Irene meremas sendok dan garpunya, kala matanya memandang dua sosok tampan pria yang sibuk mengobrol selama beberapa menit yang lalu. Mereka seakan mengabaikan keberadaan Irene saking asyiknya mereka mengobrol. Jujur, suasana hati Irene semakin buruk saat Sehun sama sekali tak memandangnya dan malah sibuk bersama Luhan. Demi Aphrodite, Irene sebenarnya ingin sekali menggeser kursinya dan pulang bersama taksi jika mereka terus mengabaikan kehadirannya di sini.
Akhirnya, Irene mengangkat tangannya hingga seorang pelayan datang menghampirinya, Irene pun memesan dua piring puding cokelat dan satu jus Apel. Tidak lupa sepiring Tiramisu sebagai pelengkap cemilannya. Well, jangan pernah meragukan nafsu makan Irene semenjak kehamilannya ini. Sungguh, perempuan ini bisa menghabiskan dua piring nasi goreng sendiri, sebab itu badannya sedikit melebar ke samping, tapi anehnya berat badan Irene malah menambah kesan seksi untuknya. Kata Sehun, Irene semakin menggairahkan dan menggoda ketika sedang hamil.
Entah itu hanya ungkapan untuk menyenangkan saja, atau memang Sehun berkata jujur. Yang jelas, Irene tidak peduli apakah itu tulus atau tidak, karena Irene sendiri mengakui bahwa porsi makannya bertambah dan bobot tubuhnya naik.
"Jadi kah dulu punya pacar di Korea?"
Seakan tersambar petir, Irene tiba-tiba menjatuhkan garpunya yang ia gunakan untuk menyantap spagetinya. Sontak hal itu membuat Luhan dan Sehun berbalik menatapnya.
"Rene? Kau baik-baik saja?" tanya Sehun khawatir dan Irene hanya memasang wajah gugupnya sembari mengangguk kecil.
Sekilas Irene menatap wajah Luhan yang sedang tersenyum penuh maksud padanya. Entah kenapa Irene merasa Luhan sedikit kehilangan jalan pikirannya dan membicarakan masa lalu di depan suaminya. Memangnya masa lalu apa lagi yang mau Luhan bicarakan?
"Sehun..."
"Pesanan anda, Nyonya." Suara pramusaji mengurungkan niatan Irene untuk berucap pada Sehun.
Ah, Irene sepertinya kalah dengan hidangan makanan di depannya. Entah kenapa niatan mengadu dengan Sehun jika ia bosan meluap entah ke mana, dan digantikan oleh rasa lapar yang menjadi-jadi. Irene sampai menggigit bibir bawahnya, entah kenapa ada rasa menyesal sudah memesan makanan manis ini. Kenapa ia menyesal? Ya, karena pada akhirnya ia tidak bisa menolaknya.
"Kau yang pesan?" tanya Sehun seakan tidak percaya dan Irene hanya mengangguk lesu. "Masih lapar, hm?" tanya Sehun mengusap rambut Irene singkat.
"Kau mau?" tanya Irene menawarkan, meski Sehun yakin perempuan itu tidak akan membiarkan Sehun merasakannya sedikit saja. Perempuan ini terlalu pelit dengan makanannya ketika hamil.
"Makanlah yang banyak," kata Sehun tersenyum. "Oh ya, tadi kau mau bilang apa?" tanya Sehun penasaran namun Irene malah menggeleng kecil masih dengan menatap beberapa makanan itu.
"Ah, tidak jadi." Irene tersenyum tipis dan Sehun hanya mengangguk.
Irene mendesah kecil, entah kenapa moodnya berubah-ubah, beberapa menit yang lalu ia sangat marah dan jengkel, namun sekarang, ia sudah lebih baik setelah melihat makanan. Ya ampun, jangan bilang harga dirinya hanya dibatasi oleh sepiring puding?
"Hah..." tanpa sadar Irene mendesah lalu memotong pudingnya.
"Ah, ya... Tadi berbicara soal pacar, kan?" Sehun kembali pada topik pembicaraannya pada Luhan, dan hal itu kembali membuat Irene menegang sempurna. Ia kira Sehun lupa dan membahas hal lain. Tapi kenapa Sehun masih betah menanyakan hal itu pada Luhan? Tidak adakah hal menarik lainnya?
"Benar... Sampai mana tadi?" Luhan seakan berpura-pura lupa dengan bahasan yang tadi, meskipun Irene yakin seratu persen pria itu hanya memasang wajah tanpa dosanya di depan Sehun, karena sedari tadi pria itu sibuk menatapinya sembari tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
• Only You | Hunrene ✔
FanfictionCompleted Pernah melihat duda hot dengan satu anak yang sangat lucu? Mari bertemu Sehun dan mendengar kisah cintanya. "Aku mencintaimu. Maukah kau membangun keluarga kecil kita bersama?" -- Sehun. ________ Vange Park © 2017
