Part 25

4.5K 521 88
                                    


Sehun menyentuh makanannya tanpa minat, sarapan paginya tidak membuatnya bersemangat. Bahkan meski melihat nafsu makan istrinya begitu lahap, rasa senang itu tidak mampu ditunjukkannya. Hanya ada rasa kesal, marah, dan lelah. Ia tidak pernah merasa sekesal ini sebelumnya. Sehun tahu, kenapa ia sangat kesal. Ya, semua inu karena sikapnya di belakang Irene. Sikap yang sangat pengecut dengan menyelingkuhi istrinya sendiri.

Demi Tuhan, Sehun tidak tahu lagi apa yang ia pikirkan kemarin hingga menyetujui hubungan gelap ini bersama Yoona. Sejenak ia berpikir semalaman untuk membatalkannya, namun ada rasa tanggung jawab yang membelenggunya. Sehun harap seminggu ini cepat berlalu hingga perasaan bersalah kepada Irene cepat melegakannya. Namun sialnya, bahkan untuk melewati satu jam saja terasa begitu lama sekali hingga membuat Sehun bosan dan muak.

Ia hampir rasanya ingin memukul meja makan untuk melampiaskan amarahnya. Sungguh kepalanya hampir pecah karena masalahbyang ia buat sendiri.

"Hun..." Sehun merasakan pijatan lembut di sekitar pelipisnya dari Irene. Perempuan itu memijatnya untuk menenangkan Sehun. Ia sedari tadi melihat wajah penuh amarah prianya dan juga penat yang melandanya. Irene jadi tidak tega melihat Sehun yang kelelahan karena bekerja. Oh, andai saja Irene tahu jika Sehun terlihat begitu penat karena sesuatu yang akan membuatnya marah besar, mungkin Irene tidak akan sudi satu rumah dengan Sehun atau mungkin lebih dari itu.

Berpisah, mungkin saja.

"Tidak usah bekerja dulu, istirahat di rumah saja, hm?" pinta Irene kemudian mencium Puncak kepala Sehun berkali-kali.

"Aku baik-baik saja, Rene."

"Tapi kau terlihat pucat." Irene menaruh dagunya di atas pundak Sehun. "Istirahatlah di rumah." Irene mengecupi pipi Sehun lembut.

"Tidak apa-apa, Rene. Aku bisa..." Sehun mengusap tangan Irene yang melingkar di lehernya dan mengecup bibir itu sekali. "Aku harus ke kantor..." Sehun berdiri dari tempatnya dan menatap Irene dengan sayang. Selanjutnya ia mengusap pipi Irene dan mengecup bibir istrinya dengan lembut disertai lumatan yang membuat keduanya terbuai.

Dan setelah itu, Sehun bersama Ha Yeon keluar dari rumah dan berangkat. Namun Irene merasa sesuatu sama sekali tidak beres dengan apa yang terjadi pada suaminya. Entah kenapa perasaannya sangat tidak tenang dan entah kenapa juga, hatinya sakit setiap kali memandang Sehun. Ia ingin menangis keras namun tidak tahu karena apa.

Dan akhirnya, Irene memutuskan untuk pergi mengikuti Sehun menuju kantornya. Ia penasaran kenapa hatinya begitu tidak tenang saat melihat Sehun melewati pintu rumahnya untuk pergi. Ia rasanya ketakutan untuk alasan yang sama sekali belum jelas. Kenapa ia bisa setakut ini? Kenapa ia bisa sepanik ini? Kenapa ia bisa setidak tenang ini? Kenapa dengan suaminya? Kenapa Sehun seperti menyembunyikan sesuatu darinya.

Irene pun bergegas dan mengambil cardigannya juga tasnya. Setelah itu, ia memberhentikan sebuah taksi lalu masuk ke dalam. Tangisnya juga sudah jatuh dari pelupuk matanya. Hatinya bergemuruh seakan tercubit. Sangat sakit, entah kenapa.

💔💔💔

Sehun menyeruput kopi panasnya, sedang di depannya ada Taemin yang menemaninya. Nampaknya Sehun sudah menceritakan semuanya pada sahabat karibnya itu, dan Taemin pun sudah memberikan reaksinya dengan memberikan satu bogeman mentah pada pipi Sehun saat mereka keluar dari lift dan menuju ke kafe depan kantor itu.

Taemin memijat keningnya, ia tidak pernah menyangka Sehun akan menjadi sebrengsek ini dalam bersikap. Tidak tahukah ia jika ia sudah memiliki keluarga yang baru? Masalah Yoona harusnya tidak lagi ia pikirkan lagi. Harusnya Yoona adalah buku yang ia tutup dan Irene adalah buku yang buka lalu ditulis dengan tinta warna warni.

• Only You | Hunrene ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang