Typo for life ++++
●﹏●
"Jawabanku ..." sang ibu menarik napas dalam-dalam, kemudian menatap Sehun dan Irene dengan wajah tersenyum, "pikirkanlah baik-baik."
Sehun sedikit tertampar dengan pernyataan calon mertuanya itu. Pikirkanlah baik-baik? Tentu saja Sehun sudah memikirkan semuanya baik-baik ketika ia mengajak Irene untuk bercinta malam itu. Ah, bahkan mereka sudah sering melakukannya beberapa kali.
Lalu sang ibunya menyuruhnya berpikir? Berpikir untuk apa lagi memangnya?
"Eomma ..."
"Eomma bukannya tidak setuju, Rene. Eomma bahagia jika kau akan menikah. Hanya saja, eomma ingin kau memikirkannya baik-baik. Pernikahan itu bukan sesuatu yang sederhana. Pernikahan itu, satu untuk seumur hidup, sayang." Sang ibu mengusap rambut Irene dengan sayang.
"Apa eommonim khawatir aku akan meninggalkannya?" tanya Sehun membuat sang ibu sontak menggeleng dengan cepat. Tidak pernah terlintas di pikiran Nyonya Bae jika hal itu akan terjadi. Bahkan, ia tidak mau hal itu terjadi pada putrinya.
Nyonya Bae pun menarik napas dan menghembuskannya dengan perlahan, "bukan, Sehun. Aku hanya ingin kalian memikirkan semua ini matang-matang. Aku merestui kalian." Sang ibu tersenyum hangat pada Sehun membuat kedua sejoli itu tersenyum senang.
"Terima kasih, eommonim. Kami akan memikirkan semua ini baik-baik. Sebenarnya, aku dan Irene sudah mela ...aw! Rene, sakit!" jerit Sehun ketika ia merasakan tangan kekasihnya baru saja mencubit pinggangnya dengan keras. Nyonya Bae hanya menatap keduanya dengan bingung.
"Kenapa Sehun?"
Sehun menatap Irene yang mendelik padanya. Irene tahu apa yang hendak Sehun katakan. Dan pria itu hanya menghela napas sambil mengusap pinggangnya yang masih sakit akibat cubitan Irene.
"Aku akan membawa Irene menemui keluargaku malam ini."
"Itu bagus. Semoga berjalan dengan lancar," ucap sang ibu sambil mengusap rambut Sehun dengan lembut.
"Gomawo, eomma." Irene tersenyum dan mencium pipi sang ibu sayang.
●﹏●
Sehun membukakan pintu mobilnya untuk Irene, dan mempersilahkan calon istrinya itu keluar dari mobil. Dan baru saja Irene keluar dari mobil, Sehun langsung merengkuh pinggang Irene mendekat membuat kekasihnya itu tersentak.
Tangan Irene pun membentur dada bidang Sehun, dan wajah keduanya begitu dekat. Oh, ingatkan Irene jika mereka ada di halaman rumah Sehun saat ini. Dan itu berarti, ada beberapa pengawal dan satpam yang sedang mengawasi keduanya.
"Hu –Hun!" ucap Irene dengan wajah tersipu malu.
Sehun tersenyum gemas, kemudian mengusap bibir bawah Irene dengan ibu jarinya. Sungguh. Hal itu membuat jantung Irene hampir terlepas dari tempatnya, "kau gugup, hm?" tanya Sehun sambil mengecup kening Irene beberapa kali.
"H –hm..."
"Wajahmu memerah."
"Iya, makanya lepaskan aku sekarang!"
"Aku tidak tahan melihat bibirmu menganggur seperti itu, Rene." Sehun menatap wajah kekasihnya yang mulai gugup. Lalu turun menatap bibir merah Irene yang terlihat menggoda sekali.
"Ini di rumahmu, Sehun."
"Aku tahu, sayang."
"Hun, aku mohon." Irene menatap Sehun dengan wajah memelasnya. Dan, harus Sehun akui jika ia selalu kalah jika Irene memasang wajah itu. Ia tidak akan bisa menolak permintaan Irene.
KAMU SEDANG MEMBACA
• Only You | Hunrene ✔
FanfictionCompleted Pernah melihat duda hot dengan satu anak yang sangat lucu? Mari bertemu Sehun dan mendengar kisah cintanya. "Aku mencintaimu. Maukah kau membangun keluarga kecil kita bersama?" -- Sehun. ________ Vange Park © 2017
