17 | Emosi

1.2K 158 6
                                    

"Jadi kapan anakku bisa pulang dokter?"

"Pikirkan saja sendiri, sudah aku bilang kan jangan beri anakmu makanan pedas atau asam,"

"Ta--pi dokter... Anakku tidak mau makan jika makanannya tidak diberikan bumbu pedas."

"Bukankah dari rumah sakit sudah diberikan menu yang harus anakmu makan?"

"Tapi Dokter Jin....."

"Hah, Anakmu ini penyakit maag nya sudah kronis, jangan harap karena obat sakitnya akan Sembuh begitu saja, tetapi harus juga diiringi dengan pola makan yang baik."

"...."

"Untuk itu aku permisi, jika kau tak mau mendengarkan apa kataku lagi silahkan saja mampir ke meja Administrasi dan selesaikan pengurusan surat pulang paksa."

Deg.

Jin nampak begitu emosi setelah 2 pasien  dari 10 pasien rawat inap yang  ia telah lakukan visitasi sebelumnya pun sama tidak menunjukkan perkembangan karena tak mendengar dan melakukan apa yang telah Jin sarankan untuk kesehatannya.

Dan..,

"Dokter Jin, jadi... Baiknya Interversi apalagi yang harus diberikan untuk pasien yang kondisinya belum membaik?"

"Hah, aku pusing dengan mereka, sudah aku bilang tapi tak mau menurut. Jadi biarkanlah saja mereka suster."

"Ta--pi dokter Jin..."

"Sudah kubilang biarkan mereka suster!!! Sebaiknya jika kau tak mengerti apa kataku lebih baik sekarang kau Kembali saja ke Nurse Station! Jangan kau buat aku lebih pusing lagi sama seperti mereka!."

Dan lagi-lagi sang perawat yang sedari tadi mendampingi Jin pun turut terkena akibat dari emosi yang dirasakan Jin. Ia menunduk, tak kala takut menatap mata Jin. Sang perawat pun lalu pergi, sementara Jin sambil dengan tangan memijati kepalanya ia menuju ruangan kerja yang berlawanan arah dengan kemana perawat itu  pergi

Jin pun baru saja Sampai, saat ia diruangan ia melihat berapa bungkusan obat yang nama pasiennya itu menunjukkan nama dirinya - Tn. Jung Seokjin -,

Namun ia nampaknya malas melihat bungkusan obat tersebut, ia lantas melempar obat tersebut kedalam tong sampah yang terdiam di dekat meja.

Setelah itu ia menyenderkan santai tubuhnya dikursi, tiba-tiba saja terdengar suara bahwa ada seseorang yang mengetuk pintu ruangannya. Akan tetapi Jin merasa ia malas untuk membuka pintu itu, jadi Jin hanya berseru ,

"Masuuukk Sajaaa." Begitu seru Jin dengan suara yang cukup keras hingga menembus ruang pintu yang tertutup sambil ia masih diam duduk santai di kursi empuknya

***

Hampir lama membuang waktu hanya karena Jungkook yang tak hentinya menggoda Eunha. Akhirnya mereka berdua kini menuju nurse station dimana biasanya pada waktu yang belum terlalu siang Jin baru selesai melakukan visit mengadakan diskusi dengan para perawat ditempat itu.

Eunha melirik tak hanya disekitaran nurse station namun ia begitu memperhatikan pandangannya sampai ke sudut lorong ruangan. Tak ia lihat batang hidung Jin sedikitpun, sampai ada seorang suster berjalan menghampiri Eunha dan bertanya,

"Apakah kau mencari dokter Jin?"

"Iya suster, dimana dokter Jin? Apakah dia berada di ruangannya?"

"O-oh iya sepertinya dia ada diruangannya, baru saja sekitar beberapa menit yang lalu kami baru selesai visit."

"Oh begitu, baiklah suster, terimakasih banyak infonya."

The Rival Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang