Part 2

9.7K 900 186
                                        


***


Sehun menggendong putri kecilnya yang saat ini nampak nyenyak di pundaknya. Setelah makan es krim, Ha Yeon harus menemani Sehun di kantor hingga malam tiba lalu keduanya bisa pulang. Seperti itu setiap hari. Ah, mengingat es krim. Jangan ingatkan Sehun tentang malunya pria itu ketika putri polosnya mengatakan hal yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya.

"Appa?" suara Ha Yeon membuat keduanya tersadar dan langsung saling melepaskan diri. Jadi salah tingkah dan akhirnya tersenyum kaku.

"Kenapa sayang?" tanya Irene membuat senyuman Ha Yeon merekah, "Aku mau dia jadi eomma Ha Yeon. Boleh ya appa?"

Bahkan seperti sebuah kaset rusak, ucapan Ha Yeon tadi terus terngiang-ngiang di kepalanya. Kenapa putrinya bisa meminta hal aneh seperti itu? Ah, mungkin bukan aneh, hanya saja terlalu berlebihan. Bahkan mereka baru bertemu, maksudnya Irene dan Ha Yeon. Kenapa putrinya sudah meminta Irene jadi ibunya? Tidak masuk akal.

Dan lagi, Sehun bahkan tidak menjamin ia bisa meluangkan waktu untuk kembali berkencan dengan gadis lain. Masalahnya, saat ini di kehidupannya hanya ada dua hal. Ha Yeon dan pekerjaannya.

Berkat kejadian itu, Sehun dan Irene akhirnya jadi tersenyum canggung satu sama lain. Dan seperti pikirannya tiba-tiba buntu, Sehun langsung mengajak putrinya untuk segera pulang dengan alasan pekerjaan kantornya sangat banyak. Salah tingkah hanya karena perkataan polos putrinya itu.

Sehun pun meletakkan dengan hati-hati tubuh mungil anaknya itu di ranjang empuk miliknya. Sehun tersenyum kemudian mencium kening, mata, hidung dan bibir Ha Yeon lembut. Melepaskan sepatu putrinya dengan hati-hati lalu menaikkan selimut tebal berwarna pink tersebut sebatas dada Ha Yeon. Dan sekali lagi, Sehun mencium puncak kepala Ha Yeon sebelum akhirnya beranjak pergi dari kamar putrinya.

Pria Oh itu belum menuju kamarnya karena ia mau menemui kedua orang tuanya yang sempat ia temui di ruang tengah. Sang ayah sedang membaca buku, sedang ibunya sedang menonton tv. Sehun menghampiri mereka dan duduk di sebuah sofa single. Menatap kegiatan pasangan suami istri itu yang sepertinya sibuk dengan dunia masing-masing.

"Bagaiaman harimu?" tanya sang ayah tiba-tiba membuat Sehun membuang nafasnya pelan sambil menyandarkan punggungnya pada sofa empuk itu, "Baik. Seperti biasanya." Ucapnya ringan sambil beberapa kali memijat pelipisnya yang sedikit penat sesungguhnya.

"Kau mengajak Ha Yeon ke mana tadi?" kini giliran sang ibu yang bertanya. Sehun menatap sang ibu juga dan akhirnya berucap, "Toko roti. Hari ini dia mau makan roti." Jawab Sehun lagi dengan nada santainya.

"Tapi hari ini gadis kecil itu membuatku sangat malu." Kekeh Sehun menggeleng saat mengingat kejadian itu. Ah, bahkan ia juga tidak bisa melupakan kejadian itu dengan mudah, "Kenapa memangnya?"

"Kami ke toko roti. Dan tidak sengaja Ha Yeon menjatuhkan mangkuk es krim miliknya, ia terluka lalu pemilik toko itu membawanya ke ruangan kerjanya untuk mengobati Ha Yeon. Ia bahkan memberikan Ha Yeon cokelat."

"Lalu? Apa yang memalukan?" tanya sang ayah menatap Sehun dengan kebingungan. Sejujurnya dari cerita Sehun tadi, tidak ada yang memalukan untuk disimak kan?

"Dengar dulu appa, Ha Yeon meminta pemilik toko roti itu untuk menjadi ibunya."

"Mwo?!" pekik suami istri itu bersamaan dan Sehun hanya mengangguk memberikan keyakinan dalam ucapannya. Mata tuan Oh dan istrinya melebar kala mendengar cerita itu. Tidak pernah Ha Yeon –cucu kesayangan mereka – berbicara hal seperti itu selama ini. Bahkan terhadap teman wanita Sehun yang lain Ha Yeon tidak pernah mengatakannya. Namun, dengan orang yang baru ia temui siang ini dalam beberapa menit saja, Ha Yeon bisa berucap demikian?

• Only You | Hunrene ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang