05 | Percaya

2.1K 265 81
                                    

- 05 -

========£££========

Dengan penuh perhatiannya Jungkook baru saja selesai memberikan obat yang mesti Sana minum siang ini. Meski Sana sudah terlihat lebih segar daripada sebelumnya Jungkook tetap saja tak segan untuk memberikan perhatian lebih tersebut kepada Sana.

"Jungkook... "

"Iya Sana? Kau mau minum lagi?"

"Bu--kan Jungkook, tapi.."

"Hm, Lalu? Kenapa Sana?"

"A-ah..."

Hingga sesaat setelah itu Sana turut memanggil nama Jungkook. Awalnya Jungkook kira Sana hanya ingin meminta tolong untuk sekedar mengambilkannya minuman. akan tetapi, ternyata Sana ingin menyampaikan hal lain.

Dilihat dari raut wajahnya Sana begitu menampakkan sebuah keseriusan. Sana pun turut menatap Jungkook dengan tatapan yang begitu pasti. Sepertinya yang akan disampaikan Sana dalam kesempatan ini adalah hal penting.

"A-ah Jungkook... Ta--pi aku ragu untuk menyampaikan hal ini padamu."

Namun Entahlah, tiba - tiba saja Sana dilanda keraguan begitu saat ia akan berbicara begitu dari kata yang ia sampaikan pada Jungkook

"Aish, Astaga Sanaaa. kau jangan buat aku penasaran. Ada apa? Sampaikan saja.Terbukalah padaku oke ?"

Sambil menghela nafasnya panjang, Jungkook lantas dibuat heran kenapa mesti Sana ragu saat akan berbicara padanya, akhirnya Jungkook pun mencoba untuk meyakinkan Sana agar terbuka padanya

"Hm, I-iya Jungkook..."

Seketika terjadi keheningan meski Sana telah meng'iya'kan apa kata Jungkook. Sana malah terdiam dan menundukkan kepalanya lalu ia tak berkata sepatah kata pun.

Hingga pada akhirnya Jungkook spontan menggemgam tangan Sana. Bak seorang peramal ampuh, Jungkook ternyata sudah tau apa yang sesungguhnya ingin Sana katakan

"Lihat mataku." ucap Jungkook sambil menarik dagu Sana yang tertunduk

"...."

"Kenapa Sana? Kau mau membicarakan soal status hubungan kita hm?"

"....." Sana pun perlahan kembali menatap wajah Jungkook. Lalu setelah itu ia pun turut mengangguk membenarkan apa yang telah Jungkook tebak.

Tapi, lagi - lagi kini Sana menundukkan kepalanya. Tak lama kemudian Jungkook pun meraih tubuh Sana

"Sudah kuduga kau akan mempertanyakan hal itu. Sabar, sekali lagi aku sampaikan maaf. Sungguh, bukan maksud hati untuk mempermainkan perasaanmu Sana. Tapi ingat, diantara kita masih ada Eunha. Jadi aku tak bisa langsung melakukan Semuanya terkadang aku juga memikirkan perasaan Eunha. Karena bagaimana pun juga dia sahabat kita Sana." Ucap Jungkook sambil mengusap-ngusap pundak Sana yang ada didekapannya

Siapa sangka, Sana bukannya merasa tenang karena pelukan hangat dan ucapan Jungkook tersebut. Sana malah acuh, ia melepaskan pelukan Jungkook. Lalu ia menyerka sendiri air mata yang telah membasahi pipinya, dengan cara bicara yang ketus Sana pun berkata...

"Kau boleh memikirkan perasaan Eunha. Tapi apakah kau tahu apa yang sesungguhnya aku pikirkan selama ini? Aku pikir aku sangat menyesal, kenapa mesti harus ada Eunha diantara kita?!"

Deg.

"Sana... Ma--ksudku bukan seperti itu, tapi--"

"Tapi apa Jungkook? Kalau kau memang sayang dan cinta padaku kenapa kau tidak terus terang hm? memangnya Eunha pacarmu?Mantan pacarmu? Setahuku salah satu arti dari definisi sahabat itu akan selalu mendukung satu sama lain."

The Rival Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang