I Gwang-gileul Meomchwola

1.5K 190 24
                                    

Orang bilang tidak ada kehidupan yang lebih bahagia selain berkumpul bersama keluarga. Memang benar, hal itu dirasakan oleh Tzuyu saat ini.

Kakak satu-satunya telah kembali mengisi rumah. Mengisi hati. Dan mengisi kekosongan keluarganya.

"Oppa, Ahjumma sudah menyiapkan makan malam. Ayo kita makan sekarang, pasti Appa sudah menunggu kita."

"Ne, khajja!"

Saat sudah sampai di penghujung tangga, Tzuyu menahan lengan Jimin untuk menghentikan langkahnya karena ia tengah melihat sesuatu yang tidak beres.

"Ada apa, Tzu-ya?"

"Oppa. Mereka semua siapa?" tanya Tzuyu menunjuk pada keempat pria bertubuh kekar tengah berbicara pada Appa-nya.

Jimin menatap lamat keempat pria itu. Tentu saja Jimin mengenalnya. Bahkan sangat mengenalnya.

"Mereka... mereka adalah orang suruhan Appa yang pernah menyanderaku, Tzu. Mau apa Appa memanggil mereka lagi?"

"Cepat beri dia pelajaran malam ini juga. Dari informasi yang aku dapat, Ayahnya sedang dalam perjalan ke Jerman jadi kemungkinan dia di rumah seorang diri." suruh Dr. Choi pada keempat anak buahnya.

Karena terkejut Tzuyu langsung menutup mulutnya dengan kedua tangan.

"Oppa. A-aku tidak salah dengar, kan? Appa menyuruh mereka untuk memberi pelajaran pada Taehyung? Orang yang Appa maksud itu Taehyung, kan?!"

"Tzuyu. Jangan panik seperti ini atau kita bisa ketahuan. Sekarang sebaiknya kau hubungi Taehyung, bilang padanya untuk segera meninggalkan rumah itu."

Tzuyu mengangguk. Dengan cepat ia mencari kontak Taehyung di handphonenya.

Sial!

Pada saat seperti ini mengapa mencari kontaknya saja sulit.

Dapat!

Handphonenya aktif tapi tidak ada jawaban.

"Taehyung-ah, jaebal angkat telefonku."

"Bagaimana?" tanya Jimin ikutan panik.

Tzuyu mulai menangis ketakutan. "Tidak diangkat, Oppa... bagaimana ini?"

Jimin bergeming.

Bukan. Bukan karena ia mengabaikan Tzuyu, melainkan dia sedang menajamkan telinganya untuk memastikan kalau melodi yang ia dengar memang berasal dari rumah ini.

"Oppa..."

"Sssttt. Sebaiknya kau diam dulu, aku mendengar sesuatu apa kau juga mendengarnya?"

Tzuyu tidak mengerti apa maksud Jimin mengatakan itu. Bisakah Jimin tidak mengalihkan pembicaraan di saat genting seperti sekarang ini.

"Sepertinya suara itu berasal dari gazebo. Ayo ikuti aku!"

Telinganya memang tidak pernah salah. Apa yang Jimin dengar itulah yang mereka lihat saat ini.

Tzuyu segera mengambil benda berbentuk persegi itu dengan hati kecewa.

Kill Me With Your HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang