*****Dev memembuka pintu kaca yang berada di depannya sesaat ia terdiam memandangi setiap karyawan yang berada disana menatapnya dalam puja dan juga malu, Dev tidak mempedulikan tatapan itu ia langsung masuk membuat derap langkahnya begitu terdengar dalam keheningan yang tidak sengaja di buat itu.
Dehemannya berhasil mengalih perhatian yang lain ia duduk di kursi paling ujung yang sengaja di tempatkan sebagai direktur perusahaan, matanya meneleiti setiap wajah yang masih saja menatapnya dengan senyum mengembang.
"What do you see?"
Semunya menunduk menyesalkan apa yang baru saja mereka lakukan, tak lain dua perempuan yang di pojok salah tingkah.
Dev sedikit terusik hanya saja ia tidak memperdulikan itu semua, ia berdiri dari kursinya dan mengenalkan diri.
"as you know I am the director of this company, my name Dev please work with him." ucapnya tanpa ada intonasi yang berlebihan ia tau ia tidak bisa memakai hati dalam pekerjaan ini, ia sudah lelah karena hatinya sekarang benar-benar tertutup.
ia tidak bisa sok ramah karena ia bukan alihnya, walaupun ia sebagai direktur dia tidak suka bermain-main apa lagi tebar pesona seperti Willen.
"Yes Mr." seruh mereka serempak dan Dev kembali berkeja meneliti perusahaan yang selama ini di pegang oleh Leo saudaranya yang ia percaya dan bagusnya perusahaan ini berjalan lancar.
selama perusahaan ini di bangun ia tidak pernah menjelajahi kantor barunya itu ia datang baru kali ini itu pun mendadak hanya menjauhi adiknya.
Selesai rapat Dev meninggalkan ruangan yang di ikuti sekertarisnya.
"Mr. Dev hari ini anda ada pertemuan dengan SS Company group. Tepatnya makan siang nanti." ucap Zidan seketarisnya dengan bahasa formal, Zidan membungkuk saat ia pamit ke ruangannya kembali.Dev melepaskan jasnya menatap laptop didepannya dengan layar hitam pikirinya kembali terlena ke masa-masa yang dulu.
Jarinya membuka layar laptop itu dan menampilkan wajah Michelle disana dengan balutan gaun Putih saat itu, Dev tau moment yang diambil saat Michelle berulang tahun yang ke delapan belas dan saat itu ia menyadari kalau ia memiliki perasaan yang lebih terhadap adiknya.
Ia tidak bisa terus memikirkan Michelle ia harus bisa melupakan adiknya itu, dengan berat hati ia menganti latar laptopnya dengan gambar perusahaannya saat ini, ia mengecek E-mail yang masuk tanpa ia sadar nama Celine ikut berderet di pesan yang lain.
Dirinya mengecek satu persatu dan menemukan nama alamat E-mail Celine dan membukanya.
Dev please kasih aku kesempatan
Aku janji akan melupakannya, ku mohon beri aku kesempatan.Aku yakin kamu masih mencintai
Michelle, bagaimana kalau momy kamu tau kalau kamu masih mengaharapkan cinta kalian.Aku yakin momy kamu pasti tidak akan tinggal diam begitu juga dengan aku, ku harap kamu bisa dapat memilih.
Aku mencintaimu Dev.
See you soon.
Dev menatap tidak percaya pesan dari Celine perempuan itu benar-benar mengusik nya, kenapa ia tidak sadar jika dirinya tidak menginginkannya lagi dasar perempuan gila.
"Hai broo" Dev mendongak saat matanya fokus ke laptop dan disana berdiri Leo dengan senyum yang mengembang, duduk didepannya dengan manis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love my brother
RandomCinta bukan paksaan, tapi cinta adalah takdir yang sudah ditentukan. Cinta ke orang yang di sayang bukan suatu panutan yang salah tetapi suatu pelajaran yang mungkin akan membawa kemasa depan. Cinta yang indah di harapkan tidak pernah terjadi di cer...