Delapan belas, sembilan belas, dua puluh...
Sojung menghitung setiap pergantian lantai menuju apartemen Jin dan memastikannya sama dengan angka pada layar, setelah itu ia melompat keluar dari lift ketika bunyi 'ting!' halus terdengar.
Jin membuka pintu pada saat Sojung akan menekan bel untuk yang ketiga kalinya. Laki-laki itu terlihat segar pagi ini, mungkin karena baru saja selesai mandi, terlihat dari rambutnya yang basah dan berantakan. Jin mengenakan kaus abu-abu polos yang sedikit basah di bagian kerah karena titik air dari ujung rambut lalu dipadukan dengan celana kain panjang berwarna putih.
Tidak buruk, pikir Sojung.
Lagi-lagi aroma kopi yang sampai pada penciumannya dengan suasana menenangkan yang masih sama seperti kemarin ketika ia memasuki apartemen Jin. Kalau terus seperti ini mungkin tidak akan lama bagi Sojung untuk menetapkan apartemen Jin sebagai tempat kesukaannya. Tetapi tentu saja, ia tidak berniat mengatakan hal kecil ini pada lelaki itu.
Jin menjentikkan jari tepat di depan wajah Sojung lalu berkata, "Jangan melamun!"
Tanpa membuang waktu mereka langsung memasuki area dapur, Jin langsung mengambil tempat duduk di meja makannya dan mengambil panekuk lalu menyiramnya dengan sirup maple.
Setelah melihat Sojung hanya berdiri sambil menatapnya, Jin langsung memberikan perintah dengan bahasa tubuhnya agar gadis itu duduk di depannya.
"Aku baru akan mulai sarapan, kalau kau mau kau bisa ikut sarapan," kata Jin sambil mengunyah panekuknya.
Sojung tak berkomentar dan hanya menyeruput teh yang sudah ada di meja. Seingatnya semalam Jin mengatakan ia hanya punya kopi di dapurnya, tetapi hari ini ia menemukan teh. Apakah lelaki itu sudah mempersiapkan diri semalam?
"Tidak," ujar Jin tiba-tiba sambil menguyah panekuknya, lelaki itu mengusap sisa sirup maple di ujung bibirnya sebelum menambahkan, "aku tidak mempersiapkan diri atau membeli teh itu khusus untuk menjamu dirimu."
Sojung menatap Jin heran sambil bertanya-tanya apa lelaki itu bisa membaca pikirannya sampai lelaki itu sendiri menjawab pertanyaannya.
"Itu hanya teh sample yang dikirim sebuah perusahaan minuman seduh padaku semalam. Teh itu produk terbaru mereka untuk percobaan," ujar Jin sambil menunjuk sekotak teh dengan tulisan 'sample' di bawah nama produk di meja bar.
"Hah? Kau memberiku sample? Kau pikir aku tikus?"
Sojung menatap Jin tak percaya, yang dibalas lelaki itu dengan bahu yang terangkat cuek.
"Beritahu aku bagaimana rasanya, agar aku bisa cepat memberi mereka review."
Sojung merengut tetapi Jin terlihat tidak ambil pusing.
"Rasanya, tentu saja seperti teh," balas Sojung akhirnya.
"Omong-omong, karena kau sudah mengetahui semuanya, aku punya satu permintaan kecil untukmu." Setelah jeda untuk kesekian detik, Jin akhirnya membuka suara.
"Permintaan apa?"
Jin ragu sebentar, lalu dengan tarikan napas yang sedikit terasa berat kembali berkata, "Tolong jangan memberitahu Taehyung alamat apartemenku."
Sojung mengerutkan keningnya, "Kenapa? Bukankah dia adikmu?"
"Merepotkan," balas Jin santai. "Dan aku belum siap berbicara banyak dengannya selain tentang urusan dapur," tambahnya setelah itu meneguk kopinya.
Sojung menatap Jin curiga, tetapi sebelum ia mengatakan pemikirannya, lelaki itu sudah bangkit dan kembali berkata, "Baiklah, sekarang mari kita mulai!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Panna Cotta Girl
ФанфикCast : - Kim Sojung (Sowon) - Gfriend - Kim Seok Jin (Jin) - BTS - Kim Taehyung (V) - BTS Sinopsis : Jin menatap Sojung dengan kening yang mengerut. "Untukku mana?" "Dari awal aku tidak berniat memberikanmu jatah. Aku tidak akan pernah membiarkanmu...