Seulpeugo Gippeun, Geuge Jigeum Nae Gibun-Iya.

2.2K 301 31
                                    

Bahkan sampai jam segini mereka belum juga pulang, gumam Jungkook.

"Kau bicara apa?" Dari arah belakang terdengar suara seorang gadis, yang membuatnya harus menoleh.

"V-hyung, sejak pagi ia keluar rumah tapi sampai sekarang belum juga pulang. Aku yakin mereka memang sengaja keluar rumah untuk berkencan."

Gadis itu mengernyit, "Mereka? Berkencan? Apa di rumahmu ada seorang gadis juga?"

"Ya, dia anak dari teman appa-ku." Jungkook menghentikan ucapannya. Tiba-tiba saja kedua matanya menatap mata gadis itu. Senyum penuh arti terukir di bibirnya. "Lisa?"

"Ne?"

"Apa kau mau membantuku?"

"Mem-bantu? Maksudmu membantu untuk apa?"

Jungkook maju satu langkah, mendekatkan bibirnya pada telinga Lisa. "Bagaimana kalau kita saling membantu? Aku akan membantumu untuk mendekati V-hyung, dan kau harus membantuku mendekati gadis itu?"

Usai berkata, Jungkook segera menjauhkan wajahnya. Menanti jawaban atas tawarannya yang cukup menarik. Mungkinkah seorang Lisa menyetujui tawaran itu? Sebenarnya mungkin saja, karena sejak awal pertemuannya dengan Taehyung, ia merasa kalau ia telah menemukan orang yang selama ini ia cari.

___👞👞👞___

Di tengah hamparan padang rumput luas, seorang pria tersesat di sana. Tidak ada tanda-tanda kehidupan sedikit pun, hanya ada rumput yang menjadi alasnya serta langit yang menjadi selimutnya.

Hooiii!!!

Pria itu berteriak sekencang mungkin, suaranya terdengar menggema.

Tolong aku, tempat ini begitu asing!!!

Bola matanya terus bergerak ke seluruh penjuru, namun tidak juga menemukan orang lain.

Tek!

Pandangannya terkunci pada sebuah objek di sana. Bagaimana mungkin di tengah luasnya padang rumput terdapat sebuah pintu? Hei, dia tidak sedang berada di kehidupan fantasi kan? Apa mungkin Doraemon sudah membawanya ke Negeri Sakura? Tidak tidak, itu tidak mungkin! Lalu ini tempat apa?

Karena rasa penasarannya yang seakan-akan memaksa kakinya untuk melangkah, pria itu pun kini sudah berada di mulut pintu. Menelitinya sebentar sebelum akhirnya memasuki pintu tersebut.

Tiittt
Tiittt
Tiittt~

Suara bising yang ditimbulkan oleh patient monitor membuatnya terbangun dari tidur panjang selama 2 hari. Tapi mungkin juga bukan itu penyebabnya, lantaran melewati pintu yang terdapat di tengah padang rumput sepertinya lebih masuk akal.

Perlahan ia menggerakkan jari-jari tangannya yang terasa kaku. Meski tubuhnya terasa ringan karena masih terbaring di atas ranjang, namun kepalanya terasa pening. Seperti habis mendapatkan pukulan bertubi-tubi.

Tunggu! Ia mengingatnya. Kala itu ada seseorang yang datang mengetuk pintu, tanpa curiga ia pun membukanya. Tapi apa yang ia dapat? Orang itu malah memukulinya hingga koma seperti ini.

Argghhh!

Erangnya, seraya menyentuh bagian tempurung kepalanya yang berdenyut hebat.

Kill Me With Your HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang