Wanna see this video?
Begitulah pertanyaan yang terpampang di layar laptop Wafa. Tidak ada kegiatan lain di malam hari selain minum susu hangat dan berkubang di meja belajar, menonton video pembelajaran.
Meski terbilang murid cerdas, itu tidak membuat Wafa berhenti belajar. Ia terus saja belajar setiap saat, banyak membaca, dan me-review kembali materi yang telah ia pelajari di sekolah. Kali ini ia sedang mempelajari kembali matpel favoritnya, matematika.
Ia terus menyesap susu hangat dari mug, kehangatan perlahan menjalar ke tubuh Wafa. Dengan begini Wafa menjadi tambah fokus, rumus matematika serumit apapun akan tunduk pada keenceran otak Wafa.
Di tengah-tengah keseriusan Wafa menonton video, suara bel terdengar dari bawah. Wafa mempause video tersebut, dan melaju turun.
Dibukakannya pintu rumahnya, seorang pria dewasa dengan koper hitam sedang berdiri di balik pintu. Wafa tersentak, "Loh?".
Tanpa merespon keheranan Wafa pria itu bergegas masuk. Bokongnya merapat pada sofa, kemejanya kusut, dan tubuhnya terlihat sangat kelelahan.
"Bukankah ayah pulang dua hari lagi?"
"Maunya sih begitu,"
"???"
"Rav mana? Ini semua gara-gara Rav,"
"Rav biasanya pulang tengah malem,"
"Anak itu. Huuh!"
"Kenapa dengan Rav?"
"Ayah dapat SP-1 dari sekolah, gara-gara poin Rav sudah sangat banyak."
Wafa mengangguk mengerti, ini sudah biasa terjadi. Hal biasa jika adiknya itu selalu bermasalah. "Ayah udah makan? Mau aku buatin Indomie?"
"Nggak perlu Afa. Ayah cuma kecapean aja, mungkin gara-gara jet leg juga. Besok pasti ayah sudah fit lagi. Udah kamu tidur sana, besok sekolah."
Ayahnya mengelus rambut halus Wafa. Hubungan antara mereka selalu seperti Ayah Muda dengan anak berumur lima tahun. Sangat hangat.
✖➗
Bel istirahat kedua sudah diluncurkan. Bersamaan dengan itu kini Alba beserta mamanya yang supergokil tiba di depan ruang Bu Fera. Ruangan paling ditakuti di sekolah ini.
"Ayo Ma, ketuk pintunya!"
"Mama nggak berani, kata kamu isinya macan!"
"Elahhh, maksud aku bukan macan beneran, tapi manusia kaya macan. Garang!"
"Iiihhh! Serem ugha,"
Alba berlindung dibalik punggung Mamanya, mereka berancang-ancang untuk masuk.
"Macannya gak bakal gigit kan?" retorik Mamanya.
"Palingan cuma dicakar dikit si," balas Alba melucu.
"Males deh Mama harus berurusan sama guru macan itu,"
"Aduh Ma, cepetan ntar keburu diterkam sama guru macan itu!" pinta Alba tidak sabar.
"Siapa guru macan yang kalian maksud?!"
Suara itu terpantul dari balik punggung mereka berdua, seorang guru tengah bertolak pinggang. Lantas, itu membuat Alba dan mamanya sama-sama terkejut.
![](https://img.wattpad.com/cover/98651647-288-k293102.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Wafa and The Girl [Completed]
Novela JuvenilPeringkat 1 dalam hashtag #masaabuabu ( 24 Juni 2018 ) Peringkat 1 dalam hashtag #introvert ( 03 April 2019 ) Cerita ini menceritakan tentang seorang siswa SMA yang berkepribadian introvert dan asosial. Ia tidak suka berkelahi, meski pandai bela dir...