Hari dimana kita dipertemukan, aku tahu ada yang berbeda darimu. Apa aku bisa dekat denganmu?
✖➗
"Kalau kamu masih nakal juga di sekolah baru, mama akan nge-home-schooling-in kamu! Kalau perlu mama akan nyewa kopasus 88 buat jagain kamu!"
Perempuan yang berusia sekitar 40 tahun itu, menumpahkan emosinya sembari memainkan tuas kemudi mobilnya.
Bagaimana tidak? Anak tunggalnya itu tiada henti-hentinya membuat onar di sekolahnya. Terlebih, dia sudah hampir dua kali di-drop-out dari sekolah sebelumnya. Setiap semester pasti ganti sekolah.
"Aduh Alba! Mama udah ngomong sampai bibir mama maju lima senti, kamu masih nggak dengerin juga!" Mamanya melirik ke arah Alba yang tak menghiraukannya.
"Bisa nggak sih ini ini headphonenya dilepas dulu?!" Tangan kirinya menarik-narik headphone di telinga anaknya, membuat Alba berhenti mengangguk-anggukan kepalanya yang sedang bersenandung menikmati lagu.
"Apaan sih Mah?!" Alba yang duduk di sebelah Mamanya tidak terima.
"Kamu itu, nggak pernah denger nasihat Mama. Mama itu ngomong pake tenaga bukan pake batere. Mama capeeeeee bilangin kamu! Kamu selalu buat onar di sekolah. Masa setiap semester Mama harus repot mengurusi surat pindah kamu!" Suara Mama ketika sedang marah, sama saja seperti suara petir. Keras, melengking, dan mengerikan.
"Udah lah Mah, yang berlalu biarlah berlalu," jawab Alba santai.
"Kamu itu---"
"STOP MAH!"
Belum sempat Mamanya membentak, Alba sudah berteriak.
Mama ngerem mendadak, untunglah Mama dan Alba memakai seat belt. Kalau tidak, mungkin kepalanya sudah membentur dashboard.
Mamanya mengelus dada bersyukur.
"Alba! Apa-apaaan sih kamu, kalau Mama nabrak gimana! Mana belum lunas bayar BPJS!" Kaki Mamanya memang ngerem, tapi mulutnya tidak berhenti ngegas.
Alba malah cengar-cengir tidak jelas. Dia tidak pernah merasa terancam dengan omelan Mamanya. Dan Alba sama sekali tidak kapok dengan omelan Mamanya.
"Kita kelewatan Mah, makanya aku bilang 'stop' tadi." Alba benar, sekolah barunya kelewatan kira-kira sepuluh meter.
Mama memundurkan mobilnya dengan perlahan. Tepat di depan pintu gerbang.
Mamanya bisa bernapas lega karena beberapa jam ke depan Alba tidak akan membuat emosinya meledak-ledak, Alba akan menghabiskan waktu di sekolah barunya.
Alba bergegas turun dari mobilnya, berputar menuju kaca mobil sebelah kanan.
"Muach Muach Muach!" Alba mencium kedua pipi mamanya.
"Aduh pelan-pelan, nanti bedak mama luntur!" pekik mamanya saat Alba menempelkan bibirnya begitu kuat.
"INGET ALBA, JANGAN BUAT ONAR!" Teriakan Mama dari dalam mobil mengiringi kepergian Alba.
Kini Mama Alba bisa bernapas lega karena Alba sudah tiba di sekolah barunya. Tapi tunggu, ada yang tidak beres pada wajahnya. Ia mengambil cermin dan....
"AAAAAAAAAA!"
lipstik merah tebal mengalahkan warna bedak yang ia pakai.
Siapa lagi kalau bukan ulah,
"ALBAAAAAA!"
➕➖
Orang pertama yang Alba lihat saat masuk ke lingkungan sekolah barunya adalah guru perempuan yang menatapnya tajam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wafa and The Girl [Completed]
Novela JuvenilPeringkat 1 dalam hashtag #masaabuabu ( 24 Juni 2018 ) Peringkat 1 dalam hashtag #introvert ( 03 April 2019 ) Cerita ini menceritakan tentang seorang siswa SMA yang berkepribadian introvert dan asosial. Ia tidak suka berkelahi, meski pandai bela dir...