Ma-eum-eul Seontaeghagehasibsio

3K 371 33
                                    

Usai menikmati makan malam itu, Taehyung langsung beranjak ke kamarnya. Disusul oleh Jungkook.

"Hyung!"

"Mwo?" jawabnya malas-malasan.

"Coba kau tampar aku sekarang."

Plak!

"Yak! Kenapa mendadak seperti itu?" protesnya seraya memegangi pipi yang memanas akibat tamparan keras Taehyung.

"Barusan kau yang memintanya bodoh!"

"Baiklah. Hyung, berarti aku tidak bermimpi kali ini."

"Syukurlah, jadi kau tidak mengada-ada lagi." Benar-benar tidak peduli, Taehyung malah hendak pergi ke kamar mandi.

"Dia Hyung, dia gadis yang aku ceritakan waktu itu."

Tek!

Langkah Taehyung seketika itu juga berhenti tepat diambang pintu. Ia membalikkan tubuhnya menatap lurus ke arah Jungkook.

"Kau bilang apa?"

"Tzuyu, dia adalah gadis yang pernah aku tolong dan juga aku impikan." Pria itu menceritakannya dengan begitu antusias, "Bicara soal perjodohan, aku rasa aku mulai menyukainya."

Taehyung terdiam sejenak, sibuk mencerna perkataan itu.

"Hyung."

"Hmm?"

Nada bicaranya mendadak serius, Jungkook melangkah menghampiri Taehyung hingga menyisakan jarak satu langkah.

"Kau mau kan, mengalah untukku?"

Glek!

Bagaimana Taehyung harus menjawabnya, pria itu menatap dalam kedua mata Jungkook seolah tengah mencari sesuatu di sana.

"Hahaha... Kau bilang aku harus mengalah? Untuk apa aku mengalah, kau bahkan bisa memilikinya jika kau mau."

Demi apa Taehyung yang mengatakan ini? Oh sungguh, Jungkook bahagia bukan kepalang.

"Jinjja, Hyung?"

"Kapan aku pernah bohong padamu?"

"Gomawo, Hyung, Gomawo!" teriaknya kegirangan.

Chup!

Bibir basah Jungkook mendarat di pipi kiri Taehyung, setelahnya pria itu langsung berlari keluar sebelum yang punya pipi murka.

"Yak, dasar bocah mesum! Aisshhh jinjja. Kalau begini aku harus mandi lagi." Seolah kecupan Jungkook itu najis, Taehyung mengelapnya berkali-kali.

___👞👞👞___

A beautiful morning in Seoul City

Sudah genap 10 kali Tzuyu melirik gusar jam yang melingkar pada pergelangan tangannya. Seharusnya pagi ini ia berangkat ke sekolah, namun diurungkan. Ia malah menelfon Jimin dan meminta pria itu untuk membawanya pergi, ke mana saja asal jangan pindah planet.

Tin Tin!

Akhirnya setelah lama menunggu, malaikat penolongnya datang juga.

Tanpa disuruh, Tzuyu sudah lebih dulu melompat ke dalam mobil, menarik sitbelt lalu memasangnya. Jimin yang masih memegang setir hanya bisa menatap heran pada gadis itu. Gadis ajaibnya yang ia kenal sejak dulu.

Kill Me With Your HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang