Kenyataan sebenarnya (a)

1.6K 70 0
                                    

*****

     Pagi ini rumah mewah nan megah itu diisi dengan kegaduhan yang diperbuat oleh perempuan yang bernama Andien noteben sebagai Momy Dev, Avran dan juga Michelle.

Ketiga anaknya menatap Momy nya begitu berbeda, termasuk Michelle ia ingin membela momynya yang tengah di sudut kan oleh Avran.

tak lain ada juga Dean mantan suaminya dan juga Shereen istrinya ibunda dari Jasmine.

"Apa yang terjadi Avran?" Dean membuka suara membuat Andien menggeleng ia memohon ke Avran untuk tetap diam, semua yang ingin dikatakan Avran membuatnya takut.

Avran menatap satu persatu yang datang ada Popy, Bunda, Michelle dan juga Dev. tidak lupa Hamsa juga ikut menatap keluarga yang ia tau sebagai keluarga angkat Michelle adiknya.

"Apa aku harus mengatakan semuanya? Sampai kapan anda terus berdiam diri disana apa anda tidak ingin mengatakan apa pun? Bukan kah ini rencana dari segala akhir kisah yang anda ceritakan?"

Avran menatap Andien yang berdiri kaku di depan mereka semua, ia sudah meminta pembelaan dari Dev tapi anak laki-lakinya itu engan untuk membantunya, karena mungkin ini jalan yang terbaik mengakui segala kesalahan di masa lalu.

"Apa yang Momy lakukan dimasa lalu dan kenapa ayah bisa di penjara? Apa yang kalian lakukan?" Dev bertanya beruntun membuat Andien nggk bisa berkata apa-apa ia sudah ketakutan sejak tadi.

Michelle yang hendak membantu ditahan Dev pria itu sudah menggengam tangannya kuat dan Michelle tidak dapat melakukan apa-apa.

"Dean kau tau apa penyebab kematian orang tua Michelle?" Avran bertanya dengan nada dingin membuat Dean ayahnya sendiri menahan nafas, Avran berbeda dengannya mau pun Andien sifatnya persis di turunkan oleh kembarannya.

"Aku tidak tau aku hanya menemukannya di rumah sakit saat kedua orang tuanya kecelakaan, saat itu ia berumur lima bulan aku bersyukur saat melihatnya bernafas dengan baik. Saat polisi membuka khasus itu ternyata penyebabnya adalah remnya blong sampai Dion Ayah Dev datang dan mengurus kecelakaan itu dengan sendiri."

"Sudah ku duga ini semua adalah permainan kalian, disini bukan Dion yang salah tapi Andien polisi sudah salah mengambil pelaku."

"Maksud kamu?"

"Dalang dari semunya itu dia, dia yang melakukan pembunuhan orang tua Michelle dan Naomi. Dia melakukan hanya demi kepuasan sendiri, dia psykopat dia melakukan hal pembunuhan hanya memenuhi astrat yang selama ini ia pendam.

sayatan di tubuh Naomi itu dia pelakunya hanya saja kita yang bodoh yang menutup khasus itu dengan mudah.

Saat aku berumur lima tahun aku baru sadar jika dia tidak beres, ia melakukan setiap sayatan di tubuh ayam yang dia beli membuat pola lingkar disana.

saat dia ke Swiss aku lah yang menyuruhnya, mengurungnya selama bertahun-tahun karena yang ku tau dia memiliki rencana untuk membunuh Ayah. perusahaan ayah yang bangkrut dia lah dalang semunya bersama Dion, kecelakaan kedua orang tua Michelle bahkan dia yang melakukannya.

karena dia melakukan rencananya hanya memenuhi balas dendam karena orang tua Michelle sudah berani merebut apa yang ingin ia kuasahi, Sifat psykopatnya tidak bisa hilang sampai akhirnya Naomi lah menjadi korban yang salah sasaran."

Avran menatap nyalang ke arah perempuan yang sebagi ibunya itu, rasa keibuan yang selama ini ia pancaran kan hanya kebohongan belaka demi mendapatkan kekuasaan milik nya dan juga Dev.

Gila hartanya membuatnya seperti ini sejak dulu, sampai Dion yang sabagai selingkuhannya menurutinya hanya karena harta.

Avran bersyukur jika Dev tidak apa-apa selama ia tinggalkan bersama ibunya itu. Hanya saja kekahwatirannya sejak dulu ada pada Michelle korban yang sejak dulu ia incar, berat rasanya ia meninggalkan Michelle dengan ibunya sampai ia menarik perempuan itu ke Swis.

"Ya aku membunuhnya aku dalang dari semuanya karena Dion lah yang bodoh dengan gampang merelakan hidupnya hanya demiku, aku yang membunuh orang tua mu karena aku benci dengan mereka yang sudah mengambil apa yang ku miliki!

Dan karena mu aku kehilangan anak ku Dev yang dengan curangnya kau mencuri perhatiannya dariku, aku ingin membunuh mu! Betapa ingin nya aku mengores pisau di wajah cantikmu itu."

Michelle membekap mulutnya ia begitu tidak percaya dengan apa yang di katakan ibu angkatnya, sungguh wanita yang ia kenal itu baik hati dan juga selalu ada disisinya saat ia membutuhkan seseorang tapi, bagai mana bisa sesaat ia berubah sekejam itu.

Michelle yang beridiri disamping Avran tiba-tiba tertarik dan sebuah benda tajam berhasil tetusuk dibagian perutnya, membuat Avran yang ada di sampingnya kaget dan langsung membawa Michelle jauh dari Momy.

senyum jenaka begitu terlihat, Dev yang geram menendang pisau itu jauh sangat jauh sampai Momynya yang memegang pisau itu hampir terjungkal. sesaat Popynya membantu perempuan itu untuk tidak menyerang Michelle kembali.

Sesaat Dev menyesal ia melihat wajah Michelle yang kesakitan, begitu tak begunanya dia sebagai kakak.

ia hanya bisa melihat Avran mengendong Michelle menuju mobil tatapanya beralih ke momy nya memandang penuh benci, ia tidak menyesal jika perempuan itu turut di penjara ia akan sangat bersyukur jika perempuan gila itu jauh dari Michelle.

"Ini balasan yang anda mau bukan? Dan anda bukan membuat saya kembali ke anda tapi saya lebih atau sangat membenci anda! Jangan harap untuk saya bisa memaafkan anda." Dev pergi meninggalkan Andien yang histeris meneriaki namanya, ia melihat Avran yang baru saja meletakkan Michelle di mobil tatapan mereka bertemu memberi isyarat yang Dev mengerti.

Mereka tukar posisi sekarang Dev lah yang akan mengantar Michelle kerumah sakit, membiarkan kakaknya mengurus segala yang bersangkut paut dengan perempuan itu.

Hamsa yang di samping Michelle hanya bisa menahan dara yang terus keluar dari bagian yang ditusuk itu, ringisan tertahan Michelle membuat Dev semakin membawa laju mobilnya kejalan raya menerobos lampu merah membuat kesalahan demi keselamatan adiknya tidak apa-apa bukan?.

Sesampainya didepan rumah sakit Dev menurunkan Michelle dan berlari menelusuri koridor rumah sakit.

"Suster ....susterrr tolong!!! " teriak panik Dev begitu kuat sehingga sebagian pasien yang di luar menoleh kearahnya, wajah pucat pasi Michelle semakin membuat jantungnya hampir berhenti. kedatangan suster membuatnya cepat memasuki Michelle ke ruang IGD.

"Michelle nggk apa-apa dia orang yang kuat lo percaya gue."

Dev menatap Hamsa sekilas rasa gusar, panik, kesal, benci semuanya jadi satu melihat orang yang ia cintai tengah berbaring di dalam sana, bagai mana ia bisa tenang kalau Michelle disana tengah kesakitan.

"Ini semua salah gue, kalau aja Momy nggk berbuat kayak gini Michelle nggk akan terluka. Gue nggk pernah tau keinginan Momy yang sampai dia begitu cemburu dengan Michelle yang selalu gue pedulikan, gue cinta dia tapi kenapa begitu rumit buat gue dapetin dia?

Kenapa rasanya ia sangat jauh padahal dia selalu didekat gue, Gue selalu menutup mata saat gue tau kalo dia mencinta gue. gue takut kalo dia ada di dekat gue dia akan terluka." Dev menunduk menjabak rambutnya menyesali apa yang ia lakukan terhadap Michelle.

"Saat gue kehilangan dia, saat tau kabar kalau orang tua gue meninggal gue terasa berat buat bisa mengandalkan diri gue buat cari dia.

gue hampir nyerah di setengah jalan tapi, tuhan berkehendak lain ia mempertemukan gue sama adik gue walau pun telat.

tapi gue nggk sedikit pun kecewa dengan hasil yang udah gue capai, Setidaknya lo tetap kuat buat apa yang akan lo inginkan. semua nggk semudah apa kita ucapkan mimpi hanya dongeng semata tapi kalau kalian berjodoh tuhan nggk akan pernah jauhi kalian, selagi masih bisa bernafas kenapa lo nggk tetap berusaha. Gue yakin di masih mencintai lo."

Memang hidup tidak sesimpel apa yang kita bayangkan, semuanya tak akan sama kalau kita masih berpatokkan di satu tempat tanpa berusaha.

***

TBC

Love my brother Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang