Chapter 9

447 70 33
                                    

“Hai,” Jin sudah berdiri beberapa langkah dari pintu apartemennya yang ditutup pagi itu dan menyapa Sojung dengan lirih, “aku tidak punya nomor ponselmu, jadi aku tidak bisa memberitahumu bahwa kau tidak perlu datang hari ini.”

Sojung mengamati Jin dari atas hingga ke bawah dengan lekat. Lelaki itu terlihat tidak sehat, rambutnya acak-acakan, piyamanya tidak rapi dan wajahnya juga terlihat pucat.

Meskipun di luar memang sedang musim dingin, tetapi Sojung yakin bukan karena cuaca yang membuat lelaki itu mengenakan hoodie di balik mantelnya.

“Seperti yang kaulihat, aku sedang tidak terlalu baik, aku minta maaf karena tidak bisa mengajarimu hari ini.”

Sojung menghela napasnya perlahan, pagi ini ia sengaja datang lebih awal dari waktu seharusnya ia datang. Semalaman ia tidak bisa tidur dan entah mengapa sepasang mata sayu itu berhasil mengusik ketenangannya, lalu tiba-tiba saja ia merasa mencemaskan Jin.

Dan inilah yang ia dapatkan, lelaki itu sakit karena ulahnya. Padahal besok adalah awal pekan, yang biasanya pengunjung restoran akan sangat banyak. Kalau Jin sakit bagaimana dengan restoran?

Mendadak Sojung langsung diserang rasa bersalah.

“Bukan salahmu,” kata Jin seolah membaca pikirannya. “Padahal aku bisa saja memaksa supir taksi membawaku dalam keadaan basah kuyup dan membayarnya lebih sebagai permintaan maaf karena membuat taksinya basah, tapi aku tidak melakukannya.”

Sojung masih diam karena bingung apa yang harus ia katakan ketika Jin menambahkan kalimatnya, “Kau boleh pulang, aku akan mengganti hari ini besok di sela-sela waktu istirahat dan waktu menuju makan malam.”

Setelah mengatakan kalimatnya, Jin berbalik bermaksud kembali ke apartemen. Sayangnya, baru beberapa langkah saja, lelaki itu seperti tidak sanggup mengendalikan langkahnya dan nyaris terjatuh.

Sojung reflek bergerak dan menahan tubuh Jin yang nyaris jatuh lalu terkesiap setelah merasakan suhu tubuh lelaki itu yang panas. Sekali lagi lelaki itu meminta maaf dan mengatakan bahwa kepalanya benar-benar pusing, Sojung baru sadar ternyata lelaki itu sedari tadi berusaha agar tidak kehilangan keseimbangannya dengan bersandar pada tembok.

Astaga! Ia telah membuat orang lain menderita.

“Mari kubantu,” ujar Sojung dengan suara pelan dan canggung.

“Tidak apa-apa, aku....”

“Aku akan berlatih sendiri, apa kau keberatan kalau aku memakai dapurmu?” potong Sojung sebelum Jin membantah, dan mengangguk saat lelaki itu hanya menggelengkan kepalanya sebagai jawaban.

Setelah itu Sojung menuntun Jin masuk ke apartemen dan membaringkannya di tempat tidur. Ia bisa dibilang tidak bertanggung jawab kalau ia membiarkan Jin sendiri dalam keadaan sakit dan pulang ke rumah.

Jadi begitulah akhirnya bagaimana Sojung bisa bertahan dan merawat Jin hari itu.

+++

Ada sebuah plester penurun panas yang menempel di keningnya ketika ia bangun hari itu.

Gadis Mantan Commi itu merawatku dengan baik, pikir Jin.

Setelah membaringkannya di tempat tidur, gadis itu memasakkannya bubur dan memberinya obat. Setelah meminum obatnya, Jin merasa matanya berat lalu mulai tertidur dan sekarang baru saja bangun dengan keadaan yang cukup baik.

Panna Cotta GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang