Chapter 4B

418 63 3
                                    

Pemikiran Sojung tidak salah, Kim Taehyung memanglah tipe laki-laki yang menyenangkan. Di balik sifat kekanakannya, Taehyung adalah seorang laki-laki yang cerdas, pengetahuannya tentang kudapan manis sangat luas. Dan laki-laki itu tidak pernah keberatan untuk membagi ilmunya dan mengajari Sojung dengan sabar membuat kue.

Ini baru disadari Sojung setelah beberapa hari. Ternyata Taehyung juga memiliki sisi serius, apalagi ketika ia sedang fokus membuat kue atau berkreasi resep baru. Intinya laki-laki itu akan serius pada hal yang membuatnya tertarik. Saat serius Taehyung bahkan terlihat sangat berbeda, lebih tampan dan dewasa. Tidak ada hal yang menyebalkan dari Taehyung, selain saat laki-laki itu merengek agar Sojung membuatkannya panna cotta.

Sweet Cake belum waktunya dibuka, tetapi pagi itu Sojung dan Taehyung sudah sibuk membuat kue di dapur. Sojung sedang memanggang cupcake sambil menyiapkan buah-buahan untuk pelengkap tartlet, sementara Taehyung sedang membuat adonan roti.

Sojung menghela napasnya, ia belum bisa bernapas lega sebenarnya. Taehyung memang selalu bisa membuatnya tertawa, tetapi Jin juga sanggup membuatnya frustrasi di saat yang bersamaan. Setiap bertemu dengan Sojung, laki-laki itu selalu menatapnya dengan tajam seolah sedang berusaha untuk mendiskriminasinya.

“So-chan, kau lupa mengikat rambutmu.” Taehyung entah sejak kapan sudah berdiri di belakangnya, memegang rambutnya dan merapikannya sebelum kemudian diikat dengan ikat rambut berhiaskan Cherry yang diberikan lelaki itu pada saat ulang tahunnya kemarin.

“Nah, selesai. Kau cantik saat rambutmu diikat, aku suka. Tetapi tentu saja kau juga cantik saat mengurai rambutmu.”

Taehyung manis sekali bukan? Sikap dan sifatnya sama manisnya dengan kudapan-kudapan yang ia buat.

Sojung tersenyum. “Terima kasih.”

“Kau terlihat banyak melamun akhir-akhir ini.” Taehyung mengamati Sojung sebentar. “Dan sedikit terlihat marah.” Tambahnya.
Bunyi oven berdenting halus pertanda pembakaran kue sudah selesai, Sojung buru-buru memakai sarung khusus dan mengangkat loyang berisi Cupcake kreasi baru milik Taehyung yang rencananya akan di pasarkan mulai minggu depan.

“Ada apa?” Tanya Taehyung akhirnya.

Sojung tidak buru-buru menjawab, gadis itu meraih penjepit makanan dan memindahkan Cupcake berwarna hijau kecoklatan itu ke piring satu per satu.

“Apa ini ada hubungannya dengan Chef?”

“Tidak.” Sojung menjawab pertanyaan Taehyung terlalu cepat hingga akhirnya laki-laki itu bisa menyimpulkan dengan benar.

“Sudah ketahuan!” sahut Taehyung sambil meniup-niup Cupcake yang baru diangkat Sojung dan mengambilnya untuk dicicipi. Pipi sebelah kanan Taehyung mengembung saat memakan Cupcake, ditambah laki-laki itu sedikit mengangguk-anggukan kepalanya pelan. Itu menggemaskan hingga Sojung memiliki keinginan untuk mencubit pipi Taehyung.

“Ternyata enak,” ujar Taehyung. “Oh, ya, sampai mana tadi? Kenapa bisa Chef membuatmu marah?”

Sojung mengangkat bahunya pelan, meskipun mereka dekat, tetapi ia tidak boleh sembarangan memberitahukan masalah ini pada Taehyung. Karena bagaimana pun laki-laki itu pegawai Jin, tidak ada jaminan Taehyung tidak akan membela Jin.

“Dia memang menyebalkan sih,” kata Taehyung akhirnya membuat Sojung menatap laki-laki itu takjub.

Apakah itu artinya laki-laki itu ada dipihaknya?

“Kau boleh bercerita apapun padaku seperti biasa, rahasiamu aman.”

“Kau mau teh?” Sojung akhirnya memutuskan untuk mempercayai Taehyung sekali lagi untuk masalah ini dan berniat bercerita sambil minum teh.

Panna Cotta GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang