Chapter 17

392 52 62
                                    

"Seingatku, aku tidak punya gangguan telinga."

Jin bersandar di bingkai pintu apartemennya dengan kedua tangan yang terlipat di depan dada dan alis yang mengerut heran. Di depannya Kim Sojung tersenyum tanpa canggung dan melambaikan tangan untuk menyapanya dengan semangat.

"Kau bilang makan malam kan kemarin?"

Sojung mengangguk dan membalasnya dengan singkat, "Ya."

"Berarti aku tidak salah dengar." Jin mengangguk lalu kembali menatap gadis di depannya. "Ini masih pukul sepuluh lewat lima belas menit. Sedang apa kau di sini?"

"Biarkan aku masuk dulu, Old Man," protes Sojung.

Jin akhirnya mengalah dan menggeser tubuhnya dari pintu apartemen agar gadis di depannya itu bisa masuk.

Sementara Sojung akhirnya masuk dengan langkah ringan ke dalam apartemen Jin seolah apartemn itu adalah apartemen miliknya sendiri. Tanpa dipersilakan sebelumnya, ia duduk di sofa dan menaruh bawaannya dengan sembarangan. Untuk beberapa saat Sojung meregangkan tubuhnya sambil mengalihkan pandangan ke sekitar sebelum akhirnya berhenti ketika melihat deretan figure hanbok yang dipajang di dekat rak-rak buku milik Jin.

"Ow, jadi, kau benar-benar memajang figure hanbok dariku?"

Jin menghempaskan tubuhnya ke sofa sebelum menjawab pertanyaan Sojung, "Ya, kau yang bilang kan kalau apartemenku membosankan dan perlu didekor?"

Sojung tersenyum sambil menatap Jin, "Aku senang kau mendengar usulku."

Jin mengendikkan bahunya dan berkata, "Bukan masalah besar."

"Omong-omong tentang pertanyaanmu tadi, semua orang di rumahku sedang pergi. Aku tidak tahu apa yang harus kulakukan, karena itulah aku datang kemari sebelum waktu yang kujanjikan," jelas Sojung sambil terkekeh kecil

"Jadi dengan kata lain, kau juga sekalian akan menumpang makan siang di apartemenku?" tanya Jin.

"Menurutmu?" Sojung balas bertanya.

"Sepertinya 'ya'," jawab Jin yakin.

Sojung terkekeh pelan, "Ayo membuat pesta dan bersenang-senang, Old Man!"

Sojung bangkit dari tempatnya dan meraih tas besar yang dibawanya tadi. "Aku akan membuatkanmu Omellete untuk makan siang, sebagai gantinya bagaimana kalau kau mencicipi kue-kue yang kubuat sambil bermain Monopoli?"

Sebelum Jin mengatakan kebingungannya, Sojung telah bangkit dan menyeret tas yang di bawanya ke dapur. Dalam sepuluh menit berikutnya gadis itu bolak-balik dapur dan ruang tamu sambil membawa berpiring-piring makanan manis yang beragam jenis.

"Nah ini dia," seru Sojung senang. "Tolong cicipi kue-kue buatanku, ya," tambahnya.

Jin menatap sekumpulan scone, macaroon, cheesetart, tarlet dan kudapan-kudapan lain di depannya dengan takjub. Kalau ia berhasil menghabiskan semuanya, ia tidak perlu makan siang lagi setelah ini.

"Kau benar-benar berniat membuat pesta di apartemenku, ya? Apa uangmu cukup untuk membeli kue-kue ini? Kau bilang gajimu terbatas."

"Aku tidak membelinya, aku membuat semuanya sendiri," ujar Sojung sambil mengambil sepotong tarlet.

Jin menyipitkan matanya dan menatap Sojung dengan pandangan menilai. "Serius, aku membuatnya sendiri sejak malam kemarin hingga pagi tadi."

"Untuk apa membuat makanan manis sebanyak ini? Kau bisa menghabiskan semuanya?"

"Kurasa tidak," jawab Sojung. "Aku hanya minta kau mencicipinya, Old Man. Kalau rasanya tidak enak aku akan belajar lagi agar rasanya lebih baik."

"Aku... sungguh-sungguh tidak mengerti arah pembicaraan kita, ma pouce," aku Jin. "Dan untuk apa kau membuat semua kue ini?"

Panna Cotta GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang