Chapter 28

202 35 0
                                    

Selasa siang hari itu sejujurnya Jin tidak bisa menikmati makan siangnya dengan tenang, ia bahkan hanya mampu menghabiskan kurang dari setengah porsi makan siangnya hari itu. Tingkahnya ini bukan tanpa sebab, ini karena sesuatu mengejutkan yang ia temukan dalam ponselnya yang baru ditemukan Taehyung di bawah tempat tidurnya tadi pagi sebelum mereka pergi bekerja. Jin agak melongo tolol dalam lima menit pertama setelah menemukan fakta bahwa ia tidak bisa menghubungi gadis itu lagi sebelum akhirnya uring-uringan tidak jelas dan membiarkan dirinya sendiri menjadi bahan gosip baru di antara para karyawan Claire de Lune terutama para koki.

Jin agak bertanya-tanya, apakah Kim Sojung perlu melakukan hal sejauh ini hanya karena masalah sepele?

“Hyung, kau kenapa, sih?” tanya Taehyung tiba-tiba sambil meletakkan nampan berisi jatah makan siangnya.

Jin mendesah sekilas sambil meletakkan ponselnya dengan kasar ke atas meja. “Sojung memblokir seluruh kontakku.”

“Hah?” Taehyung terkesiap dengan agak berlebihan. “Dia memblokir seluruh kontakmu?”

“Tidak perlu mendramatisir!” dengus Jin.

“Sepertinya dia sangat marah padamu, hyung,” komentar Taehyung tanpa diminta.

“Entahlah.” Jin berdecak pelan, “Astaga, kenapa dia sanggup melakukan hal ini padaku sih?”

“Karena dia sangat marah padamu, hyung,” ulang Taehyung lagi-lagi tanpa diminta.

Jin memberengut sambil menatap Taehyung dan berkata, “Ini semua gara-gara kau tahu! Kenapa kau baru berhasil menemukan ponselku hari ini? Kalau kau menemukannya kemarin aku bisa menjelaskan kesalahpahaman ini secepatnya.”

“Kenapa jadi aku yang disalahkan?” sungut Taehyung tak terima. “Sudah untung aku menemukannya. Lagipula ini juga salahmu, kenapa kau tidak pergi ke rumahnya hari minggu kemarin?”

Jin mengerjap sekali, sekali lagi lalu sekali lagi. “Aku tidak tahu rumahnya,” ujarnya mencicit.

“Kasihan.” Taehyung refleks tertawa. “Kau benar-benar menyukainya atau tidak sih, hyung? Rumahnya saja kau tidak tahu.”

“Aku hanya tahu komplek perumahannya, dulu dia tidak menginjinkanku mengantarnya sampai rumah. Lagipula bagaimana aku bisa berpikir ke sana kalau kau sibuk keluar masuk dan memindahkan barang-barangmu ke apartemenku? Meninggalkanmu di apartemenku itu mimpi buruk, baru sehari saja kau sudah menghancurkan apartement dan menghabis persediaan makananku. Dasar, padahal aku tidak pernah mengundangmu untuk tinggal di apartemenku,” gerutu Jin.

Taehyung cemberut. “Lalu kenapa kau tidak mengajaknya bicara selama makan siang dua hari kemarin?”

“Kau pikir siapa yang membuatku sibuk sepanjang makan siang dua hari kemarin?”

“Moriyama Kazuki?”

“Dan siapa dia?”

“Teman satu flatku sekaligus karyawan percobaan yang akan menggantikan posisiku di sini.”

“Kau sendiri tahu kemarin aku sibuk mengawasi tesnya, kenapa masih bertanya?”

Jin menyipitkan matanya sebelum menambahkan, “Dilihat dari sudut pandang manapun, semuanya memang salahmu tahu. Rencana resign-mu itu menambah pekerjaan baru untukku.”

“Terus saja menyalahkanku,” gerutu Taehyung.

Huh, terserahlah, lebih baik aku mencari Sojung dan bicara dengannya sekarang,” kata Jin sambil bangkit dari posisinya dan bersiap pergi sebelum Taehyung menahannya.

Eitz, kau tidak bisa pergi kemana-mana. Bukankah kau masih perlu mengawasi tes si Patissier baru?”

“Tesnya masih lima belas menit lagi.” Jin sudah hampir mencapai pintu pembatas antara ruang utama restoran dan dapur ketika Taehyung berteriak, “Hyung, percuma kau pergi. Sojung juga tidak ada di Sweet Cake.”

Panna Cotta GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang