Part 12

9.9K 666 141
                                    

Typo for life :"D

.

.

.

Sehun sedang duduk tenang di atas ranjang besarnya, dan di depannya terdapat seorang gadis kecil yang sibuk memainkan boneka beruangnya. Ayah muda itu nampaknya sedang berusaha mengepang rambut Ha Yeon. Sehun sudah biasa melakukannya, bahkan, Ha Yeon tidak ingin dikepang oleh yang lain kecuali sang ayah.

"Sudah belum, appa?" tanya Ha Yeon mulai tidak sabar.

"Sedikit lagi," ucap Sehun kemudian mengikat ujung rambut Ha Yeon yang terakhir, "sudah." Sehun mengecup puncak kepala Ha Yeon dengan gemas.

"Appa, pakaikan sepatu juga, ya?" manja gadis itu sambil meletakkan kakinya di atas paha Sehun.

"Tidak mau. Ha Yeon bisa pakai sendiri, kan?"

"Tapi Ha Yeon sedang malas. Appa saja yang pakaikan. Ayo, appa! Nanti Ha Yeon terlambat!" serunya sambil membenturkan kakinya pada paha Sehun.

Pria itu menghela napas dan kemudian memukul gemas pantat Ha Yeon sebelum ia beranjak mengambil salah satu sepatu mahal Ha Yeon dari lemari khusus miliknya. Ha Yeon tertawa geli melihat sang ayah. Rasanya, sedikit senang jika mengerjai ayahnya itu.

Sehun pun berjongkok di depan Ha Yeon, kemudian memakaikan kaos kaki berwarna pink dengan gambar hati, lalu memakaikan sepatu berwarna putihnya yang terlihat sangat cantik membungkus kaki Ha Yeon yang kecil dan imut.

"Ada lagi, tuan putri?" tanya Sehun menaikan alisnya. Ha Yeon terkikik kemudian menyilangkan tangannya di dada. Gadis kecil itu nampak berpikir sejenak membuat Sehun tersenyum tipis.

"Hmm ... Ha Yeon mau, ciuman appa?" ucapnya tertawa gemas. Tanpa izin, Ha Yeon mencium bibir Sehun beberapa kali, "appa. Kata Taemin samchon, appa dan eomma akan memberikan Ha Yeon adik. Kata Taemin Samchon juga, appa dan eomma sedang melakukan proses pembuatan adik Ha Yeon. Benarkah?

Sehun melebarkan matanya. Taemin kurang ajar itu sudah berani mengotori pikiran putrinya yang suci ini. Lihat saja jika Sehun bertemu dengannya di kantor.

"Hmm ...Ha Yeon masih terlalu kecil untuk mengetahui itu. Lupakan saja, ya?" Sehun tersenyum kemudian mencium kening putrinya dengan lembut. Dan terakhir, pria itu menggendong Ha Yeon yang sudah siap untuk ke sekolah.

Mereka turun menuju meja makan, di mana sang ayah dan ibu sudah menunggu.

"Halmeoni! Harabeoji!" teriak Ha Yeon yang masih berada di gendongan Sehun. Bahkan, mereka juga belum turun dari tangga. Tapi, Ha Yeon selalu begitu jika bertemu kakek dan neneknya.

"Appa, turun!" rengek Ha Yeon meronta dalam gendongan Sehun. Pria Oh itu pun menghela napas kemudian menurunkan Ha Yeon dalam gendongannya. Membiarkan sang putri berlari untuk memeluk sang kakek dan nenek.

"Aigoo, cucu harabeoji semakin berat saja," ucap Tuan Oh sambil memangku Ha Yeon. Sehun tersenyum tipis kemudian berjalan untuk mencium pelipis sang ibu yang sedang menyiapkan piring.

"Sehun, kau sudah siap sepenuhnya, kan?" tanya sang ayah sambil menatap lekat pada sang putra.

"Siap untuk?" tanya Sehun tidak mengerti.

"Mengambil ahli sepenuhnya perusahaan. Appa sudah tidak ingin terlimbat dalam urusan bisnis. Kau tahu sendiri, kaki appa sudah tidak kuat untuk berdiri lama-lama," lirih Tuan Oh membuat Sehun mengangguk kecil, "jadi, appa akan menjadikanmu komisaris utama di perusahaan," tambahnya lagi.

• Only You | Hunrene ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang