15 | Panik

1.4K 164 25
                                    

"Hallo---? I-ini aku dengan teman dari Eunha,"

"Oh kau temannya Eunha? Kenapa Eunha tidak mau berbicara lagi? Padahal ini sungguh penting, kami menemukan jasad Seokjin oppanya karena tabrakan beruntun tadi pagi. Bagaimana untuk urusan selanjutnya? Kami perlu tindak lanjut secepatnya dari pihak keluarga.'

"Hah?!!!?!?"

DEG.

"Ya, bagaimana ini tuan? Sebenarnya kami siap untuk segera membantu semuanya tapi kami butuh biaya sekitar Lima juta won, kami pastikan jika Eunha sudah menstransfrer uangnya proses pengurusan jenazah akan segera berlangsung dari mulai proses kremasi sampai rumah duka, keluarga dari Seokjin hanya Eunha kan?"

"Ya Tuhan... E----eung, A--aku sebenarnya bu--kan hanya teman dari Eunha, a-aku keluarganya juga tuan, a--aku saudaranya, saudara jauh, baiklah jika begitu bisa kah kau cepat mengirim nomor rekeningmu? Jika kau sudah mengirimkan nomor rekening mu aku akan segera mentransfer uangnya atas nama Jeon Jungkook."

"Oh kau keluarganya juga? Baiklah akan Segera aku kirimkan nomor rekeningnya lewat pesan singkat, tapi setelah itu kau harus langsung transfer ya? Kalau tidak semuanya akan terhambat, sekali lagi akan sangat aku tunggu untuk transferannya, terimakasih banyak."

Tttuuut------

Hah.

Eunha masih Tengggelam dalam tangisannya sementara Jungkook dibuat turut bergetar setelah menyelesaikan percakapannya dalam panggilan telfon tersebut.

Jungkook sempat sejenak terdiam memikirkan semua yang telah ia dapati tadi, lalu ia melirik ke arah Eunha disebelahnya yang masih penuh dengan deraian airmata. Maka ia pun berpikir bahwa ini bukanlaj waktunya untuk tinggal diam, bagaimana bisa Jungkook membiarkan Eunha sang pujaan hati terpuruk begitu saja

"Eunha...? A-aku tahu Jin Hyung itu orang baik dan aku yakin bahwa apapun yang terjadi padanya mungkin itulah yang terbaik dari Tuhan."

Begitu ucap Jungkook sambil perlahan mendekati Eunha. Juga dengan sedikit kecanggunganya Jungkook turut mencoba untuk merangkul Eunha. Namun ketika tangan Jungkook belum saja menyentuh bahu Eunha, Eunha tiba-tiba saja menghadangnya

"DIAAAM KAU JEON JUNGKOOK!! Tak usah peduli Padaku! Bilang saja kalau kau senang kan jika sudah melihat aku menangis menderita?!?!? Hiks..."

Eunha membentak keras lalu menyiku Jungkook sampai Jungkook hampir saja terjatuh kebawah tanah, untungnya pertahanan Jungkook cukup kuat sehingga ia tidak terjatuh begitu saja.

"Hiikkkss...."

Kini bulir-bulir airmata yang mengalir di pipi mulus Eunha pun nampak semakin menyerbu, tangisan Eunha dikala itu semakin saja tersedu-sedu.

Mustahil, jika sampai pada kesempatan kali ini Jungkook menyia-nyiakan Eunha begitu saja. Meski tadi sempat mendapat tanggapan dari Eunha dengan sikap yang kurang menyenangkan, hal itu tak menghentikan niat Jungkook untuk tetap menenangkan Eunha,

Tapi...........

Awal mulanya Jungkook akan seraya membuat Eunha jauh rebih rileks, Jungkook kembali memposisikan dirinya disamping Eunha. Selembar kain sapu tangan ia keluarkan dari dalam tasnya untuk menyerka air mata Eunha. Tapi apa boleh buat saat detik-detik kala Jungkook akan menyerka air mata Eunha, Tiba-tiba saja..

"Se--sak....."

Eunha merasakan sesak, masih dengan airmatanya yang penuh ia tak dapat mengendalikan pernapasannya. Dadanya nampak kembang kempis tak beraturan, sampai-sampai kesadarannya mulai menurun Jungkook dibuat panik bukan main.

The Rival Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang