Piece 19 : Move On

1.8K 243 26
                                    

👇👇👇

.

.

.

.

.

.

"Ih, udah kali nangisnya Sa!," dumal Mina yang masih mendapati Elsa menangis sambil memeluknya. Bahkan tadi Elsa sempat menolak untuk pulang ke rumah dan memilih menginap di rumah Mina. Alasannya sederhana, hanya Elsa tidak ingin ditanyai apa-apa jika ia ketahuan menangis oleh orang tuanya. "udah kasur gue sempit, lo dempet-dempetin kayak gini jadi makin sesek bagian gue. Jatuh gimana?" tambah Mina sambil mendorong tubuh Elsa menjauh darinya. Sungguh, Elsa dari tadi terus menempel dan memeluknya erat-erat bagai perangko.


"Sorry!" ucap Elsa dengan penuh penyesalan.

"Kenapa sih lo nggak bilang iya aja tadi?" tanya Mina heran. Elsa tercekat. Ia melonggarkan eratan pelukkannya pada tubuh kecil Mina. Elsa tercenung, namun Mina menepuk pundaknya hingga Elsa tersadar kembali.

"Sa!" panggil Mina kemudian.

"Gue nggak tau?" jawab Elsa sambil menggeleng. Wajahnya cemberut dan bibirnya manyun yang rasanya Mina ingin menariknya.

"Kok nggak tau? Emang Yixing itu kurang apaan sih Sa? Udah ganteng, punya pekerjaan mapan, kaya lagi." sindir Mina sambil memuji kelebihan Yixing di depan sahabatnya. Kadang-kadang ia juga merasa tidak bisa menebak apa sebenarnya tujuan hidup Elsa ini. Kuliah udah selesai, tapi belum kerja. Masih jomblo, tapi kalo dideketin cowok menghindar terus. Sekarang, giliran dilamar cowok, Elsa menolak.

"Gue nggak tau, Mina. Jangan nanyain gue terus-terusan kayak gitu. Gue pusing." elak Elsa sembari memijat pelipisnya berpura-pura sakit. Sebenarnya tidak, Elsa hanya belum bisa memutuskan.

"Lo nggak kasihan sama cowok baik-baik gitu?" protes Mina sedikit membentak. Sebenarnya ia juga sudah kesal dengan tindakan Elsa yang terus-menerus menolak seperti tadi. Setidaknya ia ingin sekali saja mendengar Elsa berkata 'iya' atau 'bersedia' saja.

Elsa masih diam, ia tidak mau menjawab pertanyaan Mina terakhir padanya. "Oke kalo lo sekarang masih bingung. Tapi kenapa Sa? Emang lo punya cowok lain yang lebih pantes dari Yixing?"

"Baekhyun!" celetuk Elsa tiba-tiba yang membuat Mina kaget.

"Kok Baekhyun sih? Dia tau lo suka sama dia aja nggak. Lo masih ngarepin cinta darinya ketimbang Yixing yang udah kemana-mana ngumbar cinta sama kamu?"

"Aduh, gue bisa stroke lama-lama ngadepin lo, Sa.-" omel Mina lalu mendengus. "sekarang gue tanya, lo kalo ketemu Yixing, perasaan lo gimana?" Mina menanyai Elsa kemudian sambil menatapnya seduktif.

"Sebel." sahut Elsa singkat.

"Trus, misalnya Yixing kontak kamu, telfon misalnya. Lo gimana? Eh, kayaknya sih kalian sering deh..."

"Nggak kok, gue cuekin." sahut Elsa memotong. Elsa sudah benar tahu arah pembicaraan Mina. Sahabatnya mendesah kesal, bahkan lebih keras dari sebelumnya. Bisa ya, Mina punya sahabat seperti Elsa?

"Gue nggak percaya! Siniin Hp lo!" ucap Mina seketika ingin merebut ponsel milik Elsa yang disembunyikan di belakangnya. "Gue tau kalian pasti udah bicara banyak hal!" ucap Mina yang akhirnya menyerah. Susah sekali ia menghadapi gadis keras kepala ini.

"Mina!" pekik Elsa yang tiba-tiba hampir merebutnya dengan licik.

"Sama temen aja kayak gitu, udah." gerutu Mina. Elsa dirundung rasa bersalah berikutnya. Tapi ponsel ini adalah segala rahasianya. Bisakah ia menyimpannya untuk dirinya sendiri tentang Yixing ini?

INTROVERT | Complete️✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang