Chapter 21

207 33 1
                                    

Jin sadar betul bahwa ia-lah orang yang perlu disalahkan atas perubahan sikap Kim Sojung yang mendadak menjadi lebih sinis, bahkan ia sangat maklum ketika gadis itu mulai berbicara ketus padanya di telepon. Tetapi, yang tidak bisa Jin maklumi adalah bagian dimana gadis itu mengatakan sesuatu tentang Taehyung. Sejujurnya, ia tidak begitu menyukai kenyataan bahwa gadis itu merasa cukup hanya bersama Taehyung.

Maksudnya, Taehyung bukanlah dunia dan pusat kehidupan gadis itu, kan?

Dan lagi saat Sojung memutuskan sambungan telepon mereka, yang menjadi alasan gadis itu pun bahkan Taehyung. Secara pribadi bagi Jin hal ini agak terasa sedikit menyebalkan.

Sinting!

Jin segera mengumpat dalam hati ketika ia sadar ia baru saja bersikap seperti seorang pecemburu.

“Kau kenapa, sih?” tanya Runa merasa terganggu.

Jin menatap Runa yang duduk di sampingnya sekilas sebelum kembali mengarahkan pandangannya ke depan.

“Tidak apa-apa, aku sedang memikirkan sesuatu saja,” balas Jin.

Di tempatnya Runa hanya mengangguk paham tanpa berniat mencaritahu lebih dalam. “Omong-omong, terima kasih telah membantuku lagi hari ini,” kata Runa. “Aku masih membutuhkanmu setelah ini, jadi kau harus tetap menemani dan membantuku lagi dalam beberapa waktu ke depan.”

“Tidak masalah. Aku memang perlu menemanimu karena hal ini penting untukku,” sahut Jin yang dibalas Runa dengan senyum singkat.

Selanjutnya dalam hiruk-pikuk jalanan kota Tokyo, di dalam mobilnya yang diselimuti keheningan, Jin lantas diam-diam mendesah.

Jin tidak bercanda saat mengakui bahwa ia menyukai Kim Sojung pada Taehyung tempo hari dan tidak pula bermaksud mempermainkan gadis itu setelah semua hal yang ia katakan pada gadis itu di apartemennya kapan hari lalu. Tetapi saat ini ia juga perlu bersikap realistis dalam mempertimbangkan hidupnya dan memanfaatkan peluang. Karena itulah ia memilih untuk sedikit mengesampingkan gadis itu untuk sementara waktu. Jin tahu ia telah mengambil keputusan yang salah, tetapi ia terlanjur dikenal dengan nama belakang opportunis. Jadi meskipun hal ini akan membuatnya terlihat seperti seorang brengsek, Jin akan tetap memilih memanfaatkan peluang yang ada.

Sekali lagi Jin mendesah, kali ini ia memang tidak tahu kapan ia bisa bertemu lagi dengan Kim Sojung dan mengobrol santai bersama seperti saat gadis itu berkunjung ke apartemennya tempo hari, tetapi ia tahu kalau ia harus meminta maaf karena terus membatalkan janji segera setelah mereka bertemu nanti.

Mungkin ia akan berkunjung ke toko cokelat dan memberikan gadis itu cokelat sebagai tanda permintaan maaf setelah urusannya dengan Runa nanti selesai.

+++

Apa ia sudah gila sekarang?

Belum, tetapi ia yakin kewarasannya sudah turun satu level.

Tidak, bukan itu!

Pertanyaan yang benar saat ini adalah; mengapa harus Kim Seok Jin?

Dari sekian lelaki di dunia, mengapa ia memutuskan untuk menyukai lelaki itu dan terus menyukai lelaki itu di saat ia punya opsi lain yang mungkin lebih baik?

Sojung mendadak merasa pesimis saat menyusuri realita. Ia bukan seorang profesional dalam bidang percintaan, pun bukan tipe gadis agresif yang akan dengan mudahnya mengatakan hal-hal manis. Tetapi masalah yang cukup rumit yang harus ia hadapi dalam percintaan adalah kenyataan bahwa Jin menyukai Runa.

Dibandingkan dengannya, sudah pasti Adachi Runa jauh lebih baik ketimbang dirinya dari segala aspek. Jin dan Runa bahkan berdiri di posisi yang sama-sama menggeluti dunia kuliner, sementara ia hanyalah gadis penjaga toko kue yang sempat bermimpi berada di posisi yang sama dengan Jin. Mau bagaimanapun, rasanya ia tidak pantas untuk bersama lelaki itu.

Panna Cotta GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang