Part 5

10.9K 750 162
                                    


***

Sehun mengecup beberapa kali puncak kepala seorang gadis yang sedang tidur di dekapannya. Ia lebih dari bahagia pagi ini. Gadisnya menggemaskan jika sedang tidur. Sehun pun menyingkirkan helaian rambut Irene yang menutupi kening gadisnya. Agar Sehun bisa menatap wajah Irene secara puas.

"Eungh..." lenguh Irene sambil membuka matanya perlahan-lahan. Pertama kali yang Irene rasakan adalah kehangatan tubuhnya saat ia berada di dekap Sehun dan aroma pria itu yang membuatnya pusing. Aroma tubuh pria itu pasalnya terlalu khas baginya dan berbahaya.

"Selamat pagi putri tidur." Sapa Sehun sambil mencium kening Irene lama sekali. Dirasanya sudut bibir Sehun tertarik untuk membentuk sebuah senyuman. Irene ikut tersenyum merasakannya. Tangan mungilnya bergerak untuk memeluk tubuh kekar Sehun lebih erat. Pria itu tersenyum sambil mengusap punggung Irene.

"Kau tidak pulang? Aku yakin Ha Yeon akan mencarimu." Ujar Irene masih memejamkan matanya. Menikmati kegiatan pagi indahnya bersama Sehun. Ah, kenapa keduanya seperti pasangan suami istri yang habis bercinta dan menikmati sisa-sisa kenikmatan surga dunia itu pagi ini?

"Kau mengusirku, hm?" Sehun merenggangkan pelukannya dan Irene mengerecutkan bibirnya lucu, "Tidak. Hanya saja –"

Irene diam beberapa detik saat bibir Sehun menempel padanya hingga dirasa bibir prianya bergerak untuk menyapu habis manis dari bibirnya. Irene memejamkan matanya saat ia mulai untuk membalas ciuman panas Sehun pagi ini. Saling memagut hingga tanpa sadar Sehun kembali mendudukkan Irene di pangkuannya.

Irene mendesah pelan ketika bibir Sehun mulai menjamah lehernya dan tangannya yang lain membuka kemeja Irene. Irene sedikit bingung, apa memang pria itu memiliki gairah yang sangat besar ketika bersama wanita? Bahkan, meski waktu masih menunjukkan pukul 5 pagi?

"Se –Sehun." Irene menahan tangan Sehun agar tidak lebih jauh dalam bermain dengannya pagi ini. Irene terengah kemudian membiarkan Sehun menikmati lehernya. Irene menghela napas kemudian mengusap rambut Sehun, "Kau mau sarapan sebelum pergi?" tanya Irene dan dibalas gelengan dari Sehun.

"Kau juga mandi. Karena kita akan menemui putri kita pagi ini. Mengantarnya ke sekolah bersama dan aku ingin mengenalkanmu pada orang tuaku." Ucap Sehun mantap sambil meraih jemari Irene dan dikecupnya beberapa kali dengan lembut. Irene tersenyum dan menggesekkan hidungnya pada hidung Sehun.

Keduanya tersenyum, "Aku setuju. Namun, untuk bertemu orang tuamu –"

"Sayang –"

"Bukan aku tidak ingin bertemu mereka Sehun. Maksudku, waktunya tidak tepat. Kita tunda, ya?" pinta Irene memohon sambil mengusap pundak telanjang Sehun. Terdengar helaan dari napas Sehun yang akhirnya menyerah lalu mengangguk menyetujui ucapan kekasihnya ini.

"Tapi kita sarapan di rumahku. Jangan membantah karena aku tidak menerima bantahan, sayang." Sehun mencium bibir Irene sekali lagi. Hanya kecupan ringan dan tidak menuntut lebih. Irene mengangguk tersenyum, "Kau mandilah dulu. Aku mau membuatkan kopi untukmu." Irene tersenyum kemudian turun dari pangkuan Sehun. Beberapa kali Sehun memperhatikan tubuh Irene dari belakang.

Kemejanya yang kebesaran dan hanya menutup sebagian paha Irene yang terbilang sangat mulus itu. Sehun meneguk ludahnya sebentar dan mengusap wajahnya gusar. Ia pun memilih masuk ke dalam kamar mandi dan menjernihkan kembali pikirannya. Kenapa ia bisa semesum ini di dekat Irene?

***

Irene turun dari mobil Sehun setelah prianya itu membukakan pintu untuknya. Sehun menggandeng tangan Irene posesif membuat beberapa pelayan di sana dibuat melotot dan terngaga. Tuan Sehun tidak pulang semalaman dan nyatanya pagi ini membawa seorang gadis cantik.

• Only You | Hunrene ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang