Perjumpaan

2.1K 86 6
                                    


*****



       Siang itu Michelle tidak ingin meranjak dari kamarnya, ya dia masih berada di rumah Yura dan beberapa hari ini ia belum melihat Yura atau pun menyapa perempuan itu.

"Apa yang harus aku lakukan? Tidak mungkin aku terus berada di rumah ini, tapi bagaimana perjanjian itu?" Michelle bermonolog sendiri.

Tok tok

Michelle bergegas membuka pintunya dan melihat Ellen tangan kanan oma Yura berdiri di depan pintu kamarnya. "Ada apa ya?"

"Nona di panggil Oma, silakan ikut saya."

"Oma memanggil ku?" Ellen memgganguk , Michelle tidak tau apa yang akan terjadi selanjutnya setidaknya ia harus memastikan ini dulu sebelum semuanya dimulai.

"Baiklah" Michelle mengikuti Ellen yang membawanya ke ujung lorong dan berbelok kanan ia tak menyangka rumah ini seluas yang nggk pernah ia bayangkan sedikitpun.

sejauh ini Yura masih menjauhinya belum ada tanda-tanda perempuan itu akan membaik.

Krekkk

Michelle benar-benar terbengong melihat benda kayu yang terbuka sendirinya, kayu coklat jati yang diukir dengan halus nan indah itu sungguh membuat memanjakan mata Michelle.

"Silakan masuk" bukan dari situ saja Michelle lebih kaget lagi dengan isi ruangan dibalik pintu kayu menjulang tadi, ruangan itu berwarna pastel, biru dan coklat warna yang begitu kontraks tapi begitu indah saat ia melihatnya secara langsung.

Aroma kayu begitu rileks tercampur aroma kopi yang berada diruangan tersebut, ruangan itu memiliki satu kasur besar dan juga sederet buku yang mengeluarkan aroma sendiri yang membuat Michelle ingin bermanja sebentar.

"Ayo ikut saya" Ellen menuntun Michelle ke suatu ruangan yang berada di balik pintu bercat pastel bukan pintu biasa Michelle kembali dikejutkan kalau pintu itu menyambungkan keatap rumah yang amat sangat indah. Cahaya matahari begitu menyapu kulit wajah Michelle yang kehangatan nya begitu terasa.

"Nah itu dia" Michelle kembali tersadar dan melihat meja kayu berbentuk bundar dengan tiga kursi kayu yang diduduki dua orang.

"Sini, Oma kenalin kalian. Aldev ini Michelle dan Michelle ini Aldev dia cucu saya dari mamanya Zhara." Ujar Oma.

Michelle melihat Aldev untuk pertama kalinya, pria itu terlihat lelah dan malas jas kebesarannya masih terlansir di tubuhnya, jas dokter spesialis bedah.

"A..saya Michelle salam kenal, temannya Yura sepupu kamu."

"Oma aku lelah ingin istirahat, bisahkah perekenalan ini nanti saja? Banyak pasien yang harus aku tangani tadi."

"Kamu ini Al Michelle udah datang kamu malah pergi, tunggu Jordan datang." Aldev melirik Michelle malas entah kenapa lirikan pria itu membuat Michelle menghela nafas.

"See, bahkan lelaki bernama Aldev itu tidak tertarik dengan mu bagaimana dengan Dev."

"Lima belas menit aku tunggu, kalau ia tidak datang juga aku pergi." Michelle tidak percaya dengan sikap arogan Aldev, dengan Omanya. Aldev bisa berkata setegas itu.

Michelle tidak tau harus berbuat apa, dia hanya bisa menatap diam hamparan halaman luas yang dimiliki rumah utama ini, setidaknya habis Jordan datang ia bisa memabatalkannya.

"Kenapa dengan wajah mu Michelle?"

"Ah ini, tidak apa-apa Oma cuman tadi jatuh pas tidur."

"Haha kamu ini ada-ada aja lain kali hati-hati, Ouya apa aku bisa bertemu dengan orang tuamu nanti?"

Love my brother Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang