Sehun duduk berjongkok di depan gadis yang saat ini sedang menangis. Sehun untuk pertama kalinya, ia seperti orang bodoh yang tidak tahu cara menghadapi gadis yang sedang menangis. Masalahnya, gadis ini menangis karena sikapnya sendiri. Perbuatan brengsek dan tidak tahu malunya.
Berkali-kali, Irene sudah mendorong, melempar Sehun dengan bantal, memukul bahkan membentak Sehun untuk keluar dari apartemennya. Namun, Sehun yang keras kepala malah lebih memilih berjongkok di depan Irene dan membiarkan gadis itu kelelahan untuk terus mengusirnya.
Sehun menghela napas. Ia mencoba meraih jemari Irene dan gadis itu tidak menolak. Irene hanya masih menangis dengan sedih. Sehun nampak frustasi.
"Rene..."
"Aku bilang pergi, Sehun! Kenapa kau tidak dengar?" ucapnya menatap Sehun dengan wajah sedihnya. Sehun menggeleng cepat sambil mencium jemari gadisnya lembut, "Aku tidak akan meninggalkanmu sebelum kita membicarakan masalah ini." Ucap Sehun lembut.
"Aku tidak mau bicara denganmu!" bentak Irene sambil menghempaskan tangan Sehun dengan kasar dan hal tersebut membuat Sehun sakit mendengarnya. Namun ia harus segera meluruskan masalah mereka, ia tidak mau menundanya lebih lama lagi.
"Tapi kita harus, sayang. Aku harus tahu mengenai hidupmu, begitu juga dengan kau." Sehun mengusap lembut jemari Irene sekali lagi sambil mengecup punggung tangan Irene sayang.
"Kau kasar! Aku tidak suka! Aku mohon, biarkan aku sendiri." katanya lagi masih menangis. Sehun tidak membantah. Entah kenapa malam ini ia sedikit kehilangan kesadarannya dan berbuat hal brengsek itu pada Irene. Ia hanya terbawa emosi saat Irene berpikir untuk mengakhiri hubungan keduanya. Sungguh, Sehun tidak akan siap dengan itu.
"Kita harus bicara, sekarang!" kata Sehun tegas namun tidak membentak. Ia hanya menekankan kata-katanya pada Irene. Gadis itu sedikit terkesiap dan menatap Sehun sendu.
"Aku tidak bisa bicara sekarang." Irene menggeleng pelan sambil mengusap air matanya sendiri. Sehun menghela napasnya lalu menatap wajah gadisnya dengan tatapan sedih dan menyesal.
"Sayang..."
"Tidak usah memanggilku sayang!" ketus Irene dan entah kenapa Irene yang marah-marah seperti ini malah membuat Sehun gemas dan segera ingin membuang gadis itu ke atas ranjang mereka. Sehun, tolong hilangkan pikiran mesum-mu sebentar saja.
"Baiklah. Cintaku?"
"Jijik Sehun!" pria itu tertawa sambil menahan tangan Irene yang sedang melayangkan setiap pukulannya pada tubuhnya, "Baiklah. Kau tidak mau menikah sekarang. Aku akan menunggu dan tidak akan memaksa lagi." Kata Sehun tulus membuat Irene menatap pria itu masih dengan wajah datarnya dan kesal.
"Tapi aku masih marah padamu. Hun, aku serius. Lebih baik kau pulang, aku sedang malas berdebat." Ucap Irene lelah membuat Sehun menggeleng lagi dengan tatapan memohon, "Jangan mengusirku lagi, Rene." Kata Sehun memohon.
"Kau membuatku marah."
"Kau mau memberiku kesempatan? Kali ini saja. Jika aku bersikap seperti itu lagi, maka kau bebas memberikan hukuman apa pun padaku. Apa pun!" Sehun menekankan kata-katanya membuat Irene menatap pria itu dengan menyelidik. Benarkah? Apa pun? Tapi, sejujurnya ini bukan masalah apa pun. Ini masalah hatinya yang terluka.
"Aku –"
"Sayang, aku berjanji. Kau bisa memegang janjiku." Kata Sehun dengan tulus dan penuh keyakinan. Jujur, itu membuat Irene sedikit goyah sekarang.
Sehun tersenyum kemudian mencium tangan Irene dengan sayang.
"Benar?" Irene menaikkan alisnya dan Sehun mengangguk mantap sambil tersenyum penuh keyakinan. Irene menghela napasnya, "Aku akan memukulmu dengan heel ku jika kau bohong." Sehun tersenyum manis kemudian menganggukkan kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
• Only You | Hunrene ✔
FanfictionCompleted Pernah melihat duda hot dengan satu anak yang sangat lucu? Mari bertemu Sehun dan mendengar kisah cintanya. "Aku mencintaimu. Maukah kau membangun keluarga kecil kita bersama?" -- Sehun. ________ Vange Park © 2017
