Milan, Itali

2.7K 113 9
                                    



******




Kini kota swiss terlihat ramai disalah satu di pinggir jalan tepatnya di persimpangan, suara riuh tepuk tangan terdengar begitu meriah.

   Beberapa orang yang penasaran sempat singah hanya sekedar melihat, termasuk dengan Dev cowok itu ikut bergabung melihat apa yang sedang di pertunjukkan.

Ternyata sebuah pertunjukkan musik yang terdiri dari dua orang yang berhasil membuat semua mata menatap kagum, bagaimana tidak.

Alat musik yang mereka mainkan berasal dari alat musik tradisional indonesia membuat Dev memiliki ke bangga tersendiri ,walaupun yang memainkan alat tersebut bukan asli orang indonesia tapi Dev tetap kagum dengan mereka.

Permainan angklung yang di padukan dengan alat musik bernama Arumba berhasil menghasilkan nada yang begitu indah, Dev terbuai akan melodi yang dikeluarkan alat musik itu jangan kan dirinya yang lain saja seakan ikut masuk kedalam permainan musik itu.

Dev meberikan selembar uang ke tempat yang sudah di sediakan, kini kakinya kembali berjalan walaupun dirinya ingin berlama disana tetapi seseorang tengah menunggunya juga.

Dari kejauhan Dev bisa melihat mobil sedan yang biasanya temannya pakai itu tengah terpatri disalah satu kafe yang sudah mereka janjikan untuk hari ini, Dev masuk mengedarkan pandangannya dan disana Willen bersama wanita yang tidak asing untuk Dev.

"Haii bro"

"Haii" sapa Dev dan duduk di depan Willen, cowok itu berasal dari indonesia tepatnya dari sumatra utara dengan campuran jerman yang dapat dari ayahnya.

"Bosen nih jalan-jalan yuk" ajak perempuan yang Dev tau bernama Khailyah yang juga berasal dari indonesia sama seperti dirinya.

"Kemana? Iya nih seminggu sampai disini, gini-gini muluh bosan gue" ujar Dev

"Gimana kita keliling kota aja, kan swiss bertepatan di jantung eropa hmm so, banyak buat kita bisa mengelilingi kota-kota lainnya." seruh Khai yang begitu menggebu-gebu.

"Gimana kita ke Jerman?"

"Ahhh gue baru dari sana males ahhh, ke
Sana. Pengen nya sih ke paris Tapi kayaknya -"

"Nggk ah males, kalo ke kota paris gue harus bawa pasangan. Lah ini jangan kan pasangan, doi aja nggk punya" Willen tidak setuju.

"Yee derita lo"

"Kenapa lo pada nggk pacaran aja?" Tanya Dev yang berhasil membuat keduanya menatap Dev marah. Yang benar saja.

"Heii-"

"Kenapa? Bukannya kalian saling menyukai? Kenapa harus menolak?"

"Apaan sih" Willen menatap Khai yang sibuk dengan minumannya. Tangan Wilen terulur menarik pundak Khai membuat gadis itu menghadapinya langsung.

"Lo suka gue?"

"Hu.. Gimana kita ke Milan! aja dekat juga kok dari Lucerne udah lama gue nggk kesana. Dan lo harus jadi supir kita, oke" Khai mengalihkan topik mereka, membuat Dev mendengus.

"Oke" balas Willen.

"Ayo, kenapa kalian diam saja!!" kesal Khai menarik tangan Willen dan juga Dav, membuat kedua cowok itu mendengus.

Mereka harus melakukan perjalanan jauh yang cukup melelahkan, menggingat mereka harus menggunakan Mobil! Untuk sampai ke Milan.

Cewek memang ribet, walaupun dari kota Lucerne menuju Milan hanya butuh waktu tiga setengah jam yang di tempuh dengan menggunakan mobil.

Love my brother Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang