******
Malam ini Michelle hanya bisa termenung di jendela kamar kos-kosannya sudah seminggu ia keluar dari rumah Yura, helahan nafas begitu terasa sangat sesak seakan roga dadanya dihantam dengan batu besar.
Ia menatap pedih kejalan raya yang ramai, pepohonan berhembus pelan merasakan angin yang menabraknya, pertemuan kemarin membuatnya menyesalkan apa yang telah ia katakan. tapi tidak mungkin ia terus terpuruk disini tanpa melakukan apa-apa toh semunya sudah terjadi.
Michelle meraba diri kekasur menatap langit diluar sana dengan jendela yang terbuka, ia tidak menyangka Celine yang ia tau memilih Aldev di bandingkan kakaknya yang mencintainya relat maksudnya menjaganya dengan sepenuh hati.
Kebahagian yang ia lakukan bersama kakaknya kini telah sirna menjadi abu yang tak terlihat, kembali semuanya sudah berada di tempatnya.
tak pantas untuk dikenang cukup di simpan dengan apik tanpa membukanya lagi, rasa cinta yang ia rasakan hanya sebagai tempat pelabuhan sementara dan kembali berlayar menerjang setiap cuaca yang terus berganti.
semuanya terlihat tak sama semunya perlahan berubah meninggalkan sakit yang amat sangat pilu, Tangis setiap malam mengisi sudut ruang.
kesakitan terasa kental bagaimana pun sulit untuk jauh dari sosok yang selama ini terus bersama, kini ia hanya sebatang kara tak tau harus berbuat bagaimana.
Harapan nya untuk bertemu dengan saudaranya, saat tau kedua orang tuanya sudah tidak ada lagi. Dan lebih lagi ia memiliki saudara yang bahkan sampai sekarang ia tidak tau siapa kakaknya, ia mendapat kan info dari orang keperyaan omanya yang sedikit membantu.
Michelle berharap ingin bertemu.
"Begitu harus kah aku menjalankan semuanya, dari sekian banyaknya kenapa harus aku yang mendapatkan kepahitan? Keadilan yang selama ini ku minta tak sedikitpun menghampiri semuanya seakan jauh dari setiap langkahku.
kerinduan untuk merasakan cinta kini sirna semuanya hanya tertinggal sakit dan pilu. Malam ini aku hanya menatap satu bintang yang ku harap kedua orang tua ku tengah tersenyum disana menatap putrinya yang tengah merindu mereka.
Ku tau tuhan adil tetapi, orang di sekelilingku tak memberiku keadilan yang sebenarnya sungguh tragis tapi aku hanya bisa terdiam termenung di langit malam, ku tau semuanya tak akan sama lagi tak akan seperti dulu lagi."
*
Menjelang pagi pun Michelle tetap sama termenung menyaksikan bayangannya yang sudah memakai kaos dan celana jins yang siap untuk berangkat kuliah, di bawah matanya dapat lingkaran hitam besar.
kemarin malam ia tidak bisa tidur menjadikan dirinya seekor panda yang menyedihkan, Langkah yang ia ambil sangat hati-hati takut ia akan salah melangkah dan berunjung ia akan tersakiti, ia pergi ke kerata bawah tanah yang akan mengantarnya ke kampus.
Ia hanya bisa pasrah saat tau semua bangku terisi penuh membuatnya terpaksa berdiri, matanya tak kuasa untuk melihat sekeliling ia hanya menatap luar jendela yang ada bayangan dirinya disana.
Helahan nafas begitu ia hembuskan untuk berapa kali pagi ini, rambutnya sedikit berantakan wajah pucatnya terlihat kontraks membuat orang tau ia tengah jatuh sakit.
Duapuluh lima menit ia habiskan di dalam kereta akhirnya telah sampai, ia hanya butuh sepuluh menit berjalan kearah kampusnya, ia tidak berminat untuk naik taksi yang berakhir uang tabungannya terkuras habis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love my brother
RastgeleCinta bukan paksaan, tapi cinta adalah takdir yang sudah ditentukan. Cinta ke orang yang di sayang bukan suatu panutan yang salah tetapi suatu pelajaran yang mungkin akan membawa kemasa depan. Cinta yang indah di harapkan tidak pernah terjadi di cer...