3⃣2⃣ : Failed Kiss

1.4K 83 10
                                    

Perasaan di mimpi Wafa minta ciuman, bukan ngajakin sarapan! Alba kecewa, ternyata yang menjadi kenyataan sesuai mimpi tidaklah sama sepenuhnya. Ada saja bagian yang beda.

•BAB INI ADA SANGKUT PAUTNYA DENGAN BAB 8 ANNOYING DREAM, BACA LAGI YA BAB ANNOYING DREAM EHEHE.•

➕➖

Alba memberi lambaian tangan dan salam perpisahan pada Gina. Gina melesat bersama motornya, menerabas siswa-siswi lain yang juga hendak pulang.

Hari ini Alba akan dijemput mamanya. Ia menunggu sendirian di pintu gerbang, sambil memasang headphone merah mudanya. Ia mengangguk-angguk sesuai ritme musik yang ia dengar. Sudah lama ia tidak mendengarkan musik, oleh karena itu daripada ia gabut mending dengerin musik.

Namun suasana yang damai tiba-tiba terusik oleh kemunculan Alan yang berdiri di hadapan Alba. Mengejutkan. Alan langsung menarik lengan Alba dan menariknya menuju sudut sekolah Alba yang dirasa sepi dari para siswa. "LEPASIN!" ronta Alba.

"Hai sweetie!" masih sama dengan kemarin, jaket denimnya terlihat sebengis yang memakai. Apalagi ucapan menjijikan barusan.

"Najis!" Alba merekahkan headphone-nya dan menggantung di leher. "Gue harus pindah sekolah lagi kayaknya biar lo nggak ngikutin gue mulu,"

"Silakan,"

Pandangan mereka menguat tajam, tatapan seperti bara membakar suasana yang mencenangkan ini. Alba terus merapalkan umpatan tentang kesialannya bertemu Alan di dalam benaknya.

"Gue akan cari kemanapun lo kabur!"

Biadab. "Gue nggak kabur!"

"Lo kabur," Alan memasamkan wajah dan belum berniat untuk melepas cengkramannya pada Alba. "Jelas lo kabur ke Jakarta dan ninggalin pacarnya dengan seenak jidat,"

Alba merintih merasakan sesak napas Alan yang menderu. "LEPASIN!"

"Dan sekarang lo malah mengabaikan gue yang udah susah payah—" Alan mendesak Alba dengan kalimatnya, Alan harus pintar-pintar mempermainkan kalimat agar Alba bertekuk lutut padanya. "susah payah cari lo, KENAPA LO KABUR, BANGSAT?!" Alan berteriak parau, ia merasakan lututnya bergetar. Manik matanya penuh dendam, justru pada orang yang sangat ia cintai, meskipun itu sudah berlalu dan berakhir seperti butiran debu.

"Lo melupakan gue, lo melupakan gue bangsat," lanjut Alan yang tanpa sadar telah melepaskan cengkramannya. Alan membungkuk di hadapan Alba yang terlihat merasa sedikit bersalah, Alan yang pernah tulus menyayangi malah ditinggal pergi. Namun Alba tetaplah kukuh dan teguh pada keyakinannya, cowok brengsek seperti Alan tidak perlu dikasihani.

"Banyak alasan yang bikin gue ninggalin lo, Lan," Alba mengatupkan bibirnya, ia memalingkan wajahnya agar tidak melihat Alan yang sedang berakting dramatis.

"Bilang!"

"Lo brengsek!" tandas Alba. "Lo tidur kan sama Astuti?"

"Nggak!"

"Iya! Lo biadab, lo hewan, lo nggak sadar udah buat cewek-cewek malang itu hamil!" Alba berusaha membentak dengan suara yang lirih. "Gue nggak mau jadi korban berikutnya, Lan,"

Alan berdiri tegap. "Gue tulus sama lo!"

"Basi. Lo mau enaknya doang!"

"Nggak, gue akan berubah. Gue nggak akan bikin lo hamil!"

Alba memiringkan senyumnya, "lo mending tanggung jawab aja sama cewek-cewek yang udah lo ajak tidur,"

Alan membulatkan bola matanya.

Wafa and The Girl [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang