Part 1

11.1K 969 226
                                    



***


Matanya terbuka dan tertutup. Pandangannya menerawang ke arah langit kamarnya yang kini sudah terang akibat sinar matahari yang masuk di pagi hari. Matanya melirik ke arah jam dengan bentuk kepala beruang berwarna pink itu. Pukul 6 pagi. Meski ia tidak tahu pasti tentang waktu namun ia sudah tahu jika hari sudah pagi.

Cekrek

Tiba-tiba matanya langsung terpejam kuat lagi dan berpura-pura memeluk bantal Ana miliknya. Derap langkah mulai terdengar mendekat hingga di rasanya ranjang besar bak ranjang seorang putri raja itu goyang karena ada yang menaikinya.

Chup.

Diam-diam ia tersenyum di dalam persembunyiannya saat merasakan kepalanya hangat karena ciuman, "Halmeoni tahu kau sudah bangun sayang." Bisik wanita paruh baya itu sambil tertawa kecil. Lantas, putri kecil itu membuka matanya dan tersenyum manis pada sang nenek. Piyama bermotif beruang itu terlihat begitu lucu di badan mungilnya.

"Selamat pagi Halmeoni." Ucap gadis kecil bernama Ha Yeon itu tersenyum manis. Sang nenek memeluk Ha Yeon dengan penuh kasih sayang. Mencium puncak kepala cucu kesayangannya itu dengan gemas beberapa kali. Ha Yeon merebahkan kepalanya di pundak sang nenek sambil memeluk erat leher neneknya itu.

"Appa?"

"Kau tahu sendiri appamu belum bangun jam segini." Ucap neneknya sambil melepaskan pelukan mereka. Lantas mendengar itu, Ha Yeon tertawa, "Pergilah ke kamar appa. Dan bangunkan singa tidur itu hm?" Ha Yeon mengangguk dua kali dengan mata berbinarnya. Kaki kecilnya turun dari ranjang dengan hati-hati dan segera berlari keluar menuju kamar sang ayah yang tepat berada di samping kamarnya.

Cekrek

Ha Yeon mendorong pelan pintu itu seperti takut pintunya bersuara. Ia sungguh berhat-hati saat ini. Dilihatnya kamar ayahnya gelap, bahkan tirai kamarnya belum terbuka. Ha Yeon menutup pintu itu dan berlari menaiki sofa dan mengambil sebuah remote di atas meja. Itu semua karena ia masih terlalu pendek untuk meraih meja yang lumayan tinggi itu.

Di tekannya sebuah tombol membuat tirai jendela itu terbuka dengan sendirinya. Cahaya matahari pun langsung merambat masuk melalui jendela kamar. Ha Yeon tersenyum riang kemudian menaiki sofa lagi dan mengembalikan remote tersebut. Rambut berwarna cokelat panjang dan bergelombangnya membuatnya terlihat sangat cantik bak sebuah boneka.

Setelah tirai terbuka, Ha Yeon kembali menatap seorang pria yang masih terlelap di alam mimpinya. Seorang pria tanpa kaos di tubuhnya sedang tidur dengan posisi tengkurap dan mendengkur halus. Ha Yeon tertawa geli melihat sang ayah. Ia pun naik ke atas ranjang dengan hati-hati. Bahkan terasa sangat susah menaiki ranjang ayahnya yang lumayan tinggi dibanding ranjang miliknya.

Setelah berhasil naik melalui sebuah kursi di dekat ranjang. Ha Yeon langsung merebahkan tubuhnya di dalam selimut yang sama dengan ayahnya. Memeluk lengan sang ayah sambil mencium kening ayahnya itu berkali-kali. Merasa jika seseorang sedang mengganggu tidurnya, pria tanpa kaos itu tersenyum tipis dan mengubah posisi tidurnya jadi memeluk putrinya dalam dekapannya.

"Appa..." suara menggelitik Ha Yeon membuat pria tampan itu tersenyum tipis, "Hm?" gumamnya sambil membenamkan ciumannya di puncak kepala Ha Yeon, "Kemarin guru Kim bilang, akan ada pentas seni di sekolah.Guru Kim menunjukku untuk bernyanyi solo tapi aku tidak mau." Kata Ha Yeon dan itu membuat kening pria bernama Sehun itu mengkerut. Di lepaskan pelukan hangatnya itu dan dilihat wajah putri kecilnya lekat-lekat.

• Only You | Hunrene ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang