8⃣ : Annoying Dream

1.9K 129 19
                                    

"Dia pergi begitu saja, bak angin yang menghampiri setelah itu beranjak pergi."

"It's holiday, woah!"

"No. It's our holiday, woahhhh!"

Wafa melingkarkan lengannya di leher Alba. Mengingatkan Alba bahwa kini dirinya tidak sendirian. Sejauh mata memandang, tempat mereka berdiri sekarang adalah taman yang rimbun dan ramai. Alis Alba mengernyit, "Wafa?".

"Let's have fun together! Wooohuuu!" Wafa menarik tangan Alba lembut.

"Lo mau bawa gue kemana?" dengus Alba.

Wafa tidak menjawab. Sebuah ayunan kosong menunggu mereka. Wafa meminta Alba untuk duduk dan mulai berayun.

"Nggak, nggak, nggak. Lo kan tau gue pernah jatoh dari ayunan, gue takut Wafa!" rengek Alba, berusaha melarikan diri dari Wafa.

Wafa menarik lengan Alba dan meyakinkannya. "Lo bakal aman sama gue, ini seru banget lho Ba!"

"Emmmm, tapi lo jagain gue ya. Pegangin jangan sampe gue jatoh!" titah Alba.

"Beres!"

Alba sudah bersiap pada posisinya, matanya terpejam dan kedua tangannya memegang erat rantai ayunan tersebut. Di belakang Alba, Wafa sudah bersiap mengambil ancang-ancang. Senyum jahil terukir di bibir Wafa. "Ready? One...Two...Three!"

"WOOOOAAAAA!" teriak Alba ketakutan. "Turunin gue sekarang, Wafa!"

"Just enjoy it," tangan Wafa tidak henti-hentinya mendorong. "Gue jagain lo Ba, di belakang!"

"AAAAAAA...NGGAK MAU! TURUNIN SEKARANG!" Alba terpejam, tidak berani membuka matanya walau sesaat. Sementara itu ayunan Alba bertambah kecepatannya menjadi berkali-kali lipat berkat ulah jail Wafa. Dirinya hanya cengengesan melihat Alba ketakutan. Mau sampai kapanpun trauma Alba terhadap ayunan takkan pernah hilang.

Beberapa saat kemudian, Wafa tidak lagi mendorong punggung Alba. Kecepatan ayunan itupun berkurang. "Wafa lo dimana? Lo ninggalin gue ya, ih rese!" tukas Alba kesal.

"Gue di sini, buka mata lo!"

"Dimana?" Alba belum mau membuka matanya.

"Buka aja mata lo!"

Sebelah matanya dibuka, lalu membelalak total. "Wafa ngapain lo di depan gue?!"

"Mau turun kan, ayo lompat!"

"Lo gila, ntar gue jatoh!" papar Alba kesal.

"Gue di depan lo, lo jatuh dipelukan gue." Entah mengapa setelah Wafa berkata demikian rasa takut Alba menghilang seketika. Di hadapannya Wafa sudah bersiap siaga merentangkan tangan, siap menangkap Alba kapanpun Alba melompat dari ayunan. "Gue itung ya... Satu... Dua... Ti—"

"AAAAAAAAA!" pekik Alba sangat melengking. Belum genap Wafa menghitung Alba sudah nekat melompat, Wafa menjadi tercengang sesaat. Untungnya, Wafa mampu menangkap Alba. Tangannya menopang kedua paha Alba, Alba dan Wafa berpelukan mesra.

"Jantung gue kayaknya copot dari tempatnya gara-gara lo Fa!" ucap Alba ngos-ngosan.

"Jantung lo masih pada tempatnya kok," Wafa tersenyum.

"Tau darimana?"

"Jantung lo berdebar banget ini gue ngerasain, jantung lo tepat di hadapan jantung gue sekarang." Wafa semakin mengeratkan pelukannya.

Ok Wafa! Today you are totally made me feel so melting.

"Udah ah lepasin, gue mau turun," pinta Alba.

Wafa and The Girl [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang