ada yang benar.
Sebagai hukuman bersikap tidak sopan di rumah kami harus bertukar. Aku harus tidur dengan Mamah sedangkan Mas Yixing tidur dengan Papah. Rasanya benar-benar tidak nyaman walaupun di sampingku adalah sosok wanita, orang tua dari suamiku. Tapi ini tidak benar. Ini salah. Aku memikirkan hal geli bersama suamiku, tapi sosok yang kudapat bukanlah dia. Lalu bagaimana dengan kabar Mas Yixing yang tidur dengan Papahnya?
Hari ini bahkan ulang tahunnya dan dia hanya menghabiskan malamnya dengan sia-sia. Malangnya suamiku.
Pagi ini rumah seperti terkena angin topan. Barang-barang hadiah ulang tahun Mas Yixing berdatangan dan diletakkan sesuka hati di ruang tengah. Aku menghela napas sekenanya. Aku bahkan tidak pernah mendapatkan hadiah sebanyak dan sebesar ini.
Aku mendekati sebuah kotak besar yang dibungkus kardus setinggi pundakku. Kutebak isinya mungkin kulkas atau lemari. Atau kotak tipis panjang yang ada di sana. Mungkin saja TV LED 52 inchi. Atau kotak besar sebesar separuh kasur tidurku. Mungkin isinya adalah meja kerja atau apalah. Lalu...
KAMU SEDANG MEMBACA
INTROVERT | Complete️✅
Fanfiction#86 03/02/18 Yixing putusin pacarnya? Dan Elsa yang belum pernah pacaran? Bagaimana jika mereka dipertemukan? Lalu bagaimana kisah cinta Yixing yang jatuh cinta dengan cewek INTROVERT macam Elsa? "Nyebelin!" - Elsa "Gue yang susah ngertiin kamu! Ta...