Yakseokhae

5.7K 574 108
                                    

"Andwae... Andwae... ANDWAE!!!"

Peluh menetes di seluruh wajahnya, napasnya memburu, seperti baru saja dikejar harimau.

"Yak.. Hyung, apa kau mimpi buruk lagi, hmm?"

Namja tampan bergigi kelinci datang menghampiri, duduk tepat di tepi ranjang, memastikan keadaan bahwa Hyung-nya baik-baik saja.

Yang sedang diinterogasi sama sekali tidak menyahut, seperti bernapas tapi tidak bernyawa.

"Tae-hyung, kau kesurupan?" ucapnya seraya mengguncang bahu Hyung-nya.

"Yak.. berhenti memanggilku dengan nama itu. Aku baik-baik saja."

Pria yang baru saja dipanggil Tae, langsung beranjak dari ranjangnya menuju kamar mandi.

"Arraso.. arraso.. Kau itu V-hyung bukan Tae-hyung. Dia selalu mengomel tiap kali aku panggil nama itu. Dasar namja sentimen!"

Suara gemericik showwer mendominasi ruangan, menikmati proses jatuhnya air ternyata 2 kali lebih menyenangkan dibandingkan tidur 24 jam penuh.

Tidak ingin berlama-lama, Taehyung segera menyambar handuk, melilitkannya pada pinggang hingga menjuntai ke lutut lalu berjalan keluar.

Tangannya terulur menggeser pintu lemari, mencari kemeja hitam yang hampir 5 tahun ini tidak pernah lagi ia kenakan. Sebab mengenakannya sama saja seperti terlempar kemasa lalu.

Ceklek

Taehyung tau kalau yang membuka pintu tanpa mengetuknya lebih dulu itu adalah Jungkook, si kelinci mesum. Itu sebabnya ia tidak perlu menoleh lagi.

"Mau apa kau? Ingin melihat perkembangan ototku, Eoh?" suaranya terkesan dingin, padahal jauh dari kata itu. Yaa.. memang seperti itulah sosok Taehyung, dingin, cuek, dan selebihnya bisa kalian nilai sendiri.

"Aniyo, woah... Kau tampan sekali mengenakan kemeja ini, dari mana kau dapatkan itu?" pujinya. Namun di detik berikutnya, pujian itu hilang.

"Chakkaman! Dari warna kemeja yang kau pakai, sepertinya hari ini kau sedang berduka. Ada apa? Apa karena mimpi itu?"

Usai mengancingi kemejanya, Taehyung berbalik menatap Jungkook dengan wajah datar yang sudah menjadi ciri khas seorang Kim Ice Taehyung.

"Mau kemana aku, itu bukan urusanmu. Tugasmu adalah, belajar yang rajin. Turuti keinginan Appa-mu yang sedari dulu menginginkan anaknya menjadi seorang Dokter." Bahkan Taehyung terkekeh palsu mendengar ucapannya sendiri.

Ia menarik handuk yang masih membelit pinggangnya, lalu melemparkannya tepat pada wajah Jungkook, membuat pria itu berteriak seperti gadis disingkap roknya.

...

Masih pada posisi yang sama, berdiri menatap tanah yang menyembul dengan sebuah papan nama disudut atasnya. Tidak lupa dengan se-bucket bunga lyly di tangannya, bunga yang menjadi candu bagi wanita pertama yang selalu dan akan selalu ia cintai.

"Mianhae, Eomma.. karena baru sekarang aku mengunjungimu. Lama tidak bertemu, bagaimana kabarmu? Apa sakit itu masih terasa? Nado, aku juga masih merasakannya hingga saat ini." Taehyung berjongkok, meletakkan bunga itu perlahan.

"Sekarang aku tinggal bersama Tuan Jeon dan juga anaknya, mereka sangat baik padaku. Tapi ada satu yang disayangkan, Tuan Jeon adalah seorang Dokter, ia selalu menyuruhku untuk mengikuti jejaknya tapi aku menolak. Untuk apa aku mempelajari ilmu kedokteran jika hanya digunakan untuk menyuntik mati pasien. Kau tahu, Eomma? Mengapa aku tidak pernah mengunjungimu?"

Kill Me With Your HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang