Bandara

4.1K 166 4
                                    

     

*******

     Pagi itu, Michelle terlihat uring-uringan. Hati nya sedang kacau, galau dengan perasaanya yang kian mengacau pikiran dan kesehatannya.

Bagaimana ia bisa melupakan perasaan yang jelas nyata itu? Sunggu Michelle rasanya ingin pergi jauh sebelum perasaan itu ada, ingin rasanya ia mengubah waktu dimana semunya baik-baik saja.

Tetapi sekali lagi ia menikmati perasaan senang dan menyakitkan ini, menikmati semua permainannya.

Michelle mengambil ponselnya yang terpapang foto antara dirinya bersama Dev, kebersamaan dimana ia belum merasakan perasaan itu. Tangannya mengelus permukaan ponsel tersebut dan menatap senduh, ini menyakitkan.

     Perasaan yang salah dan ia tidak bisa menghilangkannya, hati dan logikanya berdebat memilih antara bertahan dan tidak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Perasaan yang salah dan ia tidak bisa menghilangkannya, hati dan logikanya berdebat memilih antara bertahan dan tidak.

Michelle frustrasi, rasanya ingin berteriak!! Ini salah sungguh salah.. dan tapi kau menikmatinya.

Drett drett

Ponsel itu berdering, Michelle mengangkat teleponnya.

"Hallo"

"...."

"What? Kenapa momy nggk bilang sih!! " ia terlihat gelisah sampai benda yang ia pegang tercampak.

"..."

"Iya... Iya aku segera kesana" dengan terburu-buru Michelle mengambil jaket yang tergantung di balik pintu tidak lupa dengan topi putihnya.

Dengan tergesa-gesa ia memasuki garasi dan mengambil mobilnya dengan kecepatan kilat mobil bmw itu meleset meninggalkan rumahnya.

**

"Hai! Sebentar lagi Michelle akan datang, mungkin ia akan terkejut melihat mu yang sekarang ini. Aku bahagia bila kalian bersanding, kau mencintainya bukan?"

"Sangat Tan.. Aku sangat mencintainya lebih dari apa pun, jika kau mengijinkan ku menjadi menantumu aku akan segera melamarnya"

"Aku sangat sangat menginginkan mu menjadi menantuku, habis ini datang lah kerumah buat melamarnya" kekeh wanita paru baya tersebut.

"Hahaa... Baiklah Tan"

Obrolan mereka terhenti saat sepasang mata mulai mendekat kearah mereka, wanita paruh baya tersebut langsung berhambur ke pelukannya.

"My boy little.. I miss you so much"

"I miss you mom" wanita itu melepaskan pelukan mereka.

"Sungguh ini little boy mom? Astaga kamu sudah besar sayang sudah lima tahun kita tidak bertemu maaf kan mom sayang"

"Aku tidak apa-apa mom, kita pulang sekarang?"

Love my brother Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang