Naleul Tteonaji Mala

2.1K 232 36
                                    

....Malam ini diperkirakan akan turun salju dengan kedinginan suhu mencapai 16 derajat celcius. Dikhususkan untuk penduduk Kota agar memakai pakaian hangat kalian jika ada keingan untuk melihat salju pertama yang turun....

"Kau dengar? Malam ini akan turun salju, seharusnya kita tidak berada di sini sekarang." keluh seseorang yang sedang mendengarkan radio melalui aplikasi handphone nya.

"Bos akan marah kalau tau kau bicara seperti itu." sahut orang satunya.

"Baiklah aku minta maaf. Hei, apa dia masih tertidur?" Matanya beralih menatap objek lain di dalam sana.

"Aku rasa begitu."

"Kasihan sekali nasibnya, baru kali ini aku melihat orang tua yang tega menyekap menantunya."

"Yak, kau tidak pernah tau apa yang dipikirkan orang tua. Terkadang keinginan mereka yang sering kita bantah padahal itu lah yang terbaik."

"Tetap saja aku merasa kasihan."

Begitu lah percakapan seru antara dua penjaga. Mereka asik bercengkerama sampai tidak sadar kalau Taehyung sudah membuka matanya.

Taehyung Pov ~

Hawa dingin menyapa lembut pori-pori kulitku. Beberapa jam lalu, seingatku jaket tebal masih terpasang rapih tapi sekarang--- ke mana mereka menanggalkannya??

Errr

Tiba-tiba kepalaku berdenyut seakan terkena pukulan benda keras.

Bultaoreune.... Fire ~

Panggilan bernada itu berasal dari handphone si penjaga.

"Nde, Seonsaengnim!?"

"...."

"Ne, chakkaman...." Penjaga itu memastikan keadaanku sekarang. "Eoh, sepertinya dia baru saja sadar."

"...."

"Ne, arasseo..."

Dr. Choi. Aku sangat yakin itu telfon darinya.

"Bos akan datang malam ini, yang perlu kau lakukan hanya dengan menuruti semua keinginanya tanpa ada penolakan sedikit pun. Kau tau kenapa aku menasehatimu seperti ini?" Orang itu melempar pandangan ke temannya sebelum kembali menatapku dan berkata, "Karena kami sudah mendapat tugas baru saat kau membantahnya maka kami akan memukulimu seperti kami memukul samsak. Tidak akan berhenti sebelum mendapat perintah dari atasan."

Aku hanya bisa menggeram dalam posisi yang serba salah. Kedua tangan terikat ke belakang tidak lupa dengan kaki, serta mulut yang tertutup rapat oleh lakban.

Kejadian ini--- aku pernah merasakannya. Saat di mana Tzuyu yang menjadi tawanan. Aku datang bersama Jimin untuk menyelamatkannya dan sekarang, aku berharap Ia juga akan datang. Tidak untuk menyelamatkanku tapi cukup mengatakan bahwa Ia percaya padaku, bukan aku yang patut disalahkan atas semua ini.

***

Author Pov ~

"Tzuyu, cepat turun. Ahjumma sudah menyiapkan sarapan untuk kita." teriak Jimin dari bawah tangga.

Kill Me With Your HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang