12 | Realita

1.8K 204 23
                                    

"Eunha!!! Tunggu! Ini hanya salah paham! Oppa bisa jelaskan semuanya!!!"

Jin pun melepaskan pelukan Sana, lalu ia mengejar kemana Eunha pergi. Tapi kembali lagi pada hasil yang nihil, tak nampak jejak Eunha karna sepertinya Eunha berjalan begitu Sangat cepat padahal jauh sebelumnya Eunha sering tidak sanggup untuk berjalan cepat ataupun berlari.

'Ya Tuhan....'

Sambil berkali-kali mencoba menghela nafasnya, Jin memutuskan untuk kembali keruangan. Setibanya disana ia melihat Sana sedang terdiam menunduk sambil menyerka airmatanya, Jin pun lantas menghampiri Sana tanpa menghiraukan Eunha yang telah pergi entah kemana,

"Sana?"

"A-iya Jin oppa, E--eung maaf tapi bukankah kau tadi lihat dengan mata kepalamu sendiri? Eunha sudah terlanjur membenciku bukan? Bagaimana pun juga karena kesalahanku kemarin aku Dimatanya tetap terlihat buruk."

"Astaga Sana, sudah jangan berpikiran seperti itu. Aku bisa memaafkanmu lalu kenapa tidak dengan Eunha? Nanti biar aku jelaskan semuanya pada Eunha dari kondisimu yang sesungguhnya Sana."

"Ya oppa, a-akan tetapi... apakah Eunha akan Percaya ? Karena A-aku rasa tidak mungkin u-untuk Eunha percaya padaku lagi... Uhukk! Uhukk!"

Dikala Sana menunjukkan ketidakyakinannya akan Eunha kepada Jin tiba-tiba saja ia kembali terbatuk-batuk sehingga membuat Jin segera memberikan Sana segelas air putih agar batuknya mereda

"Hmm, Ini minumlah Sana.."

Setelah Sana meminum air putih pemberian Jin tersebut, Sana nampak bersiap untuk kembali ke rumahnya juga ia tak lupa mengambil tas Miliknya yang tadi ditaruh pada kursi kosong didekatnya

"Kau mau pulang sekarang Sana? E-eung apa perlu aku antarkan?"

Namun saat itu Jin tiba-tiba saja menawarkan Sana untuk mengantarkannya pulang. Tapi Sana malah menanggapinya hanya dengan gelengan kepala. Sana terlihat begitu enggan kalau sampai ia diantarkan pulang oleh Jin dengan alasan Eunha akan salah paham lagi

"Ti--dak usah Jin oppa, Terimakasih. Karena nantinya Eunha bisa tambah salah paham lagi. Kau sudah berbicara dengan Eunha kan tadi? Dia pasti berpikiran yang macam-macam, lagipula aku bisa pulang sendiri menggunakan taksi."

"Hm, aku tadi tidak bertemu dengannya Sana. Tidak biasanya Eunha berjalan begitu cepat, A-ah tapi tenang saja kalaupun ia benar pergi dari rumah sakit ini ia tidak akan pergi jauh kemana-mana selain kembali ke rumah. Ta--pi ngomong-ngomong memangnya kau yakin bisa pulang sendiri? Apakah kepalamu masih terasa pusing?"

"Sungguh A-aku sekarang sudah jauh lebih baik daripada sebelumnya, a-- Sekali lagi te-rimakasih banyak karena kau telah mendengarkan seluruh isi hatiku yang sebenarnya juga untuk aku berobat. Serta tolong Maafkan aku Jin oppa jika aku membuatmu risih ataupun membuatmu repot. A-aku pulang dulu... Uhukk-uhukk!!"

Hendak pergi meninggalkan ruangan Jin, tapi tanpa disangka Sana kembali lagi terbatuk-batuk yang membuat Jin otomatis mengkhawatirkannya

"Nahkan, aku antarkan kau pulang saja ya?"

"Tidak usah oppa, kau masih sibuk kan ? pasti ada pasien lain yang menunggumu."

"Hm soal itu mudah Sana,"

"Terimakasih Jin oppa, tapi sungguh aku bisa pulang sendiri karena pakai taksi itu aku rasa aman, aku dijemput di dekat lobby rumah sakit lalu aku diantarkan sampai depan pintu rumah."

The Rival Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang