"Demi Tuhan, ma pouce, kau harus belajar teknik plating mulai sekarang." Jin berkata dengan nada miris sambil melihat sepotong ikan salmon yang diletakkan Sojung begitu saja di piring. Ia mendesah pelan sebelum menambahkan, "Maha karyamu benar-benar memprihatinkan."
"Kenapa?" tanya Jin ketika menatap Sojung yang mendadak malah mencebikkan bibirnya.
"Berhentilah bersikap seperti orang tua penggerutu, Old Man!" protes Sojung. "Pada akhirnya piring saji tetap akan kembali ke dapur dengan keadaan yang memprihatinkan."
"Oke, maaf, aku hanya terbiasa peduli pada kerapian di dapur. Tapi aku serius, kau harus tahu kalau Ryouta sebenarnya sangat ingin mengeluhkan kemampuan platingmu ini dulu."
Kening Sojung mengernyit. "Kapan dia mengeluh padamu?"
"Tidak secara langsung, tetapi aku tahu dia sangat ingin mengeluhkan ini ketika kita berada di restoran makanan Korea. Aku yakin kau menghidangkan makanan untuk makan malam temanmu itu dengan sembarangan. Kau sangat terburu-buru menghentikan proses belajar bersamaku dulu, padahal kau belum banyak belajar, aku bahkan belum mengajarkanmu teknik plating."
"Duh, apa teknik plating memang sepenting itu?" lenguh Sojung nyaris tanpa minat.
"Kalau kau memasak untuk masakan rumah, mungkin tidak penting. Tetapi dalam bidang penyajian di restoran, hal itu cukup penting. Saat kau pertama kali datang ke apartemenku, aku sudah pernah mengatakannya padamu kalau ada dua hal yang khas dalam kuliner Prancis, yaitu bahan olahan dan penyajian. Saat itu kau malah melengos dan malah mengajakku berdebat."
Sojung lantas memasang senyum tak enak hati, sementara Jin mengendikkan bahunya santai untuk menanggapi dan kembali ke depan kompor untuk mengecek makanan yang sempat ditinggalnya. "Bagiku sendiri, teknik plating adalah hal yang paling menyenangkan di dapur, tidak sulit kok melakukannya."
"Benar begitu?"
"Emm-hm, ingin mencoba belajar setelah makan siang?"
"Tapi setelah makan siang aku punya renca...."
"Kurasa kau sebaiknya belajar seni plating ini, ma pouce. Siapa tahu akhirnya kau berubah pikiran untuk membuka café dan menjual kue-kue buatanmu," kata Jin memotong kalimat Sojung.
"Tapi...," kata Sojung panik.
"Kau harusnya senang karena ada yang mau mengajarimu, ma pouce," potong Jin untuk kedua kalinya dengan nada yang terasa tak terbantahkan bagi Sojung dan membuatnya langsung cemberut berat.
Sejak kapan Jin jadi suka memutuskan sesuatu dengan sepihak begini? Bagaimana dengan rencananya menggoda lelaki itu dengan foto yang baru saja ia temukan?
"Berhenti mengeluh dan mari mulai makan siang," perintah Jin.
Sojung akhirnya menurut dan memutuskan ia akan berusaha mencari waktu untuk menggoda Jin sebelum ia meninggalkan apartemen lelaki itu nanti.
"Omong-omong, Old Man, ceritakan padaku tentang perjalanan karirmu!"
Jin mengerutkan keningnya. "Mengapa tiba-tiba kau ingin tahu?"
Sojung menepikan brokoli di pinggir piringnya sebelum menjawab, "Tidak apa-apa, aku hanya penasaran. Aku sangat suka mendengarkan cerita tentang perjalanan karir orang lain. Aku sudah pernah mendengar tentang perjalanan karir Taehyung yang menyenangkan, sekarang aku ingin mendengar tentang perjalanan karirmu."
Jin menggumamkan kata 'hmm' panjang sambil berpikir dengan kening yang mengerut, setelah selesai menguyah salmonnya ia berkata, "Aku mengawali karirku sebagai tukang cuci piring di sebuah restoran Sushi di Jepang."

KAMU SEDANG MEMBACA
Panna Cotta Girl
FanficCast : - Kim Sojung (Sowon) - Gfriend - Kim Seok Jin (Jin) - BTS - Kim Taehyung (V) - BTS Sinopsis : Jin menatap Sojung dengan kening yang mengerut. "Untukku mana?" "Dari awal aku tidak berniat memberikanmu jatah. Aku tidak akan pernah membiarkanmu...