Ibu adalah malaikat tanpa sayap yang diturunkan ke Bumi, menjadi penjaga yang pandai menyembunyikan luka di hadapan buah hatinya.
✖➗
"Demi apa baru kenal udah pake 'aku-kamu'?" tanya Candy sembari nyemil kentang goreng. Rutinitas Candy setiap pagi selain sarapan adalah memakan cemilan. Tidak heran kalau Alba sering meledeknya 'Kingkong Betina'.
"Biasa aja kali, Ken,"
Candy men-scroll history chat Alba dengan Rav dengan serius. "Ahhh, lucu banget sih Rav. Cowok semaskulin dia bisa bertingkah menggemaskan sama cewek."
"Sayang banget kan kalau gue enggak merespons?" papar Alba.
"Gue dukung banget lo sama Rav Ba. Both of you are matched!" tukas Candy di sela-sela mengunyah.
Belum ada jawaban pasti dari Alba. "Liat aja entar."
Kring... Kring... Kring....
Masuk jam pertama.
Beberapa menit kemudian datang seorang guru berperawakan tinggi dengan setelan kemeja putih bermotif garis-garis. Rambutnya klimis, ditambah kumisnya yang lebat. Pak Bud, guru Ekonomi.
"Masukkan semua buku ke dalam tas. Hari ini kalian akan ulangan Bab pertama." Belum juga duduk di kursinya, Pak Bud sudah mengeluarkan ultimatum yang mendapat banyak kecaman dari para murid XI IPS 4. Termasuk Alba yang paling benci dengan ulangan mendadak. Ulangan terjadwal saja dia mendapat merah melulu, apalagi ulangan mendadak, tak bisa diperkirakan nilai Alba.
"Pak, kok kita enggak dikasih tau kalau ada ulangan!" protes Alba kesal.
"Iya Pak,"
"Belum siap nih Pak!"
"Mana materinya banyak banget lagi!"
"Pusing pala barbie!"
Seruan protes bersahut-sahutan. Namun Pak Bud tetap setia dengan kebiasaan uniknya, mengelus-elus kumisnya, tak peduli diprotes. "Walaupun kalian membawa protes kalian ke pengadilan tingkat banding, ulangan Ekonomi akan tetap jadi!"
"Bisa aje nih kumis onta!" celetuk salah satu teman Alba.
Semua murid tak bisa apa-apa, hanya bisa menghela napas dan pasrah. Pagi-pagi yang sejuk ini terasa panas dengan adanya ulangan dadakan seperti ini.
"Ken, ntar kertas lo jangan ditutupin ya, gue mau liat!" bisik Candy.
Candy memberi ibu jari pada Alba. "Pinter-pinter ya nyonteknya, jangan sampe ketauan."
"Iya, bawel!"
Lima soal essay membuat Alba keringat dingin. Materi Ekonomi yang sama sekali tak dimengerti Alba. Suasana kelas menjadi sunyi. Pak Bud juga tidak bisa diam, dia terus berkeliling mengawasi setiap gerak-gerik muridnya.
"Muter mulu nih kek gangsing anak SD! Gimana gue bisa nyontek sama Candy!"
Alba terlihat sangat gusar. Ekor matanya memicing ke kertas ulangan Candy. Menyalin semua yang ditulis Candy, tanpa pikir panjang. Berharap semoga Pak Kumis a.k.a Pak Bud tidak melihatnya.
"Alba!"
Aduh, mampus gue! Pake ketahuan segala.
"Tau enggak kalau ulangan itu tidak boleh menyontek?" Pak Bud berjalan mendekati meja Alba. Melipat kedua tangannya di dada dan memasang wajah serius, lebih seperti dibuat-buat agar Alba takut. Namun cewek sesangar Alba tidak akan pernah kenal dengan yang namanya takut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wafa and The Girl [Completed]
Teen FictionPeringkat 1 dalam hashtag #masaabuabu ( 24 Juni 2018 ) Peringkat 1 dalam hashtag #introvert ( 03 April 2019 ) Cerita ini menceritakan tentang seorang siswa SMA yang berkepribadian introvert dan asosial. Ia tidak suka berkelahi, meski pandai bela dir...