07 | Bukan Malikat

2K 238 33
                                    

- 07 -

========£££========

Keesokan Harinya......

"Aw.. Sakittt."

Pagi itu nampak Eunha yang merintis kesakitan karena baru ia saja disuntikkan sebuah obat via selang infus oleh seorang perawat. Sang perawat pun turut mengusap punggung tangan Eunha dengan perlahan seraya agar nyeri yang dirasakan Eunha berkurang.

Tak lama sesudah itu, perawat yang telah memberikan Eunha obat pun pergi meninggalkan ruangan. Hingga tibalah sosok pria jangkung berparas tampan dengan gigi gingsul yang begitu menambah ketertarikannya saat ia terlihat tersenyum, tak lain pria tersebut adalah Kim Mingyu

"Selamat pagi Eunha, Ah oppamu sedang sibuk hari ini dikarenakan di unit gawat darurat sedang kebanjiran pasien. Ada sekitaran 40 siswa sekolah menengah atas yang baru saja pulang dari acara camp mengalami keracunan parah. Hm tidak apa kan sekarang oppamu belum sempat kemari?" ucap Mingyu kepada Eunha dengan lagak yang terkesan sok kenal sok dekat

Karena sikap Mingyu tersebut Eunha pun dibuat kikuk, mengingat kemarin Mingyu yang malah sempat terlihat canggung. Eunha lantas mengerenyitkan dahinya serta dengan terbata ia pun menanggapi apa kata Mingyu,

"Selamat pagi juga. I-iya Mingyu oppa tidak apa. Eh maaf maaf mak--sudku Dokter Mingyu.."

"Dokter Mingyu? Haha aku belum jadi dokter Eunha, aku hanya baru sarjana kedokteran dan aku akan mendapatkan gelar dokter-nya nanti setelah masa Coassku selesai, Mungkin kurang lebih sekitar 6bulan lagi. Untuk itu santai saja jika ingin memanngilku dengan sebutan oppa tidak apa hehehe."

"Ta--pi...?"

"Tapi kenapa Eunha? Padahal santai saja, jika seperti itu bukankah kita akan terkesan lebih akrab? Hehe. Ohya bagaimana tidurmu semalam? Apakah nyenyak?"

Deg.

Matanya menatap Eunha dan lagi-lagi Mingyu pun turut menunjukkan senyum terbaiknya. Hal itu sungguh membuat Eunha terbang, dengan refleks Eunha pun tersenyum dan mengiyakan apa yang telah Mingyu katakan

"Oh--iya, jika begitu baiklah Mingyu Oppa? Hehe. Eung soal tidurku... puji syukur aku semalam tidur nyenyak oppa."

"Sungguh? Apakah kau tidak terbangun karena batuk? Atau Sesak?"

"Tidak oppa sungguh, hanya saja pusing dikepalaku belum sepenuhnya hilang ."

"Hm begitu, baiklah sekarang aku izin untuk memeriksamu ya?"

"A-iya Dok, eh maksudku Mingyu oppa..."

Kini Mingyu pun mulai menggunakan stetoskopnya yang awal mula hanya ia kalungkan dileher. Ia hendak mengaulkustasi atau mendengarkan suara organ yang ada di dalam tubuh Eunha terutama paru-parunya. Setelah itu Eunha lantas bertanya kepada bagaimana kondisinya saat ini

"Bagaimana Mingyu oppa? kondisku sudah baik-baik saja kan?"

"Kau bilang tadi pusing, apakah itu menandakan kau baik-baik saja Eunha hm?"

"Ish, ya maksudku hasil pemeriksaan yang telah dilakukan kau tadi, kemarin juga kau kan Mingyu oppa yang diperintahkan oppaku untuk mengambil hasil rontgen serta lab dariku? Bagaimana hasilnya baik-baik saja bukan? Kenapa Jin oppa tidak bilang hasilnya padaku, huh menyebalkan Padahal sih pusing begini istirahat dirumah juga bisa."

Mendengarkan keluh kesah Eunha, Mingyu menghela nafasnya panjang. Lalu Mingyu searaya duduk dibangku dekat ranjang kasur Eunha, ia menasehati Eunha kalau sebenarnya ini bukan ulah Jin belaka

The Rival Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang