2⃣6⃣ : Sad, give up, and truth

1.3K 88 3
                                    


Rasanya ia sudah jatuh terlalu dalam dan tiap kali berusaha bangkit, Wafa kembali menghantamnya tanpa ampun membuat Alba jatuh kian dalam. Perjuangan yang menyembilu.

✖➗


Siang ini Alba tidak sendirian. Alba sedang berada di balkon lantai tiga sembari melihat pemandangan bersama Gina. Semenjak terjadi perang panas antara dirinya dan Candy, Alba memiliki kawan baru dari kelas sebelah. Nama lengkapnya, Ginava Ruslita. Cewek ini memiliki kecantikan setingkat dengan Alba, namun Gina memiliki rambut yang sedikit bergelombang sedangkan Alba lurus. Gina ini menjabat sebagai ketua mathematics club.

Dan karena itulah—kalian tahu mengapa.

"Hari ini ada pertemuan ya Ba, habis pulang sekolah," pekik Gina pada anggota baru itu. Ya, Alba seminggu terakhir nekat ikut MC, karena ia bertekad untuk mahir matematika. Apalagi yang menjadi tutor dalam MC ini adalah Wafa, sayangnya Wafa sedang sakit sekarang.

"Hari ini gue izin dulu ya, kakak!" ledek Alba.

"Ah lo, mau datangnya giliran ada Wafa doang!"

Alba hanya ber-hehe ria memasang wajah tak bersalah.

Dan tiba-tiba yang menyulut emosi Alba datang, sudah terik karena matahari siang, ditambah kompor meleduk hadir menghampirinya. Begitulah benak Alba.

"Eh guys, stok cowok ganteng di sekolah ini berkurang tau!" sinis Candy. Tidak hanya Alba yang punya kawan baru, bahkan Candy punya komplotan sendiri.

"Waduh kok bisa?" sahut salah satu anggota komplotan Candy.

"Yaiyalah! Rav udah meninggal dan sekarang Wafa lagi sakit jangan sampe Wafa mening—amit-amit!" cibir Candy untuk menyindir Alba. Alba naik pitam seketika, ia dengan ganasnya menghampiri Candy.

Tanpa ampun, Alba menampar Candy, "kalo punya mulut dijaga ya lo!"

"Elo tuh cewek centil, gausah belagu!" teriak Candy.

Hiruk-pikuk menjadi gaduh dan seketika gerombolan murid-murid kepo mulai datang. Mereka menyaksikan Alba dan Candy yang beradu mulut dan berujung jambak-jamabakkan, saling tampar, dan lebih anarkis lagi. "Udah berhenti, kalian bantu pisahin dong!" teriak Gina.

"Rav mati bukan gara-gara gue ya, tolol!" sarkas Alba.

Candy mulai meringkuk tubuh Alba, tubuhnya yang besar berguna saat-saat ini, "masih ngeles juga lo, bego!" Ia mendorong Alba dengan kekuatan lemaknya, tak tanggung-tanggung ia pun meniban Alba.

"BAAABBBBOOOONNN!" Alba merasa tubuhnya remuk ketiban gajah sumatera.

"Pisahin!" akhirnya murid-murid yang menonton menganggap ini akan makin runyam dan segera menghentikan mereka berdua. Mulai memisahkan mereka dengan menahan lengan mereka masing-masing. "Alba udah Ba, lo bisa masuk BK!" bujuk Gina.

"Awas ya lo Ken! Bangsat!"

Gina selincah mungkin menarik Alba menembus kerumunan murid-murid yang ikut menonton. Gina si pecinta damai langsung memberi Alba ceramah. "Lo gimana sih Ba? Jangan kepancing emosi dong, diemin aja kalo gajah sumatera ngomong!"

Alba melepas kuncirannya yang ambrul adul dan mengibas rambutnya. Untungnya seragamnya masih dalam keadaan utuh dan tidak ada lecet. "Siapa coba yang nggak emosi kalo digituin!"

"Lo bilang mau berubah?" ucap Gina tajam. Ia bersedekap dada dan memandang Alba yang sedang bercermin di kamar mandi. "Gimana kalo Wafa tau ya?"

"Ehhhh jangaannn dong!" Alba menghampiri lengan Gina. Ya, rencananya dia akan sepenuhnya menjadi siswi yang beradab dan tahu sopan-santun. Intinya dia pensiun jadi cewek nakal. Demi Wafa katanya. "Ya udah ya, ini yang terakhir, janji?"

Wafa and The Girl [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang