Chapter 8B

477 66 7
                                    

Lagipula dia bukan tipeku.

Sojung mendengus keras, sama sekali tidak berusaha untuk menutup-nutupi kekesalannya di depan Jin.

Ini sudah akhir pekan, berselang beberapa hari setelah lelaki itu mengatakan kalimat sialan itu, tetapi Sojung masih saja merasa tersinggung jika mengingatnya. Padahal Jin tidak mengatakannya dengan nada menghina, malah cenderung geli karena lucu, tetapi tetap saja ia merasa cukup terhina.

Yang benar saja, kalau memang ia bukan tipenya, apakah hal itu perlu dikatakan langsung di depannya?

Harusnya waktu itu ia tidak diam saja, harusnya Sojung bisa membalas perkataan Jin bahwa laki-laki itu juga bukan tipenya.

“Ada apa?” Sojung samar-samar bisa mendengar Jin bertanya, tetapi ia memilih sibuk untuk melanjutkan gerutuannya dalam hati.

“Tidak apa-apa, hanya mengingat kalimat menyebalkan dari orang yang juga menyebalkan.” Setelah jeda beberapa lama akhirnya Sojung menjawab dengan nada ketus.

Jin mengernyit di tempatnya, mendesah, setelah itu menghampiri Sojung yang sibuk di depan kompor dengan masakannya.

Tanpa disangka-sangka sebelumnya, Jin mendadak meraih tangan Sojung yang sedang mengaduk Soupe a l’oignon, membuat gadis itu terkesiap tanpa kentara. Kekesalannya tadi tiba-tiba menguap entah ke mana saat sadar bahwa Jin sudah ada di belakangnya dan kepala lelaki itu melewati bahunya, tepat di sebelah wajahnya. Ini terasa seolah lelaki itu sedang memeluknya dari belakang.

Dan meskipun Taehyung selalu mengambil posisi seperti ini, tetapi entah mengapa secara mengejutkan tiba-tiba saja ia merasa grogi tanpa alasan saat Jin melakukan hal yang sama.

Ah, tidak, Sojung harus yakin jantungnya yang kini sedang berdebar kencang tiba-tiba hanya karena kaget, bukan karena alasan lain.

Yeah, Sojung memang sempat mengatakan bahwa cara mengajar Taehyung adalah cara mengajar ideal baginya, tetapi seharusnya Jin tidak perlu melakukan semuanya secara mendetail. Benar, semua ini memang salah Taehyung. Setelah ini ia akan mulai memarahi Taehyung dan mencegah lelaki itu melakukan hal seperti ini lagi di lain waktu.

Tangan Jin yang memegang tangannya kemudian bergerak mengaduk Soupe a l’oignon, membuat pikirannya yang melayang kembali ke peradaban.

“Teknik mengaduk juga dapat mempengaruhi masakan. Kau, si Nona Toko Kue, juga pasti sudah mengetahui hal ini dari Taehyung, kan?"

Sojung menggelengkan kepalanya kaku sebagai jawaban.

"Tidak?" tanya Jin menyakinkan, dan kembali dijawab dengan gelengan kaku oleh Sojung.

Jin mengernyitkan keningnya. "Harusnya Taehyung sudah mengatakan hal ini, karena teknik mengaduk* sangat penting ketika membuat roti, itu mempengaruhi pengembangan roti. Kalian tentu memiliki produk roti di toko, kan?"

Kemudian Jin mendesis pelan, tak keberatan pertanyaannya tidak dijawab. "Berarti kali ini kau mendapatkan satu ilmu saat bersamaku. Usahakan untuk mengaduk secara zig-zag karena hasilnya akan terasa lebih baik ketimbang mengaduk secara memutar, seperti ini.” Suara Jin benar-benar dekat, Sojung bahkan bisa merasakan napas lelaki itu yang hangat di tengkuknya.

Perkataan Jin memang benar, ia mendapat satu pengetahuan lagi hari ini. Dan Sojung sendiri bukanlah tipe orang yang tidak tahu terima kasih, tetapi ia memilih untuk tidak berterima kasih atas hal baru yang diberikan lelaki itu. Well, Sojung tidak berminat membuat kepala lelaki itu lebih besar kalau ia melakukannya, apalagi di situasi aneh seperti sekarang.

“Teh atau kopi bila diaduk secara zig-zag akan memiliki aroma dan rasa berbeda, contohnya teh yang selalu kau minum tiap pagi.”

Sojung mengernyit, “bagiku tidak ada bedanya.”

Panna Cotta GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang